126
waktu kepada anak merupakan salah satu hal yang penting dalam membentuk kepribadian anak agar anak merasa diperhatikan sehingga memungkinkan mereka
untuk tidak melakukan hal dan kegiatan yang merugikan diri mereka sendiri dan mempertanggung jawabkan perbuatan yang telah dilakukanya serta menjaga nama
baik keluarga orang tua dan agama. Adapun manfaat penelitian yang dilakukan adalah untuk menambah literatur
dalam akademik, dan juga penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi banyak pihak dalam melakukan riset yang terkait dengan pendidikan khususnya
pendidikan pada remaja. Tulisan ini juga diharapkan bisa menjadi suatu potret bagi lembaga-lembaga maupun instansi-instansi yang akan melakukan pembinaan
dan memberikan pengetahuan bagi remaja khususnya memberikan informasi yang khususnya tentang gaya hidup modern dan pergaulan remaja kota khususnya kota
Medan dengan baik untuk dijadikan pedoman dalam menerapkan hidup sehat dan pergaulan yang sehat sehingga mampu memahami dan mengerti bertanggung
jawab dengan pergaulan mereka.
5.2. Saran
Dari penjelasan yang ada di setiap bab yang sudah diuraikan sebelumnya berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis melihat bahwa
pergaulan remaja saat ini sangat membutuhkan perhatian agar mereka terhindar dari hal-hal yang dapat merugikan diri mereka sendiri.
Oleh karena itu, adapu saran yang dapat dikemukakan antara lain :
Universitas Sumatera Utara
127
1. Lingkungan pergaulan yang baik dan positif sangat di butuhkan dalam
pergaulan para remaja. Pergaulan yang sehat juga di harapkan untuk terhindar dari berbagai hal yang tidak di inginkan. Seperti pergaulan
yang sehat tanpa menggunakan narkoba. 2.
Orang tua haruslah berperan sebagai teman yang dapat memberikan kenyamanan jangan mematahkan semangat anak dengan marah tanpa
tau ada apa dibalik perbuatan yang dilakukan anaknya. Tentunya orang tua haruslah menanamkan ilmu agama yang kuat dirumah sehingga si
anak harus memikirkan dua kali untuk yang akan ia lakukan, karena harus memikirkan akibat yang akan di hasilkan. Dan memberikan anak
tanggung jawab atas diri mereka sendiri. 3.
Hiburan atau liburan memang dibutuhkan untuk menenangkan fikiran dan tenaga, namun para remaja haruslah memanfaatkan hiburan dan
liburan yang mereka lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga bisa membuat kegiatan hiburan ataupun liburan tersebut menjadi bermanfaat
bagi diri mereka sendiri dan berguna untuk orang lain.
Universitas Sumatera Utara
48
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
2.1. Sejarah Kota Medan
Kota Medan merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara, hal ini didasarkan atas faktor sejarah terbentuknya Kota Medan yang memiliki cikal
bakal dari wilayah kekuasaan Kesultanan Deli pada waktu itu BPS, 2010:xxxv. Secara spesifik pada zaman dahulu Kota Medan ini dikenal dengan nama Tanah
Deli dan keadaan tanahnya berawa-rawa. Terdapat beberapa sungai melintasi Kota Medan ini dan bermuara ke Selat Malaka. Sungai-sungai itu adalah Sei Deli,
Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei Putih, Sei Babura, Sei Belawan dan Sei Sulang SalingSei Kera.
Pada mulanya yang membuka perkampungan Medan adalah Guru Patimpus lokasinya terletak di Tanah Deli, maka sejak zaman penjajahan orang
selalu merangkaikan Medan dengan Deli Medan–Deli. Setelah zaman kemerdekaan lama kelamaan istilah Medan Deli secara berangsur-angsur lenyap
sehingga akhirnya kurang popular.Pada awal perkembangannya Kota Medan merupakan sebuah kampung kecil yang bernama Medan Putri. Perkembangan
Kampung Medan Putri tidak terlepas dari posisinya yang strategis karena terletak di jalur pertemuan antara dua sungai, yaitu sungai Deli dan sungai
Babura.
Universitas Sumatera Utara
49
Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan demikian Kampung Medan
Putri yang merupakan cikal bakal Kota Medan, cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.Pesatnya perkembangan Kampung Medan
Putri sebagai cikal bakal terbentuknya sebuah kota juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang
merupakan tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Usaha perkebunan berkaitan erat dengan pembukaan lahan bagi perkebunan tembakau yang dirintis
oleh Jacobus Nienhuys dan berpusat di pertemuan dua alur sungai sungai Babura dan sungai Deli yaitu suatu wilayah yang disebut sebagai Medan Putri.
Tujuan Nienhuys datang ke Deli adalah sebagai rangkaian perjalanan mencari lahan untuk perkebunan tembakau sebagai tugas dari perusahaan dagang
Pieter van den Arend Consortium Pelzer, 1951.Pada perkembangan lanjutan, cikal-bakal Kota Medan ditentukan oleh pemberian konsesi tanah oleh Sultan
Mahmud kepada Nienhuys yang turut menyeret pengakuan atas hak tanah-tanah rakyat yang termasuk dalam konsesi tanah tersebut Said, 1977:36-37. Konsesi
tanah tersebut yang meliputi Kampung Baru dan Deli menjadi lahan bagi tanaman tembakau dan pala pada masa itu, menurut Said 1977:37-38 pada tahun 1870
kegiatan perkebunan atas konsesi tanah tersebut atau disebut juga perkebunan Deli Mij telah menjadi luas.
Kota Medan sebagai sebentuk wilayah perkotaan memiliki penduduk yang dapat digolongkan pada kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang
terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras dan golongan. Komposisi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
50
Kota Medan terdiri atas Melayu, Batak Mandailing, Toba, Karo, Pak-pak, Simalungun, Angkola, Jawa, Aceh, Minangkabau, Tionghoa, India Tamil, Sikh.
Komposisi masyarakat Kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas beberapa lokasi, hal ini disebabkan karena pada awalnya lokasi tersebut
merupakan daerah awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di Kota Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang
terpecah-belah melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang dimiliki setiap masyarakat di Kota Medan.
2.1.1. Kota Medan Secara Administrasi
Sesuai dengan dinamika pembangunan kota, luas wilayah administrasi Kota Medan telah melalui beberapa kali perkembangan. Pada Tahun 1951, Walikota
Medan mengeluarkan Maklumat Nomor 21 tanggal 29 September 1951, yang menetapkan luas Kota Medan menjadi 5.130 Ha, meliputi 4 Kecamatan dengan 59
Kelurahan. Maklumat Walikota Medan dikeluarkan menyusul keluarnya Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 66IIIPSU tanggal 21 September
1951, agar daerah Kota Medan diperluas menjadi tiga kali lipat. Melaui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 Kota Medan kemudian
mengalami pemekaran wilayah menjadi 26.510 Ha yang terdiri dari 11 Kecamatan dengan 116 Kelurahan. Berdasarkan luas administrasi yang sama maka melalui
Surat Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 1402271PUOD, tanggal 5 Mei 1986, Kota Medan melakukan pemekaran Kelurahan menjadi 144 Kelurahan.
Universitas Sumatera Utara
51
Perkembangan terakhir berdasarkan Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Sumatera Utara Nomor 140.222772.K1996 tanggal 30 September 1996
tentang pendefitipan 7 Kelurahan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 tahun 1992
tentang Pembentukan Beberapa Kecamatan di Kotamadya Daerah Tingkat II Medan, secara administrasi Kota Medan dimekarkan kembali, dibagi atas 21
Kecamatan yang mencakup 151 Kelurahan. Berdasarkan perkembangan administrative ini Kota Medan kemudian tumbuh secara geografis, demografis
dan sosial ekonomis. Secara administratif,wilayah kota medan hampir secara keseluruhan
berbatasan dengan Daerah Kabupaten Deli Serdang, yaitu sebelah Barat, Selatan dan Timur. Sepanjang wilayah Utara nya berbatasan langsung dengan Selat
Malaka, yang diketahui merupakan salah satu jalur lalu lintas terpadat di dunia. Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang kaya dengan Sumber
Daya alam SDA, Khususnya di bidang perkebunan dan kehutanan. Karenanya secara geografis kota Medan didukung oleh daerah-daerah yang kaya Sumber
daya alam seperti Deli Serdang , Labuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Karo, Binjai dan lain-lain. Kondisi ini
menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar, saling menguntungkan, saling memperkuat
dengan daerah-daerah sekitarnya. Di samping itu sebagai daerah yang pada pinggiran jalur pelayaran Selat
Malaka, Maka kota Medan memiliki posisi strategis sebagai gerbang pintu
Universitas Sumatera Utara
52
masuk kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun kuar negeri ekspor-impor. Posisi geografis kota Medan ini telah
mendorong perkembangan kota dalam 2 kutub pertumbuhan secara fisik , yaitu daerah terbangun Belawan dan pusat kota Medan saat ini.
2.2. Kota Medan Secara Demografis
Penduduk Kota Medan memiliki ciri penting yaitu yang meliputi unsur agama, suku etnis, budaya dan keragaman plural adat istiadat. Hal ini
memunculkan karakter sebagian besar penduduk kota Medan bersifat terbuka. Secara Demografi, Kota Medan pada saat ini juga sedang mengalami masa
transisi demografi. Kondisi tersebut menunjukkan proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian tinggi menuju keadaan dimana
tingkat kelahiran dan kematian semakin menurun. Berbagai faktor yang mempengaruhi proses penurunan tingkat kelahiran adalah perubahan pola fakir
masyarakat dan perubahan social ekonominya. Di sisi lain adanya faktor perbaikan gizi, kesehatan yang memadai juga mempengaruhi tingkat kematian.
Dalam kependudukan dikenal istilah transisi penduduk. Istilah ini mengacu pada suatu proses pergeseran dari suatu keadaan dimana tingkat kelahiran dan
kematian tinggi ke keadaan dimana tingkat kelahiran dan kematian rendah. Penurunan pada tingkat kelahiran ini disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
perubahan pola berfikir masyarakat akibat pendidikan yang diperolehnya, dan juga disebabkan oleh perubahan pada aspek sosial ekonomi. Penurunan tingkat
Universitas Sumatera Utara
53
kematian disebabkan oleh membaiknya gizi masyarakat akibat dari pertumbuhan pendapatan masyarakat. Pada tahap ini pertumbuhan penduduk mulai menurun.
2.3. Kota Medan Dalam Dimensi Sejarah