berturut-turut tidak mendapat gangguan dari topik lain. Selebihnya, kemunculan topik khususnya dalam lingkungan tiga klausa berturut-turut selalu mendapat
gangguan dari topik lain. Pengukuran pronomina kosong pada kemungkinan gangguan dapat dilihat pada contoh berikut ini:
6. denai surang nan balun tampak PRO1TG-saya seorang PR-yang belum nampak
‘ saya sendiri yang belum datang ’ 7. mandanga kato anak kanduang
AKT-dengar kata anak kandung
‘ mendengar perkataan anak kandung ’ 8. galak tasanyum mandeh Suto Suri
gelak ERG-senyum 3TG-ibu Suto Suri
‘ gelak tersenyum ibu Sutan Suto Suri ’ 9. lalu manjawab Ø [KG.2] maso itu
lalu AKT-jawab PRO3TG-dia saat itu ‘ lalu dia menjawab saat itu ’
Pada klausa 9, kemunculan pronomina kosong Ø pada lingkungan tiga klausa sebelumnya mendapat gangguan dari topik lain, yaitu anak kanduang pada
klausa 7. Kemunculan topik-topik lain pada lingkungan tiga klausa sebelumnya sangat mengganggu kesinambungan topik, sehingga kesinambungannya menjadi
rendah.
5.1.1.1.3 Keberterusan Topik
Untuk keberterusan topik, selisih antara nilai topik 3202 dengan jumlah kemunculannya 2264 tidak terpaut jauh dan nilai rata-rata 1.41 yang diperoleh
cukup rendah Artinya, dari rentang nilai yang tidak terbatas, yaitu 0 +, yang sudah ditentukan untuk keberterusan topik, mayoritas topik mendapat nilai
Universitas Sumatera Utara
terkecil 1. Hal ini berarti, kemunculan topik secara berturut-turut dianggap tidak terlalu penting, sehingga topik agak sulit teridentifikasi berdasarkan pengukuran
keberterusan topik. Dari 2264 jumlah token, hanya 1 topik yang kemunculannya terus dipertahankan sampai 10 klausa secara berturut-turut. Topik ini merujuk
pada tokoh utama dalam teks. Selebihnya, mayoritas kemunculan topik dalam bentuk pronomina kosong hanya dalam 2 klausa saja. Pengukuran pronomina
kosong pada keberterusan topik dapat dilihat pada contoh berikut ini: 10. mamak Ø [PK.KT.10] ditawan bajak kuntuang
paman POS2TG-mu PAS-tawan bajak kuntung ‘ pamanmu ditawan bajak ’
11. Ø lah disabuahkan jo babi POS2TG-mu sudah ERG-sebuah dengan babi
‘ pamanmu sudah disatukan dengan babi] 12. tangan Ø lah cando tangkai sanduak
tangan POS2TG-nya sudah seperti tangkai sendok
‘ tangannya sudah seperti tangkai sendok ’ 13. jangguik Ø lah panjang hinggo pusek
Janggut POS3TG-nya sudah panjang hingga pusat
‘janggutnya sudah panjang hingga pusat ’ 14. badan Ø tingga kulik pambaluik tulang, nan sakarang kini
nangko badan POS3TG-nya tinggal kulit pembalut tulang, yang sekarang sekarang
ini ‘ badannya tinggal kulit pembalut tulang’ dan sakarang ini ’
15. kaki Ø bapasung kaduonyo kaki POS3TG-nya ERG-pasung keduanya
‘ kakinya berpasung keduanya ’ 16. tangan Ø bagalang rantai basi
tangan POS3TG-nya ERG-gelang rantai basi
‘ tangannya bergelang ratai besi ’ 17. apokoh sabab Ø damikian
apakah sebab POS3TG-dia demikian
Universitas Sumatera Utara
‘ apakah sebab dia demikian’ 18. Ø nan luluih indak basalami
PRO3TG-dia yang lolos tidak ERG-salam
‘dia hilang tidak dicari ’ 19. Ø nan hilang indak bacari
PRO3TG-dia yang hilang tidak ERG-cari ‘ dia hilang tidak dicari ’
20. Ø [KT 10] tagantuang indak tuan rateh PRO3TG-dia ERG-gantung tidak tuan retas
‘ dia tergantung tidak tuan putuskan ’ Pada klausa 10, pronomina kosong Ø dalam bentuk pronomina posesif
mamakmu disebutkan secara berturut-turut pada klausa 11 sampai dengan klausa 20. Kemunculan topik secara berturut-turut ini menyebabkan topik mudah
teridentifikasi dan kesinambunganpun menjadi tinggi. Skema hasil pengukuran topik dalam bentuk pronomina kosong sebagai berikut :
Gambar 5.1 Skema Hasil Pengukuran Pronomina Kosong
Jarak = jarak lebih dekat, jarak lebih jauh
Gangguan = gangguan lebih sedikit, gangguan lebih banyak
Keberterusan = tidak bertahan, bertahan
Hasil Pengukuran
Indikator Kesinambungan
Topik
Jarak Referensi
Ukuran Kesinambungan
Topik Tingkat
Kesinambungan topik
Tinggi Jarak
Banyak 1.73
Gangguan Rendah
Tidak Bertahan 1.41
Keberterusan
Rendah
Dekat 1.60
Kemungkinan
Gangguan
Keberterusan Topik
Universitas Sumatera Utara
Dari skema di atas dapat dilihat hasil pengukuran pronomina kosong untuk jarak referensi sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang
diperoleh cukup rendah. Artinya, jarak rujuk topik relatif dekat sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi. Hasil pengukuran untuk kemungkinan
gangguan juga tidak sesuai dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh mendekati nilai maksimal 2 yang berarti hampir keseluruhan
kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain sehingga kesinambungan topik menjadi rendah. Hasil pengukuran keberterusan topik juga tidak sesuai
dengan indikator kesinambungan topik karena hasil yang diperoleh sangat rendah sedangkan nilai seharusnya adalah tinggi. Artinya, topik hampir tidak
dipertahankan pada klausa berikutnya secara berturut-turut sehingga kesinambungan topik menjadi rendah.
Dari temuan ini dapat disimpulkan, topik dalam bentuk pronomina kosong dapat terindentifikasi dengan baik karena jarak rujuk topik cukup dekat tetapi
untuk jarak rujuk pada 3 klausa secara berturut-turut topik mendapat gangguan dari topik lain dan topik juga tidak dipertahankan keberterusannya karena
dianggap kemunculannya tidak terlalu penting..
5.1.1.2 Pronomina Orang Ketiga