Keberadaan sawah irigasi yang masih menjangkau tiga kecamatan ini perlu ditingkatkan jangkauannya untuk
meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Pamekasan sehingga petani tidak hanya tergantung pada musim penghujan
saja. Meskipun diluar musim penghujan para petani masih bisa survive dengan menanam tanaman jagung atau tembakau namun
kekeringan juga bisa menjadi kendala bagi petani untuk menghasilkan produk pertanian dengan kualitas terbaik.
Bagi masyarakat yang tinggal disepanjang garis pantai, memanfaatkan lahan untuk tambak garam. Luas area tambak
garam di Kabupaten Pamekasan adalah 2.096,50 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu dan Galis.
Sedangkan lahan yang digunakan untuk hutan seluas 1.158 Ha yang tersebar di Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Galis, Pakong
dan Waru. Keberadaan area hutan ini perlu dilestarikan di tingkatkan karena selain fungsi ekonomis, hutan juga memiliki
fungsi sebagai daerah resapan air yang bisa meminimalisasi terjadinya bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Seringkali alih fungsi lahan dari hutan ke pertanian atau untuk permukiman kurang memperhatikan dampak lingkungan yang
demikian. Oleh sebab itu, mengenai tata guna lahan harus benar- benar terencana dengan baik terutama mengedepankan dampak
lingkungan dalam proses pembangunan di Kabupaten Pamekasan.
b. Potensi Pengembangan Wilayah
1. Pertanian
Program swasembada pangan merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam rangka meningkatkan ketersediaan pangan
dan pemenuhan kebutuhan masyarakat di Kabupaten Pamekasan. Beberapa komoditas pertanian yang menjadi produk unggulan
Kabupaten Pamekasan antara lain padi. Padi merupakan tanaman pangan pokok di Kabupaten Pamekasan yang tersebar di 13
kecamatan di Kabupaten Pamekasan. Tanaman padi di Kabupaten
Pamekasan ditanam pada bulan November-Maret pada saat musim hujan. Lahan yang ditanami padi pada umumnya adalah
sawah irigasi teknis maupun tadah hujan. Budidaya tanaman padi di Kabupaten Pamekasan terdiri dari dua sistem budidaya yaitu
padi sawah dan padi ladang. Padi sawah pada umumnya terdapat di daerah irigasi teknis sedangkan padi ladang merupakan padi
tadah hujan. Produksi tanaman padi di Kabupaten Pamekasan dalam kurun
waktu 2008-2012 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 jumlah produksi padi sebanyak 127.391 ton, pada tahun 2012
mencapai 158.195 ton dengan daerah penghasil terbanyak adalah Kecamatan Pademawu dan Proppo.
Selama ini, tanaman padi sebagian besar hanya dikonsumsi petani sehingga nilai ekonomi dan nilai tambah padi tidak
tereksploitasi secara maksimal. oleh karena itu, peluang investasi masih terbuka sangat luas untuk industri beras, tepung beras dan
industri makanan olahan lainnya. Produksi tanaman pangan unggulan yang lain adalah jagung.
Jagung merupakan makanan pokok masyarakat Madura. Oleh karena itu, jagung mempunyai tempat tersendiri dalam hal
pemasaran maupun penanamannya. Budidaya tanaman jagung lokal Madura sangat mudah untuk dilaksanakan karena tidak
membutuhkan perawatan yang sulit sehingga biayanya murah. Tanaman jagung tersebar merata di seluruh Kabupaten
Pamekasan dan pada umumnya di tanam di ladang. Berdasarkan aspek kesesuaian lahan, Kabupaten Pamekasan sangat cocok
untuk dikembangkan budidaya tanaman jagung baik jagung lokal maupun jagung hibrida.
Perkembangan produksi jagung di Kabupaten Pamekasan ini juga terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 4 tahun
terakhir. Pada tahun 2008 produksi jagung di Kabupaten Pamekasan mencapai 97.864 ton dan pada tahun 2012 mencapai
154.433 ton. Adapun wilayah penghasil jagung terbesar adalah
Kecamatan Batumarmar, Kecamatan Pasean dan Kecamatan Palengaan.
Peluang investasi tanaman jagung berupa budidaya jagung hibrida yang selama ini masih belum banyak berkembang
meskipun mempunyai nilai potensi produksi yang prospektif karena mampu menghasilkan produksi yang cukup tinggi. Selain
untuk investasi secara on farm, investor dapat menanam modalnya pada sektor off farm berupa pengolahan makanan
berbasis jagung, tepung dan pakan ternak. Selain tanaman pangan padi dan jagung masih banyak produk
holtikultural lainnya yaitu ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah dan kacang hijau. Sedangkan tanaman holtikultural buah-buahan yang
menjadi produk unggulan adalah mangga. Mangga merupakan jenis buah tropis yang dapat dibudidayakan hampir diseluruh
Pamekasan dan banyak disukai oleh masyarakat. Oleh karena itu, mangga mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan
sehingga mempunyai nilai ekonomis yang tinggi bagi petani. Mangga dapat diolah menjadi berbagai macam produk turunan
seperti makanan maupun minuman dan produk lainnya. Berbagai varietas mangga yang ditanam di Kabupaten Pamekasan
diantaranya mangga gadung, harum manis dan lali jiwo. Keberadaan tanaman mangga di Kabupaten Pamekasan merata
diseluruh kecamatan yang ada. selain yang diusahakan atau dibudidayakan secara sistematis, tanaman mangga hampir ada
disetiap pekarangan penduduk. Permasalahan yang melanda para petani mangga adalah
anjloknya harga mangga pada saat musim panen raya tiba. Fenomena tersebut disebabkan karena saat panen yang
bersamaan jumlah penawaran lebih tinggi dari permintaan sehingga harga menjadi anjlok. Maka tidak heran jika produksi
mangga selama kurun waktu 2008 hingga 2012 terus mengalami penurunan. Jika pada tahun 2008 jumlah produksi mangga di
Kabupaten Pamekasan bisa mencapai 12.666 ton, pada tahun 2012 jumlah produksi mangga hanya 8.135 ton.
Produk buah unggulan yang lain adalah durian. Durian yang selama ini dikenal sebagai salah satu buah yang cukup digemari
oleh masyarakat dan mempunyai nilai ekonmis yang tinggi. Di Kabupaten Pamekasan, tanaman durian berkembang cukup pesat
di daerah dataran tinggi yakni di Kecamatan Pegantenan 312 m dpl dan Kecamatan Pakong 250 m dpl. Kedua kecamatan
tersebut memang terkenal sebagai penghasil durian dengan kualitas yang cukup baik. pengembangan dan budidaya tanaman
durian di Kabupaten Pamekasan masih dikelola secara tradisional diperbanyak melalui biji sehingga belum mampu memproduksi
secara maksimal dan membutuhkan waktu berbuah yang relatif lama.
Produksi durian dari tahun 2008 hingga tahun 2009 terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 produksi mencapai 565
ton hingga pada tahun 2012 mencapai 2.143 sungguh peningkatan yang signifikan. Jenis durian yang dibudidayakan
adalah jenis durian lokal. Para petani belum mampu melakukan rekayasa teknologi seperti kultur jaringan, cangkok dan lain-lain
untuk memperbanyak tanaman durian secara massal dan dalam waktu yang relatif singkat.
Jika hal tersebut dapat dilakukan maka jumlah produksi durian di Kabupaten Pamekasan dapat meningkat karena didukung juga
oleh kesesuaian lahan dan faktor iklim yang cocok. Sementara itu, areal pemasaran durian di Kabupaten Pamekasan relatif masih
terbatas di pasar lokal dan sedikit di pasar regional. Keterbatasan tersebut disebabkan karena jumlah produksi durian yang sangat
kecil sehingga wilayah pemasarannya juga menjadi terbatas. Padahal durian memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi
karena harga yang relatif stabil di pasar meskipun memasuki masa panen raya.
Tabel II.10 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan Ton
Pertanian 2008
2009 2010
2011 2012
1. Padi 2. Jagung
3. Ubi kayu 4. Ubi jalar
5. Kedelai 6. Kacang tanah
7. Kacang hijau 8. Buah-buahan
- Jeruk
- Durian
- Rambutan
- Mangga
- Jambu air
- Pisang
9. Sayur-sayuran -
Bawang merah
- Cabe rawit
- Cabe besar
- Kacang
panjang -
Tomat -
Terong 127.391
97.864 34.270
658 968
3.191 1.006
25 565
224 12.666
129 1.980
9.006 6.054
3.192 880
626 159
130.858 121.961
31.272 662
1.953 4.501
1.145
32 555
268 11.749
286 3.966
10.157 9.014
3.192 1.853
754 262
141.331 141.680
31.529 444
1.460 5.033
1.151
92 949
557 13.642
491 6.398
14.960 10.791
3.479 3.906
2.538
683 149.598
144.056 32.948
475 1.526
4.923 1.203
197 3.122
7.158 78.042
513 6.686
15.633 11.277
3.636 4.082
2.652 1.012
158.195 154.433
15.126 1.120
1.432 4.065
919 242
2.143 581
8.135 525
7.246 15.854
26.061 2.925
2.595 1.783
760
Sumber : Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Tahun 2013
Kabupaten Pamekasan juga memiliki potensi untuk budidaya tanaman sayuran antara lain bawang merah, cabe rawit, cabe
besar, kacang panjang, tomat dan terong. Bawang merah merupakan salah satu jenis komoditi unggulan dari Kabupaten
Pamekasan karena mempunyai ciri yang khas yakni beraroma tajam dan berbentuk bulat lonjong. Jenis bawang merah yang
dibudidayakan adalah varietas Manjung. Perkembangan produksi bawang merah di Kabupaten Pamekasan
selama 2008 hingga 2012 terus mengalami peningkatan yakni dari 9.006 ton pada tahun 2008 menjadi 15.854 ton pada tahun
2012. Kualitas bawang merah Kabupaten Pamekasan yang baik
merupakan keunggulan kompetitif yang dimiliki sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun regional. Pengembangan luas
panen dan peningkatan produksi bawang merah masih sangat terbuka luas karena ketersediaan lahan yang memadai dan
sarana produksi saprodi yang memadai. Sementara itu, pengembangan produk turunan bawang merah untuk industri
makanan juga memiliki prospek yang baik. Selain bawang merah, cabe rawit atau lombok juga merupakan
komoditi yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, fluktuatif dan sensitif sehingga menjadi isu nasional apabila terjadi fluktuasi
harga lombok kecil atau cabe di pasar. Oleh karena itu, pengembangan budidaya cabe rawit untuk menuju swasembada
cabe nasional merupakan peluang yang sangat besar untuk mengembangkan cabe di Kabupaten Pamekasan.
Hingga 2012 produksi cabe rawit mencapai 26.061 ton, jumlah ini lebih banyak jika dibanding dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan jumlah produksi merupakan suatu hal yang positif dalam upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi di
Kabupaten Pamekasan. Adapun wilayah pemasaran cabe rawit atau lombok kecil hasil produksi Kabupaten Pamekasan telah
mampu menembus pasar regional seperti Surabaya hingga Jakarta. Kondisi tersebut dapat terlihat pada padatnya arus
pengiriman cabe rawit dari Pamekasan keluar Madura
menggunakan truk. Peluang pengembangan cabe tidak hanya untuk konsumsi secara langsung tetapi juga dapat digunakan
untuk industri makanan dan bumbu masakan.
2. Peternakan