2. Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah mendasar bagi pembangunan di Jawa Timur tidak terkecuali Kabupaten
Pamekasan. Oleh sebab itu berbagai program-program pengentasan kemiskinan terus dicanangkan disemua aspek
baik dalam aspek pendidikan maupun ekonomi dan aspek sosial lainnya. Menurut catatan, jumlah penduduk miskin di
Kabupaten Pamekasan pada tahun 2011 mencapai 179.200 jiwa. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka
jumlah ini tidak sefantastis pada tahun 2010 dan 2008. Artinya kurun waktu 2008 hingga 2011 jumlah penduduk
miskin di Kabupaten Pamekasan mengalami penurunan. Pada tahun 2008 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan
mencapai 213.055 jiwa dan mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi 200.980 jiwa.
Berkurangnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ini mengindikasikan bahwa ada capaian dari
pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan meskipun
belum semuanya bisa terbebas dari kemiskinan, namun berkurangnya jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun ini
merupakan perkembangan yang cukup berarti bagi Kabupaten Pamekasan.
Berkurangnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten Pamekasan ini mengindikasikan bahwa ada capaian dari
pembangunan yang selama ini dilakukan oleh pemerintah khususnya dalam hal pengentasan kemiskinan meskipun
belum semuanya bisa terbebas dari kemiskinan, namun berkurangnya jumlah penduduk miskin dari tahun ke tahun ini
merupakan perkembangan yang cukup berarti bagi Kabupaten Pamekasan.
3. IPM Kabupaten Pamekasan
Kualitas Hidup Manusia Kabupaten Pamekasan tercermin dari Indeks Pembangunan Manusia IPM. IPM ini diterbitkan setiap
tahun sejak tahun 1990. IPM memberikan suatu ukuran yang menggabungkan tiga dimensi tentang pembangunan manusia
yaitu; Pertama, panjang umur dan menjalani hidup sehat diukur dari usia harapan hidup. Kedua, terdidik diukur dari
tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan dan tinggi. Ketiga,
memiliki standart hidup yang layak diukur dari paritas daya beliPPP, penghasilan.
Meskipun IPM merupakan gabungan dari tiga dimensi pembangunan, namun indeks tersebut bukanlah suatu ukuran
yang menyeluruh tentang pembangunan manusia. Hal ini karena IPM tidak menyertakan indikator-indikator penting
seperti misalnya ketidaksetaraan dan sulit mengukur indikator-indikator seperti penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia dan kebebasan politik. Indeks ini memberikan sudut pandang yang lebih luas untuk menilai kemajuan
manusia serta meninjau hubungan yang rumit antara penghasilan dan kesejahteraan.
IPM Provinsi Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2008 sebesar 70,38 naik pada
tahun 2009 menjadi 71,06 dan hingga tahun 2010 sebesar 71,62, pada tahun 2011 menjadi 72,15, dan pada tahun 2012
sebesar 72,15. Kenaikan IPM Jawa Timur dari tahun 2008 hingga 2012 ini juga diikuti oleh Kabupaten Pamekasan.
Kondisi ini terlihat dari IPM Kabupaten Pamekasan pada tahun 2008 sebesar 63,13. Kondisi ini terus mengalami kenaikan
pada tahun 2009 sebesar 63,81, pada tahun 2010 IPM Kabupaten Pamekasan meningkat menjadi 64,6, pada tahun
2011 mencapai 65,48, dan pada tahun 2012 sebesar 65,72. Meskipun terjadi disparitas angka IPM antara Jawa Timur
dengan Kabupaten Pamekasan, namun peningkatan yang terjadi merupakan indikator adanya peningkatan kualitas
hidup manusia di Kabupaten Pamekasan yaitu adanya peningkatan angka harapan hidup, peningkatan tingkat
pendidikan masyarakat dan terpenuhinya standart hidup yang layak bagi penduduk.
2. Fokus Layanan Urusan Pilihan