Peternakan Potensi Pengembangan Wilayah

menggunakan truk. Peluang pengembangan cabe tidak hanya untuk konsumsi secara langsung tetapi juga dapat digunakan untuk industri makanan dan bumbu masakan.

2. Peternakan

Kabupaten Pamekasan memiliki potensi yang besar di sektor peternakan. Hal ini dapat terlihat dari catatan yang ada dalam kurun waktu 2008 hingga 2012 sebagian besar sektor peternakan mengalami perkembangan yang positif. Budidaya ternak yang ada di Kabupaten Pamekasan ini meliputi ternak besar maupun ternak kecil. Adapun jenis peternakannya antara lain sapi potong, sapi perah, kambing, domba, ayam ras petelur, ayam bukan ras, ayam ras pedaging, itik dan entok. Sapi potong merupakan salah satu komoditi pada sektor peternakan yang paling menonjol di Kabupaten Pamekasan. Jumlah populasi sapi potong terus menunjukkan trend positif dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2008 populasi sapi potong hanya 97.899 ekor maka pada tahun 2012 populasinya mencapai 142.445 dengan penghasil utama adalah Kecamatan Pasean. Sampai saat ini sistem ternak sapi dilakukan secara individu yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Pamekasan. Sapi Madura ini selain untuk dikonsumsi dagingnya juga dibuat sebagai hewan pacu kerapan sapi. Sapi potong adalah sapi jantan berumur antara 2,5-3,5 tahun yang digemukkan dengan sistem kereman dengan masa kerem sekitar 4-6 bulan dikandangkan terus menerus dan tidak dipekerjakan dengan pemberian pakan yang teratur serta jenis pakan rumput pilihan sesuai petunjuk serta kebutuhan gizinya terpenuhi. Sapi Madura hasil penggemukan dengan sistem kereman ini akan mempunyai kualitas daging yang baik dan harga jual yang lebih tinggi daripada daging sapi biasa. Dari segi pemasaran, sapi potong sudah merambah hingga ke seluruh pulau Jawa. Sementara itu, ternak kecil yang banyak dikembangkan adalah ayam bukan ras atau ayam petelur mengingat kebutuhan masyarakat Pamekasan sangat tinggi akan telur ayam dan belum lagi permintaan dari luar Pamekasan yang juga sangat tinggi maka peluang bisnis di sektor ini sangat besar untuk digeluti. Tabel II.11 Perkembangan Populasi Ternak ekor N o Peternakan 2008 2009 2010 2011 2012 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sapi potong Sapi perah Kambing Domba Ayam ras petelur Ayam bukan ras Ayam ras pedaging Itik Entok 97.899 15 42.615 34.627 149.925 603.747 255.600 45.186 19.962 123.597 16 57.978 21.488 142.281 765.908 249.000 44.941 20.200 124.780 14 60.140 21.475 251.870 771.524 210.750 45.744 20.538 127.674 18 62.397 21.563 243.590 771.480 456.908 48.490 20.454 142.445 18 62.450 21.480 431.219 771.510 175.900 48.484 20.460 Sumber : Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Tahun 2013 Oleh sebab itu, perkembangan populasi ayam bukan ras dari tahun-ke tahun terus mengalami peningkatan. Menurut catatan pada tabel II.11, jumlah populasi ayam bukan ras pada tahun 2008 hanya 603.747 ekor, namun pada tahun-tahun berikutnya hingga tahun 2012 jumlahnya meningkat menjadi 771.510 ekor. Selain ayam bukan ras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, itik dan entok juga memiliki peluang bisnis yang cukup besar untuk digeluti masyarakat. Adapun produksi dari ternak adalah berupa telur dan daging. Jika dilihat dari tabel II.12 maka terlihat bahwa perkembangan produksi ternak bersifat fluktuatif dari kurun waktu 2008 hingga 2012. Pada tahun 2008 jumlah produksi telur mencapai 1.960.479 kg dan mengalami peningkatan hingga tahun 2010 menjadi 2.289.843 kg. Perkembangan produksi pada tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 2.667.300 kg dan pada tahun 2012 mengalami peningkatan produksi menjadi 3.633.000 kg. Tabel II.12 Perkembangan Produksi Ternak kg Peternakan 2008 2009 2010 2011 2012 1. Telur 2. Daging 1.960.47 9 7.557.53 9 2.025.00 8.238.00 2.789.84 3 7.778.32 7 2.667.30 6.356.10 3.633.00 6.634.00 Sumber : Kabupaten Pamekasan Dalam Angka Tahun 2013 Kondisi yang sama juga terlihat pada produksi daging. Dari kurun waktu 2008 hingga 2009 jumlah produksi mengalami kenaikan dari 7.557.539 kg menjadi 8.238.000 kg. Namun pada tahun- tahun berikutnya hingga 2011 produksi daging mengalami perkembangan yang negatif yakni terus mengalami penurunan dari tahun 2009 sebanyak 8.238.000 kg menurun menjadi 6.356.100 kg pada tahun 2011 sedangkan pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 6.634.000 kg. Kondisi penurunan jumlah produksi daging ini dipengaruhi oleh banyak faktor terutama persaingan pasar karena para peternak tidak hanya bersaing dengan produsen lokal tetapi juga regional bahkan skala nasional dan internasional.

3. Perikanan dan Kelautan