Pendahuluan Tataurutan Kata dalam KKM

BAB III KERANGKA TEORITIS

3.1 Pendahuluan

Pada bab ini, diuraikan beberapa istilah yang dikemukakan oleh Givon 1983 sekaligus menjadi landasan teori penelitian ini. Pertama adalah tataurutan kata word-order dalam KKM. Kedua, tentang parameter kesinambungan topik. Parameter ini bertolak dari ketiga ukuran kesinambungan topik, yakni JR, KG dan KT. Ketiga, tentang ketiga ukuran kesinambungan topik, yakni JR, KG, KT. Keempat, tentang penghitungan klausa. Penghitungan klausa terkait dengan rentang nilai yang telah ditetapkan pada ketiga ukuran kesinambungan topik, yakni JR, KG, dan KT. Kelima, tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan topik. Keenam, tentang fungsi topik utama dalam paragraf tematik. Delapan, tentang skala kesinambungan topik dalam KKM. Kesembilan, tentang perangkat gramatikal yang digunakan dalam KKM, yakni pronomina kosong, pronomina orang ketiga, pronomina posesif, pronomina takrif, pronomina tak takrif, dan pronomina relatif.

3.2 Tataurutan Kata dalam KKM

Bahasa Minangkabau memiliki tataurutan kata SVO pada klausa dasar. Klausa dasar adalah struktur inti, yang memiliki karakteristik tersendiri, yaitu a terdiri dari satu klausa; b unsur-unsur inti lengkap; c urutan unsur-unsur bersifat Universitas Sumatera Utara umum; d tidak mengandung pertanyaan atau pengingkaran. Yufrizal 2007 menyatakan BM adalah bahasa bertipologi nominatif-akusatif pada tataran sintaksis, dengan tataurutan kata pada klausa dasar SVO. BM sebagai bahasa aglutinatif secara morfologis, kemunculan afiks pada verba mempunyai peran penting secara gramatikal dan semantis. Selain itu, BM termasuk dalam bahasa yang berpenonjol subjek subject-prominent bukan bahasa berpenonjol topik topic-comment. Bahasa berpenonjol subjek memiliki struktur ’ subjek – predikat ’ dan bahasa berpenonjol topik memiliki struktur dasar kalimat ’topik – komen’. Li and Thompson dalam Artawa, K 2001 mengatakan meskipun suatu bahasa berpenonjol subjek, tidak menutup kemungkinan bahasa itu juga memiliki topik dan bahasa berpenonjol topik juga memiliki subjek. Istilah subjek dan topik saling berhubungan karena pada dasarnya subjek adalah topik yang gramatikal, diintergrasikan ke dalam kerangka permasalahan verba. BM yang memiliki tataurutan kata SVO secara sintaksis, dapat berubah tataurutannya menjadi OSV secara pragmatis. Tataurutan kata OSV ini dianggap sebagai klausa turunan karena telah terjadi perubahan pada pemarkah verba. Perubahan tataurutan kata pada klausa dasar menjadi klausa turunan disebut konstruksi pentopikalan, Yufrizal 2007. Topikalisasi adalah proses sintaksis- prakmatis yang mengubah status konstituen yang bukan topik menjadi topik. Konstruksi pentopikalan dalam KKM, dapat dilihat dalam contoh-contoh klausa berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1a jo apo kami ma- lapeh tuan 58:3 dengan apa PRO1JM-kami AKT-lepas PRO2TG-tuan ’ Kami melepas tuan dengan apa’ 1b Tuan di- lapeh dek kami jo apo PRO2TG-tuan PAS-lepas oleh PRO1JM dengan apa ’Tuan dilepas oleh kami dengan apa’ 1c Tuan kami lapeh jo apo tuan-TOP PRO1JM-kami lepas dengan apa ‘ Tuan kami lepas dengan apa’ 2a Denai ma-mintak rilah jo maaf PRO1TG-saya AKT-minta rela dan maaf ’ Saya meminta rela dan maaf ’ 2b Rilah jo maaf di-mintak dek ambo rela dan maaf PAS-minta oleh PRO1TG ’ Rela dan maaf diminta oleh saya’ 2c Rilah jo maaf ambo mintak rela dan maaf-TOP PRO1TG- minta ‘ Rela dan maaf saya minta’ Klausa 1a dan 2a di atas adalah klausa dasar BM dalam kalimat aktif AKT. Klausa 1b dan 2b adalah klausa turunan dalam bentuk pasif PAS. Klausa 1c dan 2c adalah konstruksi klausa pentopikalan dalam KKM. Konstruksi pentopikalan KKM menunjukkan adanya pergeseran informasi secara pragmatis, yaitu penonjolan topik pembicaraan. Dengan kata lain, topikalisasi dalam KKM bertujuan untuk menonjolkan suatu FN tuan, rilah jo maaf yang dibicarakan. Proses topikalisasi dalam KKM menempatkan FN yang ditonjolkan pada posisi awal, sebagai topik bukan sebagai subjek. Hubungan antara topik dan subjek dalam KKM ditentukan secara pragmatis, yakni subjek bisa saja topik dan bukan topik. Universitas Sumatera Utara

3.3 Parameter Kesinambungan Topik