86
3.4.3. Remaja Kalangan Bawah
Kalangan remaja ini adalah kalangan remaja yang cukup memprihatinkan. Remaja kalangan ini adalah remaja yang sangat rentan. Karena remaja kalangan
bawah berasal dari keluarga yang tidak berada. Tidak sedikit kalangan dari remaja ini terjerumus dalam pergaulan remaja yang buruk. Takut diejek kurang pergaulan
dan kampungan membuat para remaja menjadi harus lebih update tentang hal yang lagi digandrungi oleh para remaja saat ini.
Remaja yang berlatar belakang keluarga dengan ekonomi yang pas-pasan membuat remaja itu sendiri minder. Minder dalam artian, merasa tidak sepadan
dengan teman-teman yang lebih berkecukupan. Tak jarang remaja yang ingin mengikuti zaman, namun keuangan orang tua tidak mencukupi kebutuhannya,
remaja dalam kalangan ini gampang terlena uang banyak dengan cara mudah namun tidak memikirkan resiko atau bahaya untuk mendapatkan uang depan
mudah. Umumnya yang gampang terlena uang banyak dengan cara mudah ini adalah remaja putri. Remaja putri pada kalangan ini rela melakukan apapun untuk
mendapatkan uang banyak dengan cara mudah. Tidak sedikit remaja putri yang rela menjajahkan tubuhnya untuk mendapatkan uang banyak dengan mudah,
walaupun tubuh mereka menjadi bayarannya. Biasanya remaja putri umumnya melakukan ini hanya untuk mengikuti
zaman agar tidak dibilang kampungan dan tidak ketinggalan zaman. Biasanya remaja putri ini mau menjadi simpanan maupun menemani om-om lelaki hidung
belang karaoke ataupun makan bahkan lebih. Seperti penuturan Putri – 20 tahun: “Om-om lelaki hidung belang yang aku kawani biasanya ngasih apapun
yang aku mau. Dari handphone, baju mahal, sepatu, tas, jam dan
Universitas Sumatera Utara
87
kebutuhan perempuan lainnyalah. Ngasih uang juga. Aku malu dengan kawan-kawanku orang itu pake handphone selalu keluaran terbaru,
sedangkan orang tuaku gak sanggup belikan gitu, jadi aku berusaha sendirilah. Kadang duitnya yang dikasih om aku tabung juga”.
Cukup tragis pergaulan remaja saat ini. Untuk mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara mudah dan menghasilkan uang banyak mereka lakukan
agar tidak dibilang kampungan. Penulis sempat bertanya kepada Putri apakah dia tidak risih jalan dengan om-om yang setara dengan ayah atau pamanya, lalu putri
menjawab : “Enggaklah, apa boleh buat yang penting aku dapat duit, aku bisa ganti
handphone dan punya uang banyak. Jadi kalo kawan aku ngajak kemana- mana aku ada uang, aku mau belanja baju, sepatu keperluan cewe lainya,
ya aku bisa beli. Soalnya ngandelin uang dari orang tua gak cukup. Gak pentinglah dia sepantaran seperti bapakku atau pamanku”.
Untuk bisa sekedar ikut KTV tidak jarang cewe yang tidak memiliki uang buat patungan merelakan diri mereka “dipake” untuk sebagai ganti. Berikut
penuturan lengkap yang dijelaskan Oky kepada penulis : “Untuk bisa enak minum, menikmati suasana di dalam KTV biasanya
cewe yang ada didalam KTV dibawa joged, dibuat mabuk dikasih minum sampai teler lalu para laki-laki yang ada didalam bebas berbuat apasaja
terhadap cewe tersebut, Dari pihak cewe juga tidak ada penolakan, asal mereka dapat ikut KTV dan minum. Hal ini adalah hal lumrah didalam
KTV. Mereka pelaku KTV yang ada didalam satu ruangan selagi itu tidak ada perlawanan dan cewenya mau, ya sudah tidak ada yang marah dan
komplen. Selepas KTV, yaudah kayak gadak kejadian ajalah pura-pura gatau kek gadak apa-apa. Kalo sor ada rasa cewe-cowonya ya lanjutlah,
kek pacaran misalnya”.
Universitas Sumatera Utara
88
Tabel 7 Uang Bulanan Dari Orang Tua
Nama Nominal Uang Bulanan
Oky 1.500.000
Rere 3.000.000
Budi 3.000.000
Mawar 2.250.000
Putri 1.000.000
Sumber : Data Pribadi Penulis
Jajan bulan yang diterima para narasumber yang mereka dapat dari orang tua mereka masing-masing berbeda-beda. Tidak semuanya sama, terlebih kasta
mereka juga berbeda-beda. Bahkan ada juga remaja yang mendapatkan uang tambahan untuk jajannya dengan cara yang cukup miris, yaitu dengan jalan
dengan jalan pintas menjajahkan diri mereka tanpa memikirkan resiko yang bisa ditimbulkan dari perbuatannya itu.
3.5. Aktivitas Remaja Dalam KTV