Sebuah nilai budaya yang merupakan sebuah sistem bisa menjadi sebuah asumsi dasar sebuah organisasi untuk bergerak di dalam meningkatkan sebuah
kinerjanya yang salah satunya terbentuknya budaya yang kuat yang bisa mempengaruhi. Hasil penelitian Chatman dan Bersade dan Udan Bintoro dalam
jurnal Universitas Kristen Petra 2005 menyatakan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja organisasi.
Budaya kuat bisa dimaknakan sebagai budaya yang dipegang secara intensif, secara luas dianut dan semakin jelas disosialisasikan dan diwariskan dan
berpengaruh terhadap lingkungan dan perilaku manusia Ndraha,2006:123. Budaya kuat akan mendukung terciptanya sebuah prestasi yang positif bagi
anggotanya, dalam hal ini budaya yang diinternalisasikan pihak pimpinan akan berpengaruh terhadap sistem perilaku para karyawan.
F. Hubungan Komitmen Karyawan dengan Kinerja Karyawan
Pada dasarnya melaksanakan komitmen sama saja maknanya dengan menjalankan kewajiban, tanggung jawab, dan janji yang membatasi kebebasan
seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi karena sudah punya komitmen maka dia harus mendahulukan apa yang sudah dijanjikan buat organisasinya ketimbang
untuk hanya kepentingan dirinya. Di sisi lain komitmen berarti adanya ketaatasasan seseorang dalam bertindak sejalan dengan janji-janjinya. Semakin
tinggi derajad komitmen karyawan semakin tinggi pula kinerja yang dicapainya. Namun dalam prakteknya tidak semua karyawan melaksanakan komitmen
seutuhnya. Ada komitmen yang sangat tinggi dan ada yang sangat rendah. Derajat komitmen dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah
faktor intrinsik dan ekstrinsik karyawan bersangkutan. Faktor-faktor intrinsik
Universitas Sumatera Utara
karyawan dapat meliputi aspek-aspek kondisi sosial ekonomi keluarga karyawan, usia, pendidikan, pengalaman kerja, kestabilan kepribadian, dan gender. Faktor-
ekstrinsik yang dapat mendorong terjadinya derajat komitmen tertentu antara lain adalah keteladanan pihak manajemen khususnya manajemen puncak dalam
berkomitmen di berbagai aspek organisasi. Selain penjelasan diatas terdapat pula faktor-faktor manajemen rekrutmen
dan seleksi karyawan, pelatihan dan pengembangan, manajemen kompensasi, manajemen kinerja, manajemen karir, dan fungsi kontrol atasan dan sesama rekan
kerja. Faktor ekstrinsik di luar organisasi antara lain aspek-aspek budaya, kondisi perekonomian makro, kesempatan kerja, dan persaingan kompensasi.
Muba 2009 menyatakan, jika karyawan berpartisipasi secara penuh dalam bekerja berarti karyawan memperhatikan kepentingan-kepentingan
organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Karyawan menjadi lebih peduli terhadap fungsi organisasi yang efektif, sehingga lebih loyal dan berdedikasi
dalam melakukan pekerjaan, serta berusaha memelihara perilaku-perilaku yang dimilikinya dalam melakukan tugas pekerjaan tersebut. Karyawan tersebut akan
lebih berkomitmen dalam bekerja, karena mereka memandang usaha dan kinerja yang mereka berikan terhadap organisasi memiliki makna yang positif bagi
kesejahteraan organisasi dan kesejahteraan individu mereka sendiri. Muba 2009 juga memuat pernyataan Whitmore, yang mengemukakan
bahwa tanggung jawab dan partisipasi yang menyeluruh dapat dianggap sebagai kadar yang menunjukkan sejauh mana komitmen organisasi secara keseluruhan
merupakan bagian penting dalam kehidupannya. Perilaku produktif merupakan konsekuensi dari adanya suatu tanggung jawab dari karyawan untuk mencapai
Universitas Sumatera Utara
kinerja yang tinggi melalui cara-cara kerja yang efektif dan efisien menurut Hartijasti Muba, 2009 Hal ini menjadikan karyawan mau mengerahkan tenaga,
pikiran, dan potensinya serta berpartisipasi secara penuh untuk mencapai tujuan organisasi.
Untuk mendapatkan hasil kinerja yang diinginkan suatu perusahaan atau organisasi harus mengetahui motif dan tujuan serta keanekaragaman dari perilaku
dan komitmen karyawannya. Perilaku dan komitmen itu sendiri juga mepengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja. Komitmen dipandang penting dalam suatu
organisasi, karena dengan komitmen yang tinggi seorang karyawan akan bersikap profesional dan menjunjung tinggi nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam
organisasi, yang fokusnya adalah nilai-nilai dan sikap attitude yang dimiliki oleh karyawan. Karena perusahaan meyakini bahwa tanpa komitmen karyawan yang
tinggi maka perusahaan tidak akan sukses. Utamanya organisasi bisnis memiliki tradisi yang tumbuh berdasarkan
kekuatan masyarakatnya yang mengandalkan nilai-nilai komitmen, dedikasi, loyalitas, kompetensi yang tinggi dan hasrat yang kuat untuk menghasilkan
kinerja karyawannya. Alwi Muba, 2009 menyatakan bahwa komitmen karyawan mengandung makna sebagai bentuk keterikatan individu terhadap organisasi, yang
ditunjukkan dalam kesediaannya untuk melibatkan hubungan secara aktif dalam organisasi, sehingga memungkinkan individu tersebut memberikan segala sesuatu
yang dimiliki pada dirinya untuk menunjang terealisasinya tujuan maupun kelangsungan hidup organisasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
PT. Marumitsu Indonesia berdiri pada tanggal 15 Oktober 1994, dengan modal awal seluruhnya berasal dari Penanaman Modal Asing Jepang yaitu
sebesar 4.000.000. Dengan luas lahan 60.187 M
2
terletak di Kawasan Industri Medan Tahap I satu.
PT. Marumitsu Indonesia yaitu Perusahaan yang bergerak dibidang pembuatan manufaktur Furnitur Jepang 100 hasil produksi di ekspor ke
Jepang dan merupakan salah satu perusahaan di bawah kelompok Nitori CO.,Ltd. Dimana Perusahaan Nitori merupakan salah satu perusahaan terbesar
dalam bidang pembuatan dan penjualan furnitur di Jepang. Disamping PT. Marumitsu Indonesia, terdapat beberapa perusahaan lagi yang berada di bawah
Perusahaan Nitori, seperti Marumitsu CO.,Ltd Jepang dan Marumitsu Vietnam EPE.
Bahan dasar yang dipakai untuk membuat furnitur di PT. Marumitsu Indonesia adalah produk olahan dari kayu seperti MDF sebanyak 70 , dan
sisanya Particel Board. Bahan dasar ini seperti MDF diimpor dari Selandia Baru dan Australia, untuk Particel Board berasal dari Kalimantan.
Jenis Furnitur yang dibuat di PT. Marumitsu Indonesia adalah Lemari, dan penetapan ini tergantung dari permintaan pasar Jepang dan kebijakan perusahaan
secara global. PT. Marumitsu Indonesia mengekspor Produk jadi Furnitur
Universitas Sumatera Utara