BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendahuluan
Pada bab ini, diuraikan konsep-konsep yang melatari penelitian ini. Pertama,
adalah tentang konsep topik-tema. Dalam konsep ini, pembahasan meliputi topik sebagai unsur tematik, topik sebagai gabungan unit gramatikal, dan topik sebagai
acuan. Kedua, konsep topik, meliputi properti topik dan jenis-jenis topik. Ketiga, konsep kesinambungan topik. Keempat, konsep skala kesinambungan topik. Kelima,
konsep keteridentifikasian. Keenam, konsep tema-rema.
2.1.1 Konsep Topik - Tema
Menurut sejarah, pemikiran-pemikiran teoritis tentang tema dan topik berasal dari penelitian aliran Praha, seperti Danes 1974; Firbas 1974; Mathesius 1939,
1975. Menurut Mathesius tema adalah titik awal ujaran, yaitu informasi yang sudah dipahami bersama antara penutur-petutur, sekaligus titik pisah kalimat secara
keseluruhan. Firbas berpendapat informasi dalam ujaran berkontribusi terhadap perkembangannya secara berkesinambungan. Dia menekankan suatu skala tentang
informasi kalimat yang dikenal dengan kedinamisan komunikasi communicative dynamism CD, informasi dalam ujaran berada pada suatu skala ketersinambungan,
dimulai dari unsur-unsur yang paling bawah yang memiliki CD terendah dan bergerak melalui ucapan yang memiliki CD tertinggi. Menurutnya, unsur-unsur
tematis yang memiliki derajat CD yang paling rendah.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian penelitian tentang tema dilakukan oleh Halliday 1985 yang terkenal dengan tata-bahasa sistemik. Halliday 1967b;1976 memperlakukan tema
bukan sebagai titik awal ujaran tetapi sebagai unsur klausa yang sebagian dari klausa tersebut adalah predikat. Selanjutnya, Dijk 1978 dengan teori tata-bahasa
fungsionalnya menggunakan kedua istilah topik dan tema sekaligus. Menurutnya, dalam satu kalimat terdiri dari tema dan topik. Sebuah tema adalah unsur ekstra-
klausa yang dipraposisikan pada klausa itu sendiri, sekaligus menunjukkan keuniversalan wacana sehubungan dengan predikat berikutnya yang dianggap
relevan. Tema yang dikemukakan Dik diilustrasikan dengan penempatan adverbia As for pada awal kalimat, seperti contoh berikut ini :
As for Professor Smith, she’s always helpful to students Adverbia praposisi As for adalah tema yang mencirikan keuniversalan
wacana Professor Smith terhadap predikat yang dianggap relevan always helpful to students. Dalam tata-bahasa fungsional, istilah topik memiliki pemahaman yang
berbeda. Sebuah topik menunjukkan entitas yang predikatnya mempredikasi sesuatu dalam konteks yang ada. Jadi, jawaban untuk pertanyaan berikut ini adalah tentang
John, yang dimulai dengan John sebagai topiknya. To whom did John give the book ?
JOHN gave the book to MARY TOPIK FOKUS
Dalam ujaran-ujaran individual istilah tema dan topik dapat digunakan sekaligus, seperti berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
As for shusi, my favorite is made with fresh tuna TEMA TOPIK
Tema praposisi As for menspesifikan keuniversalan wacana my favorite dan predikat yang relevan is made with tuna. Topik tersebut menunjukkan entitas tertentu,
yaitu apa yang dibicarakan predikasi. Chafe 1976, 1980a; 1994 membahas topik dengan menggunakan istilah
topik sebagai titik awal ‘starting point’. Menurutnya topik merupakan awal informasi konseptual yang terdapat dalam wacana.
Istilah topik digunakan secara luas untuk membuat ide-ide yang sama dengan tema pada level klausa, seperti tiga pemahaman topik yang berbeda berikut ini :
1. Topik sebagai unsur tematik.
Dalam beberapa tulisan, pada tingkat klausa topik sama dengan tema. Kedua istilah ini dianggap bersinonim. Dari sekian banyak pendapat yang sama,
diantaranya dapat dilihat pada Sgall 1987 dan Dahl 1969. 2.
Topik sebagai gabungan unit gramatikal. Istilah topik digunakan untuk membuat kata keterangan yang ekstra klausa,
umumnya dipraposisikan dalam klausa tersebut. Dalam model wacana yang mengadopsi strategi ini, sebuah topik menunjukkan suatu penggabungan antara
tema dalam pengertian pragmatik dengan struktural yang merefleksikan pengertian tersebut, biasanya pada posisi awal. Oleh karena itu, sebuah topik
dapat dibedakan dari tema atau subjek.
Universitas Sumatera Utara
3. Topik sebagai referensi.
Pemaknaan istilah topik secara lebih luas dapat dilihat dalam literatur tentang kesinambungan topik yang ditulis oleh Givon 1983; 1989. Menurutnya, istilah
topik berkaitan erat dengan keteraksesan suatu referensi dalam sebuah representasi konseptual. Semakin terakses suatu referensi, semakin tinggi
topikalitasnya. Selama topikalitas ditentukan oleh suatu skala maka seluruh unsur-unsur referensial dalam ujaran pada prinsipnya dapat diarahkan pada suatu
jenis nilai topikalitas.
2.1.2 Konsep Topik