Konsep Kesinambungan Topik Pendahuluan

c. I had fish and vegetables. The fish was good. The vegetables were terrible. ‘Saya mempunyai ikan dan sayur-sayuran. Ikan rasanya enak. Sayur-sayuran tidak enak’ Pada c, terlihat dua konstruksi topikalisasi yang berkontras. Pertama, antara ikan sebagai topik, yang kedua sayur-sayuran sebagai topik. Ikan diberi nilai enak sedangkan sayur-sayuran diberi nilai tidak enak. Istilah topik pada umumnya merujuk pada topik-topik yang tidak lazim bukan pada topik-topik yang lazim atau topik-topik yang berkontras. Oleh karena itu, suatu frasa nomina yang dianggap memiliki topikalitas tinggi, sudah disebutkan sebelumnya dalam wacana terdekat. Sedangkan frasa nomina yang memiliki topikalitas rendah, belum disebutkan sebelumnya dalam wacana terdekat.

2.1.5 Konsep Kesinambungan Topik

Menurut Givon 1983 kesinambungan topik berfungsi menciptakan dan mempertahankan koherensi linear suatu wacana. Koherensi linear adalah keterhubungan semantis antara jalinan proposisi secara berurutan. Martin 1982 mengatakan kesinambungan topik adalah keterhubungan kata ganti diri dengan benda atau partisipan yang telah disebutkan sebelumnya, misalnya dalam teks “ Ali di Medan. Dia menjumpai pamannya. Dalam hal ini dia, nya mengacu kepada Ali dan pada saat yang bersamaan menjalin pernyataan Ali pada klausa pertama. Menurut Givon 1983, terdapat tiga jenis kesinambungan dalam wacana: kesinambungan tematik, kesinambungan tindakan dan kesinambungan topik. Kesinambungan tematik Universitas Sumatera Utara mencakup unit wacana yang lebih luas, karena merujuk pada tema utama dalam suatu paragraf. Kesinambungan tindakan mencakup sejumlah urutan kejadian dalam suatu paragraf. Pada umumnya, urutan kejadian ditandai dengan subsitem kala-aspek- modalitas. Kesinambungan topik merujuk pada topik-topik yang dibicarakan dalam suatu urutan klausa. Dari ketiga jenis kesinambungan di atas, kesinambungan topik yang dianggap paling konkrit, sekaligus menjadi acuan dalam penelitian ini. Selanjutnya, dia mengatakan dalam suatu paragraf tematik, urutan perlakuannya melibatkan satu topik sebagai penanda kesinambungan dan topik dalam suatu paragraf tematik berkaitan erat dengan ‘tema’ paragraf itu sendiri. Selanjutnya konsep kesinambungan topik dapat dilihat sebagai berikut : 1. Konteks : Once there was a wizard Ganti nama anaforik : he lived in Africa 2. Konteks : Once there was a wizard. He was married to a beautiful witch. They had two sons. The first was tall and brooding, he spent his days in the forest hunting snails, and his mother was afraid of him. The second was short and vivacious, a bit crazy but always game. Ganti nama anaforik : he lived in Africa Givon, 1976 Pada contoh 1 penggunaan pronomina orang ketiga he tidak menimbulkan masalah karena pembaca dapat dengan mudah mengaitkan he dengan apa yang dirujuknya yaitu wizard yang telah disebutkan dalam klausa sebelumnya. Pada contoh 2 he yang digunakan akan menimbulkan permasalahan karena sukar bagi pembaca menafsirkan rujukan manakah yang dimaksudkan, apakah the wizard atau Universitas Sumatera Utara the son, dari kedua contoh di atas ditemukan bahwa pada kalimat 1 terdapat kesinambungan topik sedangkan pada kalimat 2 tidak terdapat kesinambungan topik.

2.1.6 Analisis Wacana