Penggunaan Lahan Karakteristik Lokasi dan Wilayah

Kabupaten Pamekasan masih banyak berharap belas kasih sang hujan. Kondisi ini secara drastis akan menyebabkan kekurangan suplai air pada saat musim kemarau.

7. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data yang tercatat pada tahun 2012, penggunaan lahan di Kabupaten Pamekasan sebagian besar merupakan tegalan yaitu seluas 32.966,34 Ha. Penggunaan lahan sebagai tegalan ini terkait dengan kondisi topografi Kabupaten Pamekasan yang merupakan daerah perbukitan dan sebagian lagi merupakan tanah tandus seluas 15.920,43 Ha. Kondisi tanah yang tandus ini biasanya menjadi kendala bagi penduduk yang tinggal dalam mengembangkan perekonomian karena tanah semacam ini kurang produktif bagi pertanian yang merupakan mata pencaharian penduduk pedesaan. Penggunaan lahan yang lainnya adalah sebagai daerah pemukiman seluas 11.531,70 Ha, sementara untuk jasa perdagangan hanya 26,30 Ha saja dan industri pertanian seluas 92,40 Ha. Adapun penggunaan lahan sebagai area pertambangan hanya 9 Ha saja dan hanya terdapat di Kecamatan Kadur. Penggunaan tanah lainnya yaitu untuk area pertanian meliputi sawah irigasi seluas 1.386 Ha yang hanya tedapat di Kecamatan Tlanakan, Galis dan pakong. Sawah semi irigasi seluas 5.213,03 yang ada di semua kecamatan dan sawah tadah hujan seluas 8.569 Ha yang juga tersebar di seluruh kecamatan. Tabel II.9 Penggunaan Tanah per Kecamatan Ha 2010 Kecamatan Pemukiman Perkampug an Kubura n Jasa Perda ganga n Industri Pertania n Tam ban g Sawa h irigas i Sawah semi irigasi Sawa h tadah hujan Tegalan Hutan sejeni s Tamba k garam Tanah tandus rusak Jumlah 1. Tlanakan 2. Pademawu 3. Galis 4. Larangan 5. Pamekasa n 6. Proppo 7. Palengaan 8. Pegantena n 9. Kadur 10. Pakong 11. Waru 12. Batumarm ar 13. Pasean 555,22 793,08 282,62 890,80 937,62 1.266,78 1.563,22 2.171,93 872,49 482,31 885,00 368,50 462,13 13,50 20 7,10 22,00 22,60 33,20 20,20 54,00 21,80 10,80 22,60 9,50 11,60 1,50 1,60 3,40 1,50 6,50 1,90 1,70 1,50 1,50 1,50 1,50 1,20 1,00 14 32,40 5,50 12,10 4,50 - - 3 6,50 11,50 1,20 1,70 - - - - - - - - - 9 - - - - 114 - 578 - - - - - - 694 - - - 14,03 1.857,0 72,00 497,00 370,00 284,00 258,00 280,00 186,00 600,00 553,00 115,00 127,00 733 951 257 241 158 2.22 336 15 11 354 586 2.580 127 2.129,60 2.287,42 891,39 1.924,53 1.147,78 2.570,87 3.725,28 3.790,97 2.483,56 215.29 2.270,59 4.882,10 4.639,37 338 238 269 - - - - - - 219 94 - - 268 1.008,5 820 - - - - - - - - - - 629,15 - - 497,07 - 772,25 2.943,60 2.287,60 1.650,15 701,60 2.464,11 1.655 2.319,90 4.810 7.189 3.186,01 4.086 2.647 7.149 8.848 8.604 5.242 3.290 6.878 9.613 7.688 Jumlah 11.531,70 268,90 26,30 92,40 9 1.386 5.213,0 3 8.569 32.958,7 5 1.158 2.096,5 15.920,4 3 79.230,0 1 Sumber : Pabupaten Pamekasan Dalam Angka 2012 Keberadaan sawah irigasi yang masih menjangkau tiga kecamatan ini perlu ditingkatkan jangkauannya untuk meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Pamekasan sehingga petani tidak hanya tergantung pada musim penghujan saja. Meskipun diluar musim penghujan para petani masih bisa survive dengan menanam tanaman jagung atau tembakau namun kekeringan juga bisa menjadi kendala bagi petani untuk menghasilkan produk pertanian dengan kualitas terbaik. Bagi masyarakat yang tinggal disepanjang garis pantai, memanfaatkan lahan untuk tambak garam. Luas area tambak garam di Kabupaten Pamekasan adalah 2.096,50 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis. Sedangkan lahan yang digunakan untuk hutan seluas 1.158 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Galis, Pakong dan Waru. Keberadaan area hutan ini perlu dilestarikan di tingkatkan karena selain fungsi ekonomis, hutan juga memiliki fungsi sebagai daerah resapan air yang bisa meminimalisasi terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor. Seringkali alih fungsi lahan dari hutan ke pertanian atau untuk permukiman kurang memperhatikan dampak lingkungan yang demikian. Oleh sebab itu, mengenai tata guna lahan harus benar- benar terencana dengan baik terutama mengedepankan dampak lingkungan dalam proses pembangunan di Kabupaten Pamekasan.

b. Potensi Pengembangan Wilayah