Pada tanggal 20 November 1992, perusahaan mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya yang sekarang bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan kode SMAR. Modal dasar perusahaan dalam bentuk saham dengan jumlah 5.000.000.000 saham yang ditempatkan dan disetor
penuh sebesar 2.872.193.366 saham dengan nilai nominal saham Rp 200 per saham. Persentase kepemilikan saham perusahaan adalah sebesar 95,21 dengan
pemegang saham PT. Purimas Sasmita dan 4,79 dengan pemegang saham adalah publik.
Kapasitas produksi rata-rata pertahun untuk produk utama yaitu Refined Bleached Deodorized Stearin RBD Stearin dan Refined Bleached Olein RBD
Olein, pada industri pengolahan minyak sawit menjadi minyak goreng masing- masing adalah 270.000 tontahun dan 90.000 tontahun, sedangkan untuk produksi
lainnya adalah Palm Fatty Acid Destilate PFAD dengan kapasitas produksi sekitar 16.320 tontahun.
Dalam keseluruhan pelaksanaan proses produksi untuk menghasilkan produknya, terdapat beberapa proses utama yang dijalankan di PT. SMART, Tbk.
Medan, yaitu Refinery Plant, Fractination Plant, Margarine Plant, dan Filling Plant. Dengan proses tersebut dihasilkan produk non-branded dan produk
branded yang merupakan produk perusahaan.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. SMART, Tbk. Medan bergerak dalam bidang pengolahan Crude Palm Oil CPO sebagai bahan baku utama yang diperoleh dari pabrik-pabrik
Universitas Sumatera Utara
pengolahan kelapa sawit, baik yang ada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara.
Produk yang dihasilkan dari pengolahan Crude Palm Oil CPO ini adalah minyak goreng RBDOL Refined Bleached Deodorized Olein atau disebut juga
olein sebagai produk utama dan RBDST Refined Bleached Deodorized Stearin atau disebut juga stearin serta PFAD Palm Fatty Acid Destilate sebagai produk
sampingan. Produk-produk olahan CPO tersebut dikembangkan menjadi produk unggulan perusahaan, seperti minyak goreng Filma, Mitra dan Kunci Mas,
margarin Menara, Red Rose, Flagship dan Mitra dan Cocoa Butter Substitude Isoc-Premium, Isoc-CBS dan Isoc-CF.
Proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan dikategorikan atas dua proses, yaitu:
1. Proses refinery, merupakan proses pemurnian yang memisahkan asam lemak
jenuh Fatty Acid dan proses menghilangkan bau yang disebut dengan Deodorized.
2. Proses fraksinasi, yaitu proses pemisahan fraksi padat stearin dan fraksi cair
olein dengan cara filtrasi dan kristalisasi. Produk berupa RBDOL Refined Bleached Deodorized Olein dipasarkan
di dalam negeri dalam kemasan bermerek Filma, Mitra, dan Kunci Mas. Beberapa produk dari merek tersebut juga di ekspor ke luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Brazil dan lainnya. Sedangkan untuk produk RBDST Refined Bleached Deodorized Stearin dipasarkan di dalam dan luar negeri seperti Cina, Nigeria,
Brazil, Ukraina, New Zealand beberapa negara-negara di benua Asia, Afrika,
Universitas Sumatera Utara
Amerika dan Eropa lainnya dengan merek Menara, Mitra, Flagship, Isoc- premium, Isoc-CBS, dan Isoc-CF. Dengan alasan ini PT. SMART, Tbk. Medan
dituntut untuk benar-benar menjaga mutu produksi perusahaan tersebut supaya dapat dijaga kestabilan serta aman untuk dikonsumsi.
2.3. Organisasi dan Manajemen
2.3.1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagian yang menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang saling berkaitan untuk
pencapaian suatu tujuan tertentu. Struktur organisasi bagi perusahaan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya perusahaan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu dengan
yang lain dapat digambarkan pada struktur organisasi, sehingga para pegawai dan karyawan akan mengetahui dengan jelas apa tugas yang harus dilakukan serta dari
siapa perintah diterima dan kepada siapa harus bertanggungjawab. Dalam rangka mencapai efektifitas dan efisiensi kerja yang baik, PT.
SMART, Tbk. Medan telah berusaha menciptakan pengendalian internal yang sesuai dengan menyusun unit-unit kerja yang ditunjukkan pada Gambar 2.1.
struktur organisasi di PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan struktur staf dan fungsional.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. SMART, Tbk. Medan
Universitas Sumatera Utara
V-1
2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Dalam menggerakkan suatu organisasi, dibutuhkan personil yang memgang jabatan tertentu dalam organisasi dimana masing-masing dari personil
memiliki tugas tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Tugas dan tanggung jawab masing-masing personil dari struktur organisasi
di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Tenaga Kerja
PT. SMART, Tbk. Medan memiliki tenaga kerja yang terdiri dari karyawan tetap dan hariankontraktor dengan jumlah 599 orang. Karyawan
tersebut ditempatkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Untuk menjelaskan rutinitas produksi, PT. SMART, Tbk. Medan memiliki pembagian tenaga kerja
tetap dan tenaga kerja harianakontraktor. Berdasarkan jam kerjanya tenaga kerja di perusahaan dikelompokkan
atas dua bagian, yaitu: 1.
Kelompok kerja langsung, yaitu kelompok kerja yang harus bekerja secara terus menerus di dalam unit kerja. Kelompok ini langsung berhubungan dengan
proses yaitu bagian produksi dan laboratorium. 2.
Kelompok kerja tidak langsung, yaitu kelompok kerja yang hanya bekerja secara periodik di dalam unit kerja, antara lain pegawai kantor dan petugas
kebersihan.
Universitas Sumatera Utara
Rincian tenaga kerja di PT. SMART, Tbk. Medan dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut.
Tabel 2.1. Rincian Tenaga Kerja di PT. SMART, Tbk. Medan Klasifikasi
Pekerjaan Jenis Kelamin
Jumlah Tenaga Lokal
Pendidikan Pria Wanita Jumlah
SD SMP
SMU STM
AkademisUniv.
Staff 57
35 92
92 -
- -
92 Karyawan
319 36
355 355
13 20
256 66
Karyawan Kontrak
137 15
152 152
- -
104 48
Sumber: PT. SMART, Tbk. Medan
2.3.2.2. Jam Kerja
Jam kerja yang berlaku di PT. SMART, Tbk. Medan terbagi atas dua, yaitu:
1. General Time non Shift
General time adalah waktu kerja yang berlaku untuk karyawan yang bekerja di kantor mis. Bagian administrasi. Waktu kerja yang berlaku pada
bagian general time adalah: a.
Pada hari Senin sampai hari Kamis: Pukul 08.00 – 12.00 WIB bekerja
Pukul 12.00 – 13.00 WIB istirahat Pukul 13.00 – 16.00 WIB bekerja
b. Pada hari Jumat:
Pukul 08.00 – 12.00 WIB bekerja
Universitas Sumatera Utara
Pukul 12.00 – 13.30 WIB istirahat Pukul 13.30 – 16.00 WIB bekerja
c. Pada hari Sabtu:
Pukul 08.00 – 13.00 WIB bekerja 2.
Shift Time Karena proses produksi di PT. SMART, Tbk. Medan berlangsung selama
24 jam, maka waktu kerja untuk karyawan yang bekerja di lantai pabrik dibagi atas tiga shift kerja. Karyawan yang bekerja pada shift tersebut dibagi lagi atas
empat kelompok grup yang jadwal kerjanya diatur oleh perusahaan. Pembagian waktu kerja pada masing-masing shift tersebut adalah:
Shift I : 08.00 – 16.00 WIB
Shift II : 16.00 – 24.00 WIB
Shift III : 24.00 – 08.00 WIB
2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas 2.3.4.1. Pengupahan
Penghargaan terhadap hasil kerja karyawan diwujudkan dengan memberi upah dan fasilitas-fasilitas yang dapat menjamin kesejahteraan karayawan dan
keluarganya dengan tujuan selain untuk mensejahterahkan karyawan juga untuk meningkatkan produktivitas kerja. Sejalan dengan maksud tersebut, PT. SMART,
Tbk. Medan mengatur dan menetapkan sistem pengupahan karyawannya disesuaikan dengan golongan, status, jabatan, keahlian dan prestasi kerja.
Sedangkan untuk besarnya upah terendah yang diberikan kepada pekerja sesuai
Universitas Sumatera Utara
dengan kebijaksanaan tentang Upah Minimum Regional UMR yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Upah yang terdapat pada perusahaan terbagi atas tiga bagian, yaitu: 1.
Upah Bulanan Besarnya upah yang diterima seseorang tergantung kepada jabatannya dan
lamanya bekerja di perusahaan. 2.
Upah Lembur Upah lembur diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja yang
telah ditetapkan oleh perusahaan. Besarnya upah lembur yang diterima adalah upah lembur dikali banyak jam kerja lembur.
3. Upah perangsang
Upah perangsang diberikan menurut prestasi karyawan dan kerajinannya dengan tidak pernah absen selama satu bulan penuh.
Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya, PT.SMART, Tbk. Medan juga memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek kepada semua
karyawan berupa jaminan kecelakaan, kematian dan lain-lain. Undang-undang ketenagakerjaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk melindungi hak atas
kesejahteraan karyawan.
2.3.4.2. Fasilitas
Untuk mendukung para staff dan karyawan bekerja lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, perusahaan memberikan insentif dan fasilitas berupa:
Universitas Sumatera Utara
1. Pemberian cuti
Perusahaan memberikan cuti kepada karyawan berupa cuti tahunan, cuti sakit, cuti menikah, cuti musibah dan lain-lain.
2. Pemberian tunjangan hari raya
Tunjangan hari raya diberikan kepada karyawan sesuai dengan agamanya masing-masing. Besarnya tunjangan setiap orang bergantung kepada gaji
pokok dan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. 3.
Perawatan kesehatan Di perusahaan terdapat klinik, milik perusahaan yang ditangani oleh dua orang
dokter dan beberapa perawat untuk memberikan fasilitas pengobatan kepada staf dan karyawan serta keluarga dan juga untuk memberikan pelayanan
kesehatan maupun pertolongan apabila terjadi kecelakaan kerja. 4.
Bonus tahunan Perusahaan memberikan bonus tahunan kepada staf dan karyawan yang
sifatnya tidak mutlak setiap tahun. Besar bonus yang diberikan tergantung kepada kebijaksanaan pihak manajemen yang biasanya tergantung kepada
besarnya keuntungan perusahaan. 5.
Fasilitas kerja Untuk menunjang kelancaran tugas, perusahaan juga menyediakan peralatan-
peralatan yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kesalamatan kerja seperti helm, sepatu pengaman, kaca mata, dan sebagainya.
6. Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek
Universitas Sumatera Utara
Karyawan yang telah bekerja selama tiga bulan di perusahaanan mendapat fasilitas jaminan sosial tenaga kerja.
7. Koperasi dan sarana olahraga
Koperasi dikelola oleh perusahaan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan karyawan. Sementara sarana olahraga yang tersedia yaitu futsal dan badminton.
8. Transportasi
Perusahaan menyediakan bus untuk karyawan yang tidak memiliki kendaraan. 9.
Kamar mandiWC Seluruh karyawan dapat menggunakan fasilitas kamar mandiWC yang sudah
tersedia baik di kantor maupun di pabrik.
2.4. Proses Produksi 2.4.1. Bahan
2.4.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk yang digunakan sebagai bahan dasar serta memiliki komposisi terbesar
dalam pembuatan produk dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan baku Crude Palm Oil CPO.
Bahan baku tersebut diperoleh dari pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit, baik yang berada di Sumatera Utara maupun di luar Sumatera Utara seperti
Kalimantan, Riau dan P. Halaban. CPO yang berasal dari masing-masing PKS diangkut ke PT. SMART,
Tbk. Medan dengan menggunakan mobil tangki dan kereta api wagon,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan yang berasal dari Kalimantan, Riau dan P. Halaban menggunakan kapal Tanker.
2.4.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produks i dan masih terdapat di dalam produk akhir yang berfungsi untuk memperbaiki
tampilan produk, seperti cita rasa dan daya tarik sehingga menghasilkan produk akhir yang siap untuk dipasarkan. PT. SMART, Tbk. Medan menggunakan bahan
tambahan dalam proses produksi berupa bahan tambahan pangan dan kemasan Packaging.
Bahan tambahan pangan yang digunakan terdiri dari: 1.
Antioksidan 2.
Vitamin A, B dan D 3.
Garam 4.
Air Bahan tambahan kemasan Packaging yang digunakan oleh PT.
SMART, Tbk. Medan terdiri dari: 1.
Kemasan Primer Kemasan primer merupakan bahan kemasan yang digunakan untuk
mengemas produk secara langsung. Kemasan primer yang digunakan antara lain: a.
Jerygen Jerygen berfungsi sebagai kemasan olein ukuran 5000 ml, 10.000 ml dan
20.000 ml hasil proses filling.
Universitas Sumatera Utara
b. Pouch plastik kemasan laminating
Pouch plastik kemasan laminating berfungsi sebagai kemasan olein ukuran 1000 ml dan 2000 ml hasil proses filling.
c. Plastik polos dan bercorak
Plastik polos dan bercorak berfungsi sebagai kemasan stearin dan CBS hasil produksi.
2. Kemasan Sekunder
Kemasan sekunder merupakan kemasan yang berfungsi melindungi produk yang sudah dikemas menggunakan kemasan primer yang membantu
memudahkan kegiatan pengangkutan dan penyimpanan. Kemasan sekunder yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. Medan adalah kardus yang digunakan sebagai
kemasan packaging untuk produk yang telah dikemas dengan kemasan primer. 3.
Kemasan Tersier Kemasan tersier merupakan kemasan yang digunakan untuk mengemas
produk setelah dikemas dengan kemasan primer dan sekunder. Kemasan tersier yang digunakan oleh PT. SMART, Tbk. medan adalah peti kemas yang berfungsi
memudahkan kegiatan pengangkutan, terutama untuk jarak angkut yang jauh.
2.4.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang ikut dalam proses produksi tetapi tidak tampak dalam produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam proses
produksi di PT. SMART, Tbk. Medan adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Bleaching Earth
Bleaching Earth berfungsi untuk: a.
Mengabsorbsi kotoran-kotoran impurities yang tidak digunakan, seperti kandungan logam, karoten, kelembaban, bahan tak larut, dan pigmen
lainnya. b.
Mengurangi tingkat oksidasi produk. c.
Sebagai bahan pemucat dalam pengambilan warna dan proses bleaching. 2.
Asam Phosfat H
3
PO
4
Asam Phosfat H
3
PO
4
berfungsi untuk mengikat posfatida gumgetah, kandungan logam, dan kotoran lainnya menjadi gumpalan-gumpalan kecil dalam
proses degumming.
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi adalah metode atau teknik untuk membuat suatu barang atau jasa bertambah nilainya dengan menggunakan sumber tenaga kerja, mesin,
bahan baku, bahan penolong dan dana yang ada. Proses pengolahan yang dilakukan terhdap bahan baku Crude Palm Oil
CPO dilaksanakan dalam proses utama, yaitu proses refinery dan fraksinasi.
2.4.2.1. Proses Refinery
Proses refinery bertujuan untuk memurnikan crude palm oil CPO sehingga diperoleh kualitas Refined Bleached Palm Oil RBDPO yang melalui
tahapan pre-treatment dan deodorisasi. Proses pre-treatment terdiri dari proses
Universitas Sumatera Utara
penghilangan gum dengan suhu 80
o
C degumming dengan cara penambahan asam phosfat H
3
PO
4
80 untuk menghasilkan Degumming Palm Oil DPO dan kemudian dilakukan adsorbtive bleaching pada suhu 100
o
C dengan menggunakan tepung pemucat bleaching earth, selanjutnya disaring dengan
menggunakan filter untuk menghasilkan Degumming Bleached Palm Oil DBPO dan membuang spent earth yang berasal dari sisa bleaching earth. Sedangkan
pada tahap deodorisasi meliputi pemisahan Free Fatty Acid FFA, penghilangan zat-zat penyebab bau dan pemecahan senyawa karoten secara termal dengan
pemansan 262
o
C. Proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di
dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkalin dimana asam lemak fatty acid dan degummed oil
dihasilkan dengan alkalin, lalu sabunnya dipisahkan.
2.4.2.1.1. Tahap Pre-tratment
Pre-tratment merupakan proses awal degumming CPO dengan asam phosfat dan mengabsorbsinya dengan menggunakan bleachig earth. Pada tahap
ini, CPO diolah menjadi Degumming Bleached Palm Oil DBPO.
Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan getah gum, warna, logam-logam misalnya Fe, Cu, dengan penambahan bahan kimia seperti asam
phosfat H
3
PO
4
. Gum-gum harus diikat dari CPO agar rasa getir yang tidak disukai oleh konsumen pada olein dapat diperkecil dan dihilangkan.
Universitas Sumatera Utara
CPO yang akan diolah terlebih dahulu mengalami pemanasan dengan mengalirkan CPO ke plate heat exchanger. Pada plate heat exchanger pertama,
pemanasan menggunkan Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO yang berasal dari pompa sentrifugal, sedangkan pada plate heat exchanger kedua,
pemanasan dilakukan dengan menggunakan steam. Tujuan pemanasan ini adalah agar temperatur CPO dari tangki timbun dapat dinaikkan sebelum masuk ke dalam
mixer dan paddle mixer tank, dimana mixer akan menghomogenkan pencampurannya dengan asam phosfat yang konsentrasinya 80-85. Suhu CPO
yang masuk ke dalam mixer berkisar 85-95
o
C. Penambahan asam phosfat ke dalam CPO dilakukan dengan kecepatan laju alir 0,005-0,075 dari umpan CPO
yang masuk dengan waktu tinggal sekitar 15-30 menit, sebelum dimasukkan ke dalam bleacher.
2.4.2.1.2. Tahap Bleaching
Tahap bleaching dimulai dengan pengumpulan gum-gum pada CPO dengan penambahan asam phosfat pekat serta bleaching earth sebagai penyerap.
CPO yang sudah mengalami proses degumming dari paddle mixer tank dialirkan ke tanki bleacher. Kemudian bleaching earth dimasukkan ke dalam bleacher
dengan kecepatan laju air 0,6-1,5 dari laju umpan CPO yang masuk. Umpan bleaching earth tergantung pada kualitas minyak dan kualitas produk minyak
yang diinginkan. Suhu di dalam tangki dinaikkan dengan sparging steam pada suhu 95-110
o
C, agar dapat mempermudah proses absorbsi dari impurities dengan cepat. Keefektifan proses bleaching earth dapat diukur dari penurunan warna
Universitas Sumatera Utara
Bleached Palm Oil BPO yang dihasilkan dan kemampuannya berfungsi sebagai zat adsorbtive clearing.
BPO yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam buffer tank dimana pada tangki ini terjadi pemisahan antara BPO yang terbentuk dengan impurities
yang ada di dalamnya. Proses pemisahan dengan cara mengalirkan sparging steam 0,4-2 bar yang berasal dari bleacher, dengan demikian impurities yang terbawa
dengan uap akan dihisap oleh steam jet vacuum system. Setelah proses ini BPO dipompakan dengan pompa sentrifugal menuju tangki niagara filter press.
Sebelum BPO dialirkan ke Niagara Filter untuk disaring, tangki terlebih dahulu divakumkan. Jika vacuum pressure niagara filter rendah maka
niagara filter sudah siap dioperasikan. Lalu terjadi proses filling fill filter dimana BPO dari pompa sentrifugasi dialirkan ke Niagara Filter Press melalui
katup masukan. Jika level aliran high niagara filter menunjukkan alarm tinggi maka BPO mengalami tahap blackrun, dimana ukuran lubang filter akan mengecil
dan BPO yang mengandung bleaching earth dilewatkan. Jika BPO yang keluar telah jernih tidak mengandung butiran spent earth atau kotoran lain maka
dilanjutkan ke tahap filtrasi dimana pada tahap ini udara dikompresikan ke tangki niagara filter press melalui katup masing-masing. Disini udara akan menekan
BPO pada saat melewati permukaan filter sehingga akan lolos ke sisi-sisi dari filter dan masuk menuju saluran-saluran minyak pada sisi filter yang kemudian
mengalir ke bawah. Sedangkan impurities akan tetap menempel di filter. Jika waktu setting filtrasi telah selesai, maka akan dilanjutkan pada tahap pengosongan
niagara filter press. Jika BPO yang ada di dalam tangki niagara filter press sudah
Universitas Sumatera Utara
melewati high level maka secara otomatis BPO akan dialirkan ke dalam buffer tank atau dialirkan keluar niagara filter press menuju press cyclone, yang
kemudian dialirkan ke shop oil tank, lalu dialirkan lagi ke blecher. Tahap ini disebut dengan tahap sirkulasi.
Pada tahap pengosongan niagara filter, DBPO dialirkan keluar melalui katup menuju tangki deodorator untuk proses deodorasi. Setelah tahap
pengosongan selesai dan alarm menunjukkan low maka dilanjutkan ke tahap pengeringan cake drying dimana pada tahap ini perlu diperhatikan steam yang
keluar, jika pada sight glass terlihat tidak ada lagi DBPO yang terikut dengan steam maka dilanjutkan dengan tahap post emptying dimana pada tahap dilakukan
maksimum tiga menit dan dilanjutkan ke tahap ventilasi yaitu pengeluaran udara. Jika tekanan menunjukkan low maka akan dilanjutkan ke tahap cake discharge
sehingga spent earth terbuang ke dalam penampungan spent earth.
2.4.2.1.3. Proses Deodorisasi
Setelah DBPO dipisahkan atau difiltrasi pada tangki polishing filter dan dialirkan ke tangki deodorator, maka minyak DBPO dibebaskan dari gas
deoderasi pada kondisi vakum. Setelah proses ini, DBPO dipanaskan pada plate heat exchanger dengan menggunakan steam sampai temperatur 240-270
o
C dan tekanan vakum 1,7-4,5 ton, kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer.
Pada pemanasan ini suhu minyak BPO harus benar-benar diperhatikan supaya terhindar dari penguapan minyak netral, tocopherol yang lebih banyak dan
mungkin terjadi dari isomerisasi serta reaksi termokimia yang tidak diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Setelah minyak DBPO yang dipanaskan mencapai temperatur yang diinginkan, minyak dimasukkan ke dalam tangki vacuum dryer, dimana pada tangki ini terjadi
penguapan cairan dan zat-zat yang mudah menguap. Uap yang dihasilkan dihisap oleh steam jet vacuum system.
Dari vacuum dryer DBPO dialirkan ke dalam shell and tube heat exchanger, dimana steam yang ada pada heat exchanger ini berasal dari HP boiler
dan kondensat yang dihasilkan, diproses kembali ke dalam HP boiler dan pemanasan sampai temperatur 271
o
C dan tekanan 1,7-4,4 ton. Setelah proses pemanasan ini, minyak DBPO dialirkan ke dalam flash cyclone dan dilanjutkan ke
dalam prestripper. Pada prestripper DBPO yang dimasukkan mengalami proses penguapan kembali, dimana yang diinginkan adalah asam lemak bebas dan
senyawa-senyawa penyebab yang lebih mudah menguap serta produk oksidasi, seperti aldehid dan keton yang masih ada dalam DBPO. Bila senyawa di atas tidak
diuapkan maka akan timbul bau yang tidak sedap dan rasa tidak enak pada minyak. Uap dari DBPO di dalam prestripper didinginkan dengan menggunakan
kondensat yang telah didinginkan pada plate heat exchanger. Kondesat yang terbentuk kemudian dialirkan ke dalam fatty acid tank dan secara otomatis katup
akan terbuka jika tangki tersebut telah mencapai level alarm high. Kemudian DBPO dialirkan ke tangki deodorizer. Pada tangki ini DBPO kembali diuapkan
dengan pemanasan steam. Prinsip kerja deodorizer sama dengan sama dengan prinsip kerja yang ada pada destilasi bertingkat, yaitu memisahkan senyawa yang
ada di dalam DBPO dengan menggunakan titik didih dan uapnya diserap oleh vacuum system.
Universitas Sumatera Utara
Setelah pemindahan terjadi maka proses deodorisasi ini disebut Refined Bleached Deodorized Palm Oil RBDPO. RBDPO ini dialirkan ke dalam plate
heat exchanger untuk didinginkan dengan menggunakan CPO yang berasal dari tangki penimbunan. RBDPO ini kemudian dialirkan ke buffer tank yang berfungsi
sebagai tempat penampungan hasil refinery sebelum dilakukan proses fraksinasi.
2.4.2.2. Proses Fraksinasi
Proses fraksinasi dilakukan dengan dry fractination. Proses fraksinasi kering adalah untuk memindahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu pada
oil fraksi cair dan pada stearin fraksi padat. Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar dibandingkan dengan titik beku olein. Trigliserida yang ada
dalam fraksi stearin terutama terdiri dari komponen asam lemak jenuh, sedangkan fraksi olein terutama terdiri dari trigliserida dengan komponen-komponen tak
jenuh. Pada temperatur rendah 20
o
C stearin berada pada fasa padat, sedangkan olein tetap berada pada fasa cair. Dengan demikian dapat dengan mudah
dilakukan pemisahan fraksi. Pada kebanyakan proses fraksinasi, digunakan RBDPO sebagai umpan, tetapi kadang-kadang dapat pula digunakan DBPO.
Fraksinasi dapat dilakukan secara double fractination olein dan double fractination stearin. Double fractination olein dilakukan untuk mendapatkan olein
super dengan cara mengubah kembali RBDPO yang diperoleh dari proses fraksinasi. Kualitas utama yang diharapkan dari proses ini adalah parameter IV =
59 – 63, Cloud Point CP = 7 max. sedangkan double fractination stearin dilakukan untuk mendapatkan kualitas soft stearin, dimana dilakukan fraksinasi
Universitas Sumatera Utara
ulang. Kualitas soft stearin yang diinginkan adalah parameter IV = 40 – 49. Tahapan proses fraksinasi dilanjutkan dengan tahap kristalisasi dan tahap
pemisahan fraksi olein dan stearin.
2.4.2.2.1. Kristalisasi
Tujuan kristalisasi adalah untuk menjadikan fraksi stearin mengkristal akibat pendinginan pada suhu 20
o
C, dengan menggunakan tangki kristalizer. Minyak sawit RBDPO dari tangki penyimpanan buffer tank dipompakan menuju
pemanas heat exchanger. Hal ini dilakukan agar RBDPO dalam keadaan fase cair, dimana suhunya sekitar 50 – 55
o
C. Pemanas yang digunakan adalah steam dengan tekanan 1,5 – 2,5 bar. Kemudian RBDPO dialirkan ke tangki kristalizer
melalui katup. Pada saat filling RBDPO ke kristalizer, agitator di dalam kristalizer harus beroperasi dengan baik. Di dalam kristalizer temperatur RBDPO diturunkan
sekitar 24 – 30 C dengan menggunakan air pendingin. Proses pendinginan terjadi
dua kali dengan menggunakan air pendingin dari cooling tower berada pada suhu 25
o
C dialirkan ke tangki kristalizer sehingga terjadi proses pendinginan dan menghasilkan temperatur 35
o
C. Pada saat temperatur 35
o
C dicapai, pendinginan akan dilanjutkan dengan menggunakan air dari chiller. Chiller adalah unit
pendingin air yang dapat menurunkan temperatur air sampai 7
o
C. Air ini akan digunakan untuk pendinginan minyak lanjutan setelah didinginkan dengan air
biasa dengan suhu 25 – 35
o
C. Selama di tangki kristalizer terjadi proses pendinginan selama 275 menit,
dan selama proes ini Refined Palm Oil RPO diaduk dengan pengaduk yang
Universitas Sumatera Utara
dilengkapi dengan scrapper pada ujung lengannya. Kecepatan pengadukan akan berubah pada tahap pendinginan untuk membantu pembentukan kristal yang
sesuai untuk disaring oleh membran filter pada saat yang ditentukan. Pengadukan bertujuan untuk mencegah pembekuan RPO, pemerataan suhu dan pemerataan
penyebaran kristal. Scrapper pada ujung lengan pengaduk berfungsi untuk mencegah
akumulasi kristal stearin pada dinding tangki. Pada saat program pendinginan berakhir dan kristal minyak yang sesuai diperoleh, proses penyaringan dapat
dimulai. Setelah semua isi tangki kristalizer benar-benar kosong pada saat filtrasi, secara otomatis minyak akan mengisi dan memulai kembali untuk tahap
pendinginan pada tahap filtrasi berikutnya.
2.4.2.2.2. Pemisahan Fraksi Olein dari Kristal Stearin
Proses penyaringan olein dari kristal stearin diawali dengan memasukkan minyak ke dalam membran filter press, dimana minyak RBDPO dari kristalizer
dipompakan ke dalam membran filter press. Setelah proses filling selesai, dilanjutkan dengan proses squeezing. Pada proses ini membran filter press saling
merapat dan udara dikompresikan sehingga akan terjadi penekanan yang akan mengakibatkan terjadi pemisahan antar olein dan stearin. Fraksi olein cair akan
mengalir melalui selang-selang di bagian kiri-kanan bawah filter press menuju tangki olein. Sedangkan fraksi stearin padat akan membentuk lempengan padat
diantara membran-membran filter press. Setelah proses ini angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan
Universitas Sumatera Utara
dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah
proses ini, angin akan ditiupkan untuk memisahkan sisa-sisa RBDPO yang masih ada dalam bentuk kristal dan dilanjutkan dengan proses blow melalui inflate yang
dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa olein yang ada dalam membran filter press. Setelah proses ini selesai, angin akan ditiupkan kembali sehingga
membran-membran filter press akan terbuka dan stearin berupa lempengan akan jatuh ke bak penampungan yang dilengkapi dengan blade beraliran listrik
sehingga mencair dan dapat dialirkan ke tangki stearin. Apabila proses filtrasi mengalami gangguan, misalnya penyumbatan
pori-pori membran filter press, maka akan dialirkan filtrat dan wash oil melalui katup ke alat membran filter press untuk melepaskan stearin jenuh yang melekat.
Washing filter press digunakan untuk mencuci dan membersihkan filter press yang sudah beberapa kali digunakan untuk mencairkan stearin yang melekat pada
filter cloth. Washing filter press difungsikan dengan cara menggunakan olein washing pada temperatur 65 -75
o
C dengan membuka steam masuk ke coll.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Skema Proses Produksi Pembuatan Minyak Goreng dan Margarin pada PT. SMART, Tbk. Medan
Universitas Sumatera Utara
Tahap pertama dari proses produksi, dimulai dengan refining. CPO dipompakan ke tangki degumming untuk memisahkan gum dan minyak.
Pemisahan ini menggunakan bahan penolong asam phosfat yaitu asam phosfat dengan suhu 70
o
C. Selanjutnya minyak dipompakan ke tangki bleaching untuk pemucatan warna minyak. Proses ini menggunakan bleaching earth dan kalsium
karbonat dengan suhu 90
o
C. Dengan menggunakan filter, bleaching earth dipisahkan dengan minyak dan akan menghasilkan Bleached Degummed Palm Oil
BDPO. Proses selanjutnya adalah proses deodorisasi, yaitu memisahkan Free
Fatty Acid FFA dari RBDPO dengan suhu 262
o
C dan akan menghasilkan Refined Bleached Degummed Olein RBDO dan Refined Bleached Degummed
Stearin RBDS. Blok diagram proses produksi pembuatan minyak goreng dan margarin
dapat dilihat pada Gambar 2.2.
2.5. Mesin dan Peralatan
Teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan proses produksi pabrik adalah semiotomasi, dimana semua kegiatan proses produksi melibatkan manusia
dan mesin yang terprogram. Berdasarkan pengolahan bahan baku Crude Palm Oil CPO menjadi minyak goreng dan stearin pada PT. SMART, Tbk. Medan
menggunakan mesin yang terbagi atas tiga unit proses, yaitu: 1.
Pre-physical Refined Unit 2.
Physical RefiningUnit
Universitas Sumatera Utara
3. Fractination Unit
Mesin dan peralatan yang digunakan di lantai produksi secara lengakap disajikan pada Lampiran 2.
2.6. Utilitas