B. Budaya Kerja
1. Pengertian Budaya Kerja
Budaya organisasi disebut juga budaya perusahaan. Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja. Beberapa ahli menyatakan definisi budaya
organisasi Tika,2006:4 yaitu: a.
Peter F. Drucker Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang
tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah- masalah terkait sepeti di atas.
b. Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan
diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah- masalah integrasi internal.
2. Karakteristik Budaya Organisasi
Sesuai dengan definisi budaya kerja diatas, Robbins Tika,2007:10 memberikan 10 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :
a. Inisiatif Individual
Tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai setiap individu dalam mengemukakan pendapat
Universitas Sumatera Utara
b. Toleransi terhadap Tindakan Beresiko
Para karyawan dianjurkan untuk dapat bertindak agresif, novatif, dan
mengambil resiko terhadap apa yang dilakukannya. c.
Pengarahan
Suatu organisasi perusahaan dapat menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan yang diinginkan.
d. Integrasi
Suatu organisasi perusahaan dapat mendorong unit-unit organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.
e. Dukungan Manajemen
Para manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan, bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.
f. Kontrol
Pengawasan dan pengendalian perilaku karyawan dalam perusahaan, alat yang digunakan bisa berupa peraturan-peraturan atau tenaga pengawas dalam
perusahaan.
g. Identitas
Para karyawan suatu perusahaan dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam perusahaan dan bukan sebagai kelompok kerja tertentu
atau keahlian professional tertentu.
h. Sistem Imbalan
Alokasi imbalan seperti kenaikan gaji, promosi, dan sebagainya didasarkan atas prestasi kerja karyawan, bukan sebaliknya didasarkan atas senioritas,
sikap pilih kasih, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
i. Toleransi terhadap Konflik
Para karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.
j. Pola Komunikasi
Komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal sehingga tidak terjadi hambatan dlam berkomunikasi antara atasan dan bawahan atau
antarkaryawan itu sendiri.
3. Unsur-Unsur Pembentuk Budaya Organisasi
Budaya perusahaan yang terbentuk banyak ditentukan oleh beberapa unsure Atmosoeprapto,2000:71, yaitu:
a. Lingkungan usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan
menentukan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk mencapai keberhasilan.
b. Nilai-nilai values; merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu
organisasi. c.
Panutanketeladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya karena keberhasilannya.
d. Upacara-upacara rites and ritual; acara-acara rutin yang diselenggarakan
oleh perusahaan dalam rangka memberikan penghargaan pada karyawannya. e.
Network; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang dapat menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.
Menurut Schein Sembiring, 2008, pembentukan organisasi mengikuti alur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai-
nilai perspektif, artefak kedalam organisasi dan menanamkannya kepada para karyawan.
b. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain
untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.
c. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi dapat menjadi seorang
pencipta budaya baru dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri,
kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.
Budaya perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor:kebijakan perusahaan Corporate Wisdom, gaya perusahaan Corporate Style, dan jati diri perusahaan
Corporate Identity dalam proses pengembangannya. Kebijakan perusahaan Corporate Wisdom ditunjang oleh Filosofi Perusahaan serangkaian nilai-nilai
yang menjelaskan bagaimana perusahaan dengan pelanggan, produk atau pelayanannya, bagaimana karyawan berhubungan satu sama lain, sikap, perilaku,
gaya pakaian, dan lain-lain serta apa yang bias mempengaruhi semangat, keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang terakumulasi dalam
perusahaan. Jati diri perusahaan Corporate Identity ditunjang oleh Citra perusahaan, Kredo semboyan perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau apa
yang ditonjolkan perusahaan. Gaya perusahaan Corporate style ditunjang oleh profil karyawan, pengembagan SDM dan masyarakat perusahaan Corporate
Universitas Sumatera Utara
community atau bagaimana penampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan lainnya Denni, 2008
4. Fungsi Budaya Organisasi