47
dependen Y baik secara parsial maupun secara bersama-sama pada hipotesis H
1
dilakukan dengan dan uji F F-test pada level 5 α = 0,05 dan uji
signifikan simultan uji t
3.9.3.1 Uji F Uji Secara Serempak Simultan
Digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu apakah variabel X
1.1
, X
1.2
, X
2.1
, X
2.2
, X
2.3
, benar-benar berpengaruh secara-bersama-sama terhadap Y.
Kriteria pengujiannya dengan taraf signifikansi sebesar 5 maka: a.
Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H ditolak dan H
a
diterima, berarti masing- masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen. b.
Apabila F
hitung
F
tabel
, maka H di terima dan H
a
ditolak, berarti masing- masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
3.9.3.2 Uji Signifikan Parsial Uji-t
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, maka dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan pada
penelitian ini. Metode pengujian terhadap hipotesis yang diajukan dilakukan pengujian secara parsial menggunakan uji t. Uji t menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
48
Untuk menguji apakah masing-masing variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat maka dilakukan dengan membandingkan t
hitung dan t tabel, yaitu 1.
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka ada pengaruh antara variabel X masing- masing dengan variabel Y H
ditolak dan H
a
diterima 2.
Apabila t
hitung
t
tabel
, maka tidak ada pengaruh antara variabel X masing-masing dengan variabel Y H
diterima dan H
a
ditolak
3.9.3.3 Uji Koefisien Determinasi R²
Koefisien determinasi mengukur “seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range dari nilai R2
adalah 0-1. Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu, model
semakin baik” Situmorang dan Lufti, 2012:54. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel bebas
yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel bebas maka R
2
pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat. Oleh karena itu, banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R
2
. Tidak seperti R
2
, nilai Adjusted R
2
dapat naik atau turun apabil satu variabel bebas ditambahkan ke dalam model. Kuncoro, 2009 : 241
Universitas Sumatera Utara
49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
Perusahaan 4.1.1 Sejarah Bank Rakyat Indonesia
Sejarah Bank Rakyat Indonesia dimulai pada tanggal 16 Desember 1895, dimana pada awal Raden Wiraatmadja dan kawan-kawan mendirikan bank
penolong dan tabungan bagi priyayi poerwokerto yang disebut “Bank Priyayi Poerwokerto” kemudian pada tahun 1898 dengan bantuan Pemerintah Hindia
Belanda, didirikan Volksbaken atau Bank Rakyat. Sebagai akibat resesi dunia pada tahun 1925-1932 banyak Volksbanken yang tidak berjalan dengan baik,
untuk mengatasi hal tersebut maka pada tahun 1934 didirikan Algeemen Volkserediet Bank AVB. Kemudian setelah pendudukan jepang, AVB di pulau
Jawa diganti menjadi Syoomin Ginko Bank Rakyat. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, AVB atau Syoomin Ginko diubah menjadi Bank Rakyat
Indonesia BRI melalui PP No.1 tahun 1946. Kemudian berdasarkan ketentuan PP No.21 Tahun 1992, Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum berubah
status badan hukumnya menjadi Persero, dengan nama PT Bank Rakyat Indonesia Persero. Sebagai Bank Rakyat, BRI melayani kebutuhan masyarakat di berbagai
wilayah dan pendesaan. Untuk itu BRI membuka berbagai kantor cabang, kantor pembantu, dan kantor kas diberbagai daerah. Kantor Cabang Pematang Siantar
didirikan berdasarkan SK Dirkes No. S.25. DIRORG289 tanggal 9 Februari 1989 setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan RI melalui SK No.
Universitas Sumatera Utara