tarak nan tujuah baleh bulan [PR. JR.20], etan ka puncak Gunuang Ledang

dalam bentuk pronomina tak takrif untuk jarak referensi memiliki kesinambungan topik yang paling rendah dibandingakan yang lainnya dalam KKM. Pronomina relatif untuk jarak referensi memiliki nilai rata-rata terbesar kedua 11.76 karena mayoritas topik, baru pertama sekali muncul. Pada klausa berikut ini 11, 12, dan 13, topik dalam bentuk pronomina relatif masing-masing mendapat nilai tertinggi 20 karena merupakan topik-topik baru. Oleh karena itu, topik dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan topik yang rendah. Pronomina relatif dalam KKM ditandai dengan kata nan, seperti berikut ini: 11. tarak nan tujuah baleh bulan [PR. JR.20], etan ka puncak Gunuang Ledang tapa PR-yang tujuh belas bulan, disana ke puncak Gunung Ledang ‘pertapaan selama tujuh belas bulan ke puncak Gunung Ledang’ 12. etan ka si gamai-gamai mudo, etan ka talang nan kuniang [ PR. JR.20] disana ke si gamai-gamai muda, disana ke talang PR-yang kuning ‘pertapaan di gamai-gamai muda, ke talang kuning’ 13. Ø ka bawah talang nan parindu [ PR. JR.20] PK-pertapaan ke bawah talang PR-yang perindu ‘pertapaan di bawah talang perindu’ 14. Ø iyo ka jirak nan sarumpun [ PR. JR.20] , PK-pertapaan iya ke jirak PR-yang serumpun, ‘pertapaan ke jirak serumpun’ Nilai rata-rata pronomina orang ketiga untuk jarak referensi 1.78, merupakan nilai rata-rata terkecil kedua setelah pronomina kosong 1.60. Perbandingan jumlah token dengan nilai yang diperolehnya tidak terpaut jauh. Universitas Sumatera Utara Artinya, jarak rujuk topik relatif dekat sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi, seperti contoh klausa berikut ini : 15. mandanga anak Ø alah lahia, sananglah hati Ameh Manah [PT.JR.20] AKT-dengar anak PRO3TG-Suto Suri sudah lahir,senanglah hati Ameh Manah ’mendengar anak Suto Suri sudah lahir, senanglah hati Ameh Manah’ 16. sugiro diambiak nyo [ POK. JR.1] rencong pusako, segera PAS-ambil PRO3TG-dia rencong pusaka ‘segera dia ambil rencong pusaka’ 17. dibungkuih Ø [ Pk. JR.1] dangan kain palangi PAS-bungkus PRO3TG-nya dengan kain pelangi ‘ dibungkusnya dengan kain pelangi’ 18. lalu didukuang Ø [ Pk. JR.1] rencong nantun lalu PAS-gendong PRO3TG-nya rencong PT-itu ‘lalu dia gendong rencong itu’ 19. turun ka bawah inyo [ POK. JR.1] sakali, sarato si Kambang nan baduo, turun ke bawah PRO3TG-dia sekali, serta si Kambang yang berdua ‘dia langsung turun ke bawah, serta si Kambang berdua’ Pada klausa 16 sampai dengan klausa 19, masing-masing topik mendapat nilai yang kecil 1 karena setiap topik merujuk pada topik sebelumnya. Kata nyo ’dia’ pada klausa 16, langsung merujuk pada topik Ameh Manah pada klausa sebelumnya sedangkan pada klausa 17, kata inyo ’dia’ merujuk pada klausa sebelumnya dalam bentuk pronomina kosong Ø. Dari temuan ini dapat disimpulkan, dalam KKM, untuk jarak referensi, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang terendah.

5.1.2.2 Kemungkinan Gangguan

Keenam bentuk topik diurutkan dari topik yang memiliki nilai rata-rata paling kecil sampai yang paling besar. Menurut parameter kesinambungan topik Universitas Sumatera Utara Givon 1983, semakin banyak topik lain yang mengganggu semakin rendah kesinambungan topik sebaliknya semakin sedikit topik lain yang mengangu semakin rendah kesinambungan topik. Dengan kata lain, topik yang banyak mendapat gangguan dari topik lain memiliki nilai rata-rata yang besar sedangkan topik yang tidak mendapat ganguan dari topik lain memiliki nilai rata-rata yang kecil. Penjelasan secara terperinci dapat dilihat pada tabel dan uraian berikut ini : Tabel 5.8. Kemungkinan Gangguan Singkatan Bentuk Topik Jumlah Token Jumlah Nilai Nilai rata-rata PK POK PP PT PTT PR Pronomina Kosong Pronomina Orang Ketiga Pronomina Posesif Pronomina Takrif Pronomina Tak Takrif Pronomina Relatif 2264 147 321 1598 2686 275 3925 258 586 3132 5351 548 1.73 1.76 1.82 1.96 1.99 1.99 Tabel 5.8 menunjukkan, .tingkat kesinambungan topik mulai dari topik yang memiliki nilai rata-rata terkecil sampai pada nilai yang terbesar. Rentang nilai diberikan antara 1-2. Nilai 1, apabila topik tidak mendapat gangguan dari topik lain dan nilai 2, apabila topik mendapat gangguan dari topik lain. Nilai rata- rata kecil 1.73, 1.76, 1.82 menunjukkan kesinambungan lebih tinggi dan nilai rata-rata besar menunjukkan kesinambungan rendah 1.96, 1.99, 1.99 . Topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi dengan nilai rata-rata 1.73, pronomina takrif memiliki kesinambunan topik rendah, dan pronomina tak takrif dan pronomina relatif memiliki kesinambungan topik paling rendah dengan nilai rata-rata 1.99. Universitas Sumatera Utara Tingkat kesinambungan keenam bentuk topik untuk kemungkinan gangguan relatif rendah karena hampir seluruh kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain. Selanjutnya, tingkat kesinambungan topik untuk kemungkinan gangguan diperjelas dengan grafik berikut ini : Gambar 5.8 Grafik Kemungkinan Gangguan 1.73 1.76 1.82 1.96 1.99 1.99 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 2.05 PK POK PP PT PTT PR Gambar 5.8 di atas menunjukkan arah pergerakan garis yang cukup signifikan. Pada tiga bentuk topik, yaitu pronomina kosong, pronomina orang ketiga, dan pronomina posesif, garis berada titik yang agak berbeda. Ketiga bentuk topik tersebut memiliki selisih nilai yang tidak berbeda jauh dan nilai rata- rata yang diperoleh menunjukkan topik masih dapat teridentifikasi. Selanjutnya, pada tiga bentuk topik lainnya, yaitu pronomina takrif, pronomina tak takrif dan promina relatif, garis berada pada titik yang hampir sama. Ketiga bentuk topik memiliki nilai yang hampir sama dan nilai rata-rata yang diperoleh menunjukkan topik sangat sulit teridentifikasi. Berikut ini dapat dilihat contoh sehubungan dengan pernyataan di atas Universitas Sumatera Utara Dalam wacana KKM, topik dalam bentuk pronomina kosong lebih sering digunakan sebagai pengganti topik yang sudah disebutkan sebelumnya. Kemunculannya hampir tanpa hambatan, karena langsung merujuk pada satu klausa sebelumnya klausa 2, 3, 5, dan 6 sehingga tidak heran kalau pronomina kosong untuk kemungkinan gangguan juga memiliki kesinambungan tinggi. Sebaliknya, topik dalam bentuk pronomina relatif, pronomina takrif dan pronomina tak takrif memiliki selisih nilai rata-rata tidak terpaut jauh. Artinya, kemunculan ketiga bentuk topik ini sering mendapat gangguan dari topik lain, terutama pada tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut, seperti terlihat pada contoh berikut ini : 20. nuri nan pandai bakato-kato [ PR. KG. 2 ] nuri yang pandai AKT-kata-kata ‘nuri yang pandai berbicara’ 21. musang nan pandai mangulindan [ PR. KG. 2 ] musang yang pandai AKT-gulindam ‘musang yang pandai bergulindam’ 22. baruak nan pandai bakucapi [ PR. KG. 2 ] beruk yang pandai AKT-kecapi ‘beruk yang pandai berkecapi’ 23. sarato kancah nan batarawang [ PR. KG. 2 ] serta kuali yang AKT-terawang ‘serta kuali berterawang’ 24. kain cindai [ PTT. KG.2 ] panjang duobaleh Kain cindai panjang duabelas ’kain cindai panjang duabelas meter’ 25. api [ PTT. KG 2] batungkuih di karateh api AKT-bungkus di kertas ‘api berbungkus kertas’ Universitas Sumatera Utara Pada klausa 20 sampai dengan klausa 23, topik dalam bentuk pronomina relatif dan pronomina tak takrift masing-masing memiliki nilai kemungkinan gangguan terbesar 2, berarti kesinambungan topik pronomina relatif dan pronomina tak takrif rendah Selanjutnya, topik dalam bentuk pronomina kosong dan pronomina orang ketiga yang paling banyak memiliki nilai kecil, karena topik-topik ini jelas rujukannya, seperti contoh berikut : 26. Tambo Alam Minangkabau, wakatu maso dahulunyo, Cerita Alam Minangkabau waktu masa dahulunya ‘cerita Alam Minangkabau waktu dahulu’ 27. Ø masih banamo Sutan Balun [ PT. KG 2], PRO3TG-dia masih AKT-nama 3TG-Sutan Balun ’dia masih bernama Sutan Balun’ 28. kudian Ø [ PK. KG 2] bagala Datuak Parpatiah Nan Sabatang, kemudian PRO3TG-dia AKT-gelar Datuak Parpatiah Nan Sebatang ‘kemudian dia bergelar Datuak Parpatiah Nan Sabatang’ 29. Ø [ PK. KG 2] anak dek niniak Indo Jati, PRO3TG-dia anak dari nenek Indo Jati ‘dia anak nenek Indo Jati’ 30. samaso baliau [ POK. KG 1] pai bajalan, semasa PRO3TG-beliau pergi AKT-jalan ‘sewaktu beliau pergi berjalan’ 31. Ø [ PK. KG 1] maninggakan Pariangan Padang Panjang, PRO3TG-dia AKT-tinggal Pariangan Padang Panjang ‘dia meninggalkan Pariangan Padang Panjang’ 32. Ø [ PK.KG 1] manapek ka Tiku Pariaman, iyo di rumah tuan Mangkudun. PRO3TG-dia AKT-tampek ke Tiku Pariaman iya di rumah tuan Mangkudun ‘dia singgah ke Tiku Pariaman, di rumah tuan Mangkudun’ Universitas Sumatera Utara 33. salamo baliau [ POK. KG 1] tingga di sanan, selama PRO3TG-beliau tinggal disana ‘selama beliau tinggal disana’ 34. lalu baliau [ POK. KG 1] tingga di rumah rajo, iyo di rumah Rajo Tuo, lalu PRO3TG- beliau tinggal di rumah raja, iya dirumah Rajo Tuo ‘lalu beliau tinggal di rumah Raja Tua’ 35. Ø [ PK. KG 2 ] niniek dek Nan Tongga Magek Jabang. PRO3TG-Rajo Tuo nenek dari 3TG-Nan Tongga Magek Jabang ‘Rajo tuo adalah nenek Nan Tongga Magek Jabang’ 36. lorong kapado Sutan Balun [ PT. KG 2 ] , urang arif bijaksano beralih kepada 3TG- Sutan Balun, orang arif Bijasana ‘beralih pada Sutan Balun, orang arif bijaksana’ 37. Ø [ PK. KG 2 ] tahu di adat sopan santun, PRO3TG-dia tahu di adat sopan santun ‘dia tahu adat sopan santun’ 38. alemu banyak di dado nyo [ POS. KG 2 ] , ilmu banyak di dada POS3TG-nya ‘banyak ilmu di dadanya’ 39. Ø [ PK. KG 1 ] kasayangan Tuanku Rajo Tuo, PRO3TG-dia kesayangan Tuanku Raja Tuo ‘dia kesayangan Tuanku Raja Tuo’ 40. Ø [ PK. KG 1 ] labiah bak anak kamanakan, PRO3TG-dia lebih seperti anak kemenakan ‘dia melebihi seperti kemenakan’ 41. sampai batahun baliau [ POK.KG 1 ] di sanan, sampai bertahun POK3TG-beliau disana ‘sampai bertahun-tahun beliau disana’ 42. hinggo maso Ø [ Pk. KG 1 ] pai balayia, hingga masa PRO3TG-dia pergi AKT-layar ‘hingga saat dia pergi berlayar’ 43. Ø [ Pk. KG 1 ] handak manuju banua Siam, Universitas Sumatera Utara PRO3TG-dia hendak AKT-tuju benua Siam ‘dia hendak menuju benua Siam’ Pada klausa 27 sampai dengan klausa 29, masing-masing topik mendapat nilai 2 untuk kemungkinan gangguan karena penghitungan jarak rujuk topik untuk kemungkinan gangguan dimulai dari tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut. Pada klausa 30 sampai dengan klausa 34, topik dalam bentuk pronomina kosong dan pronomina orang ketiga, masing-masing mendapat nilai 1 karena jarak rujuk pada tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut tidak mendapat gangguan dari topik lain. Kedua bentuk topik merujuk pada topik yang sama yaitu Sutan Balun. Selanjutnya, pada klausa 36, 37 dan 38, masing-masing topik mendapat nilai 2 karena kemunculannya mendapat gangguan dari topik lain, yaitu Rajo Tuo pada klausa 35. Dari klausa 39 sampai dengan klausa 43, topik kembali merujuk pada topik yang sama Sutan Balun dan masing-masing topik mendapat nilai 1 karena tidak mendapat gangguan dari topik lain. Dari temuan ini dapat disimpulkan, dalam KKM, untuk kemungkinan gangguan, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi sedangkan topik dalam bentuk pronomina tak takrif dan pronomina relatif memiliki kesinambungan topik yag terendah dalam KKM.

5.1.2.3 Keberterusan Topik

Keenam bentuk topik diurutkan dari topik yang paling rendah nilai rata- rata sampai kepada yang pemerolehan yang paling tinggi. Menurut parameter kesinambungan topik Givon1983, semakin berturut-turut kemunculan topik semakin tinggi kesinambungan topik sebaliknya semakin tidak berturut-turut Universitas Sumatera Utara kemunculan topik semakin rendah kesinambungan topik. Artinya, kemunculan topik berturut-turut memiliki nilai rata-rata yang relatif besar sedangkan kemunculan topik yang tidak berturut-turut memiliki nilai rata-rata yang relatif kecil. Penjelasan secara terperinci dapat dilihat pada tabel dan uraian berikut ini : Tabel 5.9. Keberterusan Topik Singkatan Bentuk Topik Jumlah Token Jumlah Nilai Nilai Rata- Rata PK POK PP PT PR PTT Pronomina Kosong Pronomina Orang Ketiga Pronomina Posesif Pronomina Takrif Pronomina Relatif Pronomina Tak Takrif 2264 147 321 1598 275 2686 3202 180 281 1104 103 437 1.41 1.22 0.87 0.69 0.37 0.16 Tabel 5.9 menunjukkan, .tingkat kesinambungan topik mulai dari topik yang memiliki nilai rata-rata terkecil sampai pada nilai yang terbesar. Rentang nilai diberikan tidak terbatas. Nilai rata-rata kecil 0.87, 0.69, 0.37, 0.16 menunjukkan kesinambungan rendah dan nilai rata-rata besar 1.41, 1.22 menunjukkan kesinambungan tinggi. Topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi pertama 1.41 pertama dan topik dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki kesinambungan topik tertinggi kedua 1.22. Empat topik lainnya memiliki kesinambungan topik rendah, satu diantaranya, yaitu pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik paling rendah 0.16. Tingkat kesinambungan keenam bentuk topik untuk keberterusan topik relatif rendah karena mayoritas kemunculan topik secara berturut-turut Universitas Sumatera Utara berkisar antara 0-2 klausa saja. Selanjutnya, tingkat kesinambungan topik untuk keberterusan topik diperjelas dengan grafik berikut ini : Gambar 5.9. Grafik Keberterusan Topik 1.41 1.22 0.87 0.69 0.37 0.16 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 PK POK PP PT PTT PR KT Gambar 5.9 di atas menunjukkan titik pergerakan garis cukup signifikan. Pada dua bentuk topik, yaitu pronomina kosong, dan pronomina orang ketiga, garis tidak bergerak terlalu jauh. Dengan kata lain, keberterusan kedua topik ini berkisar antara 1-2 klausa. Sedangkan pada empat topik lainnya, yaitu pronomina posesif, pronomina relatif, pronomina takrif dan pronomina tak takrif pergerakan garis cukup merata, nilai rata-rata diperoleh dibawah 1. Artinya, keberterusan topik berkisar antara 0-1 klausa saja. Secara umum dapat dikatakan, keenam bentuk topik cukup sulit teridentifikasi karena keberterusan topik berkisar antara 0-2 klausa saja sehingga topik agak sulit teridentifikasi.. Berikut ini dapat dilihat contoh sehubungan dengan pernyataan di atas. 44. jikok rundiangan [ PTT. KB.0 ] alah saukua, sakato kito dibalai nangko jika rundingan sudah seukur , sekata kita dibalai PT-ini ‘jika rundingan sudah sepakat, satu kata kita dibalai ini’ 106 : 4 Universitas Sumatera Utara 45. ka bukik [ PTT. KB.0 ] alah samo Ø didaki ke bukit sudah sama PRO1JM-kami PAS-daki ‘ke bukit kita sudah sama-sama mendaki’ 46. ka lurah [ PTT. KB.0 ] alah samo Ø manurun ke lurah sudah sama PRO1JM-kami AKT-turun ‘ke lurah kita sudah sama-sama menurun ‘ 47. asa Ø jan barubah kudiannyo asal PRO1JM-kami jangan AKT-rubah kemudiannya ‘asal kita jangan berubah pada akhirnya’ 48. manjawab pulo manti tuo [PTT.KB.0], manolah tuan jurumudi [ PTT. KB.0 ] AKT-jawab pula menteri tua, manalah PRO2TG-tuan jurumudi ‘menjawab pula menteri tua, wahai tuan jurmudi’ Pada klausa 44 sampai dengan 48, topik dalam bentuk pronomina tak takrif untuk keberterusan tidak mendapat nilai 0. Artinya, topik baru pertama sekali diperkenalkan dan kemunculan topik dianggap tidak terlalu penting. Untuk keberterusan topik, topik dalam bentuk pronomina kosong lebih sering digunakan, seperti contoh berikut ini : 49. basugiro malah Suto Suri [ PT. KB.8] 11:2 AKT-segera lah 3TG-Suto Suri ‘bergegaslah Suto Suri’ 50. Ø [ PK. KB.7] diambiak peti katujuahnyo PRO3TG-dia AKT-ambil peti ketujuhnya ‘dia mengambil ketujuh peti’ 51. Ø [ PK. KB.6] dikaluangkan surek pusako. PRO3TG-dia PAS-kalung surat pusaka ’dia kalungkan surat pusaka’ 52. Ø [ PK. KB.5] lalu diasok-i tangah rumah PRO3TG-dia lalu PAS-asap tengah rumah ’lalu dia mengasapi tengah rumah’ 53. sanan mamintak Suto Suri [PT. KB.4 ] Universitas Sumatera Utara disana AKT-minta 3TG- Suto Suri ’disana Suto Suri memohon’ 54. Ya Allah Tuhan Rabbani, kok iyo sabana Ø [PK.KB.3] rang Piaman, Ya Allah Tuhan Rabbani, kalau memang PRO1TG-saya orang Pariaman ’Ya Allah Tuhan Rabbani, kalau benar saya orang Pariaman’ 55. kok iyo Ø [PK.KB.2 ] barasal anak rajo kalau iya PRO1TG-saya AKT-asal anak raja ‘kalau memang saya berasal dari anak raja’ 56. kok lai Ø [PK. KB.1 ] basunduik anak puti, kalau memang PRO1TG-saya AKT-asal anak putri ‘kalau memang saya anak putri’ Pada klausa 49, topik utama Suto Suri mendapat nilai keberterusan topik 8. Artinya, topik Suto Suri merupakan topik yang dianggap penting karena terus disebutkan berturut-turut dalam tujuh klausa kedepannya. Selanjutnya, apabila jarak topik tidak terlampau jauh, penulis dalam KKM cenderung menggunakan pronomina kosong Ø. Apabila jarak topik cukup jauh, penulis cenderung menggunakan frasa nama penuh seperti pada klausa 51, topik Suto Suri dimunculkan kembali karena jarak topik dianggap cukup jauh. Jadi wajarlah, topik dalam bentuk pronomina kosong untuk keberterusan topik, memiliki kesinambungan topik yang paling tinggi dan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang paling rendah dalam kaba KKM.

5.1.2.4 Tingkat Kesinambungan Topik dalam Kaba Klasik Minangkabau

Tingkat kesinambungan masing-masing bentuk topik, yaitu pronomina kosong, pronomina orang ketiga, pronomina posesif, pronomina takrif, pronomina relatif dan pronomina tak takrif berdasarkan ketiga ukuran kesinambungan topik, yaitu jarak referensi, kemungkinan gangguan dan keberterusan topik dapat dilihat pada grafik berikut ini : Universitas Sumatera Utara Gambar 5.10. Grafik Tingkat Kesinambungan Topik 2 4 6 8 10 12 14 16 18 PK 1.6 1.73 1.41 POK 1.78 1.76 1.22 PP 2.72 1.82 0.87 PT 9.06 1.96 0.69 PR 11.76 1.99 0.37 PTT 15.48 1.99 0.16 JR KG KT Untuk jarak referensi, pronomina kosong memiliki nilai yang paling kecil 1.60 dibandingkan bentuk topik lainnya. Sedangkan nilai terbesar dimiliki oleh pronomina indefinit 15.48. Untuk kemungkinan gangguan, nilai terkecil dimiliki olah pronomina kosong 1.73 dan nilai terbesar dimiliki oleh pronomina relatif dan pronomina tak takrif 1.99. Untuk keberterusan topik, nilai terbesar dimiliki oleh pronomina kosong 1.41 dan nilai terkecil dimiliki olah pronomina tak takrif 0.16. Berdasarkan kriteria ukuran kesinambungan topik, yaitu - Semakin kecil jarak referensi, semakin tinggi kesinambungan topik, sebaliknya semakin besar jarak referensi, semakin rendah kesinambungan topik. Universitas Sumatera Utara - Semakin kecil jarak kemungkinan gangguan, semakin tinggi kesinambungan topik, sebaliknya semakin besar jarak keberterusan topik semakin rendah kesinambungan topik. - Semakin besar jarak keberterus topik, semakin tinggi kesinambungan topik, sebaliknya semakin kecil jarak keberterusan topik semakin rendah kesinambungan topik. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik yang paling tinggi dalam kaba klasik Minangkabau sedangkan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan terendah. Berdasarkan hasil temuan di atas, secara umum dapat dikatakan kesinambungan topik dalam bentuk pronomina kosong, pronomina orang ketiga, pronomina posesif, pronomina takrif, pronomina tak takrif dan pronomina relatif dalam kaba klasik Minangkabau cukup rendah, seperti terlihat dalam tabel berikut ini 5.1.2.5 Tingkat Kesinambungan Keseluruhan Perangkat Gramatikal yang Digunakan Jumlah keseluruhan nilai masing-masing bentuk topik, yaitu pronomina kosong, pronomina orang ketiga, pronomina posesif, pronomina takrif, pronomina relatif dan pronomina tak takrif, dikelompokkan menurut ketiga ukuran kesinambungan topik, yaitu jarak referensi, kemungkinan gangguan dan keberterusan topik. Penjelasan lebih terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.10. Ketiga ukuran Kesinambungan Topik Dalam Keseluruhan Perangkat Gramatikal Universitas Sumatera Utara Jumlah Token Jumlah Nilai Nilai Rata-Rata Jarak referensi 7291 64045 8.78 Kemungkinan gangguan 7291 13801 1.89 Keberterusan topik 7291 5320 0.73 Jumlah token dari keseluruhan bentuk topik, yaitu 7291, jarak referensi memiliki nilai rata-rata terbesar 8.78, dan keberterusan topik memiliki nilai rata- rata terkecil 0.73. Untuk jarak referensi, rentang nilai yang ditentukan antara 1- 20, sedangkan nilai rata-rata untuk jarak referensi secara keseluruhan adalah 8.78. Artinya, jarak rujuk topik cukup rendah dan topik dapat teridentifikasi dengan mudah. Untuk kemungkinan gangguan, rentang nilai yang ditentukan antara 1-2, nilai 1 berarti topik tidak mendapat gangguan dari topik lain dan nilai 2 berarti topik mendapat gangguan dari topik lain. Dari hasil temuan, nilai rata-rata untuk kemungkinan gangguan 1.89, tidak terpaut jauh dengan nilai yang sudah ditentukan, yaitu 2. Artinya, hampir semua kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain, sehingga sulit mengidentifikasi topik tersebut. Untuk keberterusan topik, rentang nilai tidak terbatas, tergantung seberapa penting keberadaan topik tersebut. Nilai rata-rata yang diperoleh untuk keberterusan topik 0.73, artinya mayoritas topik adalah topik-topik baru dan kemunculannya dianggap tidak terlalu penting sehingga rujukan topik menjadi sulit. Oleh karena itu, secara umum dapat disimpulkan, kesinambungan topik dalam keenam bentuk topik rendah karena tidak memenuhi kriteria kesinambungan topik yang telah ditentukan.

5.1.3 Tingkat Kesinambungan Fungsi Gramatikal Topik

Tingkat kesinambungan fungsi gramatikal topik diukur berdasarkan keenam bentuk topik, yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang masing-masing Universitas Sumatera Utara berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain. Menurut parameter fungsi gramatikal topik Givon 1983, fungsi topik sebagai subjek memiliki kesinambungan topik lebih tinggi dibandingkan fungsi topik yang non- subjek. Masing-masing fungsi topik diukur berdasarkan jarak referensi, kemungkinan gangguan, dan keberterusan topik, seperti berikut ini : 5.1.3.1 Jarak Referensi Pengukuran jarak referensi masing-masing bentuk topik, PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain berpijak pada jarak penyebutan pertama suatu topik sampai pada penyebutan terakhir topik tersebut. Menurut parameter yang dikemukakan Givon 1983, topik yang berfungsi sebagai subjek memiliki jarak rujuk yang lebih pendek dibandingkan topik yang berfungsi sebagai non-subjek. Hasil pengukuran keenam bentuk topik yang masing-masing berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan Lain-lain dipaparkan satu-persatu secara lebih terperinci berikut ini: 5.1.3.1.1 Fungsi Topik Sebagai Subjek Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai subjek sebagai berikut : Gambar 5.11. Grafik Jarak Referensi pada Subjek Universitas Sumatera Utara 1.6 1.74 2.7 7.06 14.11 10.53 2 4 6 8 10 12 14 16 PK POK PP PT PTT PR JR Untuk jarak referensi pada subjek, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki nilai rata-rata terkecil 1.60 dan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki nilai rata-rata terbesar 14.11. Hal ini menunjukkan, untuk jarak referensi pada subjek, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik terendah, seperti contoh berikut ini : 57. sadang pado maso dahulunyo, kutiko Tongga pai ka lawik, sedang pada masa dahulunya, ketika 3TG-Tongga pergi ke laut, ‘pada masa dahulu, ketika Tongga pergi berlayar’ 58. Ø [S. PK, JR 1] indak sarupo itu bana PRO3TG-dia tidak serupa itu benar ‘dia tidak seperti itu kali’ 59. Ø [S. PK, JR 1] lah tibo di tangah halaman, iyo di halaman nan panjang PRO3TG-dia sudah tiba di tengah halaman, iya di halaman yang panjang ‘dia sudah sampai di tengah halaman yang panjang’ 60. malengong cando tuan Tongga [S. PT, JR 1] AKT-toleh nampak PRO2TG-tuan Tongga ‘tuan Tongga nampak menoleh’ Universitas Sumatera Utara 61. diliek Ø [ S. PK, JR 1] malah rumah gadang PAS-lihat PRO3TG-dia lah rumah besar ‘dia melihat rumah besar’ 62. tampek Ø [S. PK, JR 1] hiduik sajak ketek tempat PRO3TG-dia hidup sejak kecil ‘tempat dia dibesarkan’ 63. kini Ø [S. PK, JR 1] lah jadi urang gadang sekarang PRO3TG-dia sudah jadi orang besar ‘sekarang dia sudah jadi orang besar’ Dari klausa 57 sampai dengan 63, subjek dalam bentuk pronomina kosong terus dipertahankan, jarak rujuk topik hanya satu klausa sebelumnya, sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi. 64. kabau [S. PTT, JR 20] lah masuak ka kandang nyo kerbau sudah masuk ke kandang POS3TG-nya ‘kerbau sudah masuk ke kandangnya’ 65. urang [S. PTT, JR 20] lah pulang ka rumah nyo orang sudah pulang ke rumah POS2JM-nya ‘orang sudah pulang ke rumahnya’ 66. unggeh [S. PTT, JR 20] lah tabang masuak ka sarang nyo unggas sudah terbang masuk ke sarang PRO2JM-nya ‘unggas sudah terbang masuk ke sarangnya’ 67. dagang [S. PTT, JR 20] ka mano kan manggabai dagang kemana akan AKT-gapai ‘dagang kemana akan menggapai’ 68. janjang [S. PTT, JR 20] mano kan ditingkek tangga mana akan PAS-pijak ‘tangga mana yang akan dipijak’ Pada klausa 64 sampai dengan klausa 68, subjek dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki nilai tertinggi 20. Ini bermakna, kemunculan topik sangat jarang bahkan mungkin baru pertama sekali diperkenalkan, sehingga wajarlah Universitas Sumatera Utara subjek dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang sangat rendah.

5.1.3.1.2 Fungsi Topik Sebagai Objek Langsung

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai objek langsung sebagai berikut : Gambar 5.12. Grafik Jarak Referensi pada Objek Langsung 1 2.78 9.26 16.25 13.16 2 4 6 8 10 12 14 16 18 PK POK PP PT PTT PR JR Topik dalam bentuk pronomina kosong yang berfungsi sebagai objek langsung tidak terdapat dalam jarak referensi.Untuk jarak referensi, topik dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki nilai terkecil 1.00 dan topik dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki nilai terbesar 16.25. Hal ini menunjukkan, untuk jarak referensi, objek langsung dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina tak langsung memiliki kesinambungan terendah, seperti contoh berikut ini : 69. kok Ø batamu bungo [OL.PTT.JR 20] sadang kambang 61:4 kalau PRO1TG-tuan AKT-temu bunga sedang kembang Universitas Sumatera Utara ’kalau tuan bertemu bunga sedang kembang’ Fungsi gramatikal topik sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain diukur berdasarkan kemunculan topik secara berturut-turut. Menurut teori Givon 1983, fungsi gramatikal topik sebagai subjek memiliki keberterusan yang lebih panjang dibandingkan fungsi topik yang non-subjek. Hasil pengukuran masing-masing fungsi gramatikal topik untuk keberterusan topik dipaparkan pada grafik berikut ini: 70. bungo [OL.POK.JR 1] nan jan tuan suntiang 61:4 bunga yang jangan PRO2TG-tuan sunting ‘bunga jangan tuan sunting ’ 71. kambang [OL.POK.JR 1] nan jan tuan patiak kembang yang jangan PRO2TG-tuan petik ‘ kembang jangan tuan petik ’ 72. kok sampai nan baitu, bungo kambang [OL.POK.JR 1] tuan pamenan kalau sampai yang begitu,bunga kembang PRO2TG-tuan AKT- main ‘ kalau sampai terjadi, bunga kembang tuan permainkan ’ 73. ayia janiah [OL.POK.JR 1] tuan pamandi air jernih PRO2TG-tuan AKT-mandi ‘ tuan buat mandi air jernih’ Pada klausa 69 sampai dengan 73, objek langsung dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki nilai terendah 1 karena masing-masing topik merujuk pada satu klausa sebelumnya. Oleh karena itu, untuk jarak referensi, objek langsung dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan yang tinggi. Sedangkan pada klausa 69, pronomina tak takrif mendapat nilai tertinggi 20 karena topik baru pertama sekali disebutkan. 74. Ø panggang lah kini kumayan putiah [OL.PTT. JR 20] 10:4 Universitas Sumatera Utara PRO2TG-kau panggang lah sekarang kemenyan putih ‘kau pangganglah sekarang kemenyang putih’ 75. Ø asokilah rumah [OL.PTT.JR 20] bakuliliang PRO2TG-kau asapilah rumah AKT-keliling ‘kau asapilah sekeliling rumah’ 76. Ø asokilah surek pusako [OL.PTT.JR 20] PRO2TG-kau asapilah surat pusaka ‘kau asapilah surat pusaka’ 77. Ø bukaklah pintu katujuahnyo [OL.PTT.JR. 20] PRO2TG-kau bukalah pintu ketujuhnya ‘kau bukalah pintu ketujuh-tujuhnya’ Pada klausa 74 sampai dengan 77, objek langsung dalam bentuk pronomina tak takrif mendapat nilai tertinggi 20 karena masing-masing topik, baru pertama sekali disebutkan. Oleh karena itu, objek langsung dalam bentuk pronomia tak takrif memiliki kesinambungan topik yang rendah.

5.1.3.1.3 Fungsi Topik Sebagai Dan Lain-lain

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai Dan lain-lain sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 5.1.3 Grafik Jarak Referensi pada Dan Lain-lain 2.69 13.98 16.78 15.56 2 4 6 8 10 12 14 16 18 PK POK PP PT PTT PR JR Fungsi topik sebagai dan lain-lain untuk jarak referensi, tidak terdapat topik dalam bentuk pronomina kosong, dan pronomina orang ketiga. Nilai terkecil dimiliki oleh topik dalam bentuk pronomina posesif 2.69 dan nilai terbesar dimiliki oleh topik dalam bentuk pronomina tak takrif 16.78. Topik dalam bentuk pronomina posesif memiliki kesinambungan topik tertinggi sedangkan pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang terendah. 78. lalu dibaok Ø ka ateh rumah [DLL.PTT.JR.20] 12:2 lalu PAS-bawa PRO3TG-dia ke atas rumah ’lalu dia bawa ke atas rumah’ 79. anak di dalam karuang kulik [DLL.PTT.JR.20] anak di dalam karung kulit ’anak di dalam karung kulit’ 80. diambiak Ø pisau dalam peti [DLL.PTT.JR.20] PAS-ambil PRO3TG-dia pisau dalam peti ‘diambilnya pisau dalam peti’ Universitas Sumatera Utara Pada klausa 78 sampai 80, Dan lain-lain dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki nilai tertinggi 2 untuk jarak referensi. Kemunculan topik hanya sesekali saja dan topik tidak merujuk pada klausa-klausa sebelumnya. Oleh karena itu fungsi topik Dan lain-lain, dalam bentuk pronomina tak takrif memiliki kesinambungan topik yang rendah. 81. bakato pulo tuan Tongga AKT-kata pula PRO3TG- tuan Tongga ’berkata pula tuan Tongga’ 82. mano tuan Bujang Salamat, pado pikiran hati denai [DLL.PP.JR.1] mana PRO3TG-tuan Bujang Salamat, pada pikiran hati POS1TG- saya ‘wahai tuan Bujang Salamat, menurut pendapat saya’ 83. manggarik juo ubun-ubun waang 73:3 AKT-gerak juga ubun-ubun POS1TG- kau ‘ubun-ubunmu masih bergerak’ 84. kok Ø lai sayang di angok ang [DLL.PP.JR.1] kalau PRO1TG-kau ada sayang di nafas POS1TG- kau ‘kalau kau masih sayang nyawamu’ 85. antah Ø dewi hantu gunuang 167:4 entah PRO3TG-dia dewi hantu gunung ‘entahkah dia dewi hantu gunung’ 86. Ø baliak ka rimbo ustana nyo [DLL.PP.JR.1] PRO3TG-dia balik ke rimba istana POS3TG- nya ‘dia kembali ke rimba istana nya’ 87. Ø tidak luko kanai sanjato PRO3TG-dia tidak luka kena senjata ‘ dia tidak luka kena senjata ’ 1 88. sagalo sanjato nan sati-sati, manjadi ayia di badan nyo [DLL.PP.JR.1] segala senjata yang sakti-sakti menjadi air di badan POS3TG- nya ‘ segala senjata yang sakti jadi air di badannya’ Universitas Sumatera Utara Pada klausa 82, 84, 86 dan 88, fungsi topik sebagai Dan lain-lain dalam bentuk pronomina posesif memiliki nilai terkecil 1 untuk jarak referensi. Masing-masing topik merujuk pada satu klausa sebelumnya. Ini berarti, untuk jarak referensi, fungsi topik sebagai Dan lain-lain dalam bentuk pronomina posesif memiliki kesinambungan topik yang tinggi.

5.1.3.2 Kemungkinan Gangguan

Pengukuran kemungkinan gangguan masing-masing bentuk topik, PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi topik sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain berpijak pada ada tidaknya kemunculan topik lain pada urutan tiga klausa berturut-turut sebelumnya. Menurut parameter yang dikemukakan Givon 1983, topik yang berfungsi sebagai subjek memiliki kemungkinan gangguan yang lebih sedikit dibandingkan topik yang berfungsi sebagai non-subjek. Hasil pengukuran keenam bentuk topik yang masing-masing berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan Lain-lain dipaparkan satu-persatu secara lebih terperinci berikut ini:

5.1.3.2.1 Fungsi Topik Sebagai Subjek

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai subjek pada kemungkinan gangguan, sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 5.14. Grafik Kemungkinan Gangguan pada Subjek 1.73 1.69 1.86 1.95 1.98 1.99 1.5 1.55 1.6 1.65 1.7 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 2.05 Pk Pok Ppos Pdef Pindef Prel Fungsi topik sebagai subjek pada kemungkinan gangguan menunjukkan rentang nilai yang tidak terpaut satu sama lainnya. Subjek dalam bentuk pronomina orang ketiga memiliki nilai terkecil 1.69 dan subjek dalam bentuk pronomina relatif memiliki nilai terbesar 1.99. Hal ini menunjukkan, untuk kemungkinan gangguan pada subjek dalam bentuk pronomina orang ketiga, memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan terendah, seperti contoh berikut ini : 89. antah dewi hantu gunuang 167:4 entah dewi hantu gunung ‘entahkah dewi hantu gunung’ 90. baliak ka rimbo ustananyo kembali ke rimba istana POS3TG-nya ‘ kembali ke rimba istana nya ’ 91. ambo nan lai bata nyo PRO1TG-saya yang ada AKT-tanya Universitas Sumatera Utara ‘ saya ada bertanya ’ 92. inyo [S.POK.KG 2] tidak ado manyahuik PRO3TG-dia tidak ada AKT-sahut ‘ dia tidak menyahut ’ 93. manakua sajo inyo [S.POK.KG 2] bajalan AKT-tekur saja PRO3TG-dia AKT-jalan ‘dia menekur saja berjalan’ 94. tidaklah ambo tahu lai tidak lah PRO1TG-saya tahu lagi ‘ saya tidak tahu lagi ’ 95. ka mano inyo [S.POK.KG 2] lah tu kini kemana PRO3TG-dia lah itu sekarang ‘dia berada dimana sekarang ’ 96. bajalan juo Anggun Nan Tongga AKT-jalan juga 3TG-Anggun Nan Tongga ‘berjalan terus Anggun Nan Tongga’ 97. sampailah Ø ka jalan basimpang tigo sampailah PRO3TG-dia ke jalan AKT-simpang tiga ‘sampailah dia kejalan bersimpang tiga’ 98. alah baranti inyo [S.POK.KG 2] di sanan sudah AKT-henti PRO3TG-dia disana ‘lalu dia berhenti disana’ Pada klausa 92, 93, 95 dan 98, masing-masing topik mendapat nilai 2 untuk kemungkinan gangguan. Kemunculan topik tidak jelas arah rujukannya, khususnya pada hitungan tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut. Seperti inyo pada klausa 70, apakah merujuk pada dewi hantu gunung pada klausa 67 atau ambo pada klausa 69. Begitu juga pada klausa 73, apakah inyo merujuk pada Anggun nan tongga pada klausa 71 atau inyo pada klausa 70. Hal ini disebabkan munculnya topik-topik lain pada urutan tiga klausa sebelumnya, sehingga Universitas Sumatera Utara kesinambungan topik menjadi rendah. Penukis KKM menggunakan pronomina orang ketiga dalam fungsinya sebagai subjek, hanya sebagai alat penghubung terhadap topik yang sudah diperkenalkan sebelumnya.

5.1.3.2.2 Fungsi Topik Sebagai Objek Langsung

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai objek langsung pada kemungkinan gangguan, sebagai berikut: Gambar 5.15. Grafik Kemungkinan Gangguan pada Objek Langsung 2 1.79 1.98 2 2 0.5 1 1.5 2 2.5 PK POK PP PT PR PTT KG Topik dalam bentuk pronomina kosong yang berfungsi sebagai objek langsung, tidak terdapat pada kemungkinan gangguan. Rentang nilai untuk setiap bentuk topik tidak terpaut jauh bahkan terdapat tiga bentuk topik yang memiliki Universitas Sumatera Utara nilai sama, yaitu pronomina orang ketiga, pronomina tak takrif, dan pronomina relatif. Selain itu, masing-masing topik mendapat nilai tertinggi 2. Hanya objek langsung dalam bentuk pronomina posesif memiliki nilai terkecil 1.79. Hal ini menunjukkan, untuk kemungkinan gangguan pada objek langsung, kesinambungan topik sangat rendah disebabkan hadirnya topik-topik lain dalam urutan tiga klausa sebelumnya., seperti contoh berikut ini : 99. litak hauih lah taraso 46:3 lapar haus sudah terasa ‘ lapar dan haus sudah terasa ’ 100. bak nangko garang paneh hari seperti ini gerangan panas hari ‘ seperti inilah panasnya hari ’ 101. Ø makanlah siriah nan sacabiak [OL.PR.KG 2] PRO2TG-tuan makanlah sirih yang sekoyak ‘ tuan makanlah sirih selembar ’ 102. Ø duduiklah timbakau nan sajelo [OL.PR.KG 2] PRO2TG-tuan hiruplah tembakau yang sejumput ‘ tuan hiruplah tembakau agak sejumput ’ Pada klausa 100 dan 101, masing-masing topik mendapai nilai tertinggi 2 karena topik tidak memiliki rujukan, yaitu pada tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut.. Oleh karena itu, objek langsung dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan topik yang rendah. 103. usah Ø bakareh-kareh hati 73:3 jangan PRO2TG-tuan AKT-keras-keras hati ‘jangan tuan berkeras hati’ 104. den liek waang mudo matah PRO1TG- ku lihat PRO2TG-kau muda mentah ‘ku lihat kau muda mentah’ Universitas Sumatera Utara 105. manggarik juo ubun-ubun waang AKT-gerak juga ubun-ubun POS2TG-kau ‘ubun-ubunmu masih bergerak’ 106. kok Ø lai sayang di angok ang [ OL.PP.KG.1] kalau PRO2TG-kau ada sayang di nafas POS2TG- mu ‘kalau kau masih sayang nyawamu’ 107. nak jan manangih mandeh ang [ OL.PP.KG.1] supaya jangan AKT-tangis ibu POS2TG- kau ‘supaya jangan menangis ibumu’ Pada klausa 106 dan 107, objek langsung dalam bentuk pronomina posesif untuk kemungkinan gangguan mendapat nilai kecil 1 karena topik merujuk pada topik yang sama waang, yaitu pada tiga klausa sebelumnya secara berturut-turut. Ini berarti, topik tidak mendapat gangguan dari topik lain pada tiga klausa sebelumnya, sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi.

5.1.3.2.3 Fungsi Topik Sebagai Dan lain-lain

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai Dan lain-lain pada kemungkinan gangguan, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 5.16. Grafik Kemungkinan Gangguan pada Dan Lain-lain 1.64 1.99 2 2 0.5 1 1.5 2 2.5 PK POK PP PT PTT PR KG Topik dalam bentuk pronomina kosong dan pronomina orang ketiga yang berfungsi sebagai Dan Lain-lain, tidak terdapat pada kemungkinan gangguan. Terdapat dua bentuk topik yang memiliki nilai tertinggi 2, yaitu pronomina tak takrif, pronomina relatif dan pronomina tak takrif hampir mendekati nilai tertinggi 1.99. Ini berarti, setiap kemunculan topik mendapat gangguan dari topik lain, hanya satu topik yang memiliki nilai rendah 1 pada pronomina takrif, selebihnya mendapat nilai tinggi 2. Selanjutnya, topik dalam bentuk pronomina posesif memiliki nilai yang relatig tinggi 1.64, mayoritas kemunculannya juga mendapat gangguan dari topik lain Oleh karena itu, dapat dikatakan, untuk keberterusan topik, fungsi topik sebagai Dan lain-lain memiliki kesinambungan yang rendah, seperti contoh berikut ini : 108. pihak kapado Ganto Pamai [DLL.PT.KG.2] 10:3 pihak kepada 3TG- Ganto Pamai ‘ beralih pada Ganto Pamai ’ Universitas Sumatera Utara 109. Ø kaluah kasah dalam kulambu [DLL.PTT.KG.2] PRO3TG- dia keluh kesah dalam kelambu ‘dia berkeluh kesah dalam kelambu’ 110. inyo nan sadang dalam sakik, PRO3TG- dia yang sedang dalam sakit ‘dia yang sedang dalam keadaan sakit’ 111 Ø sadang di tangah lawik basa [DLL.PTT.KG.2] PRO3TG- dia sedang di tengah laut besar ‘dia sedang di tengah laut luas’ 112. Ø manganduang buah dalam tian, PRO3TG-dia AKT-kandung buah dalam penantian ‘dia mengandung buah penantian’ 113. Ø mananti saat dalam rumah gadang nantun [DLL.PT.KG.2] PRO3TG-dia AKT-nanti saat dalam rumah gadang PT-itu ‘dia menunggu kelahiran dalam rumah besar itu’ Pada contoh di atas, fungsi topik sebagai Dan lain-lain dalam bentuk pronomina takrif dan pronomina tak takrif, masing-masing memiliki nilai tertinggi 2 untuk kemungkinan gangguan. Hal ini disebabkan, topik baru muncul pertama sekali sehingga jarak rujuk topik pada tiga klausa sebelumnya secara berturut- turut tidak dapat teridentifikasi. Jadi dapat disimpulkan, fungsi topik sebagai Dan Lain-lain, untuk kemungkinan gangguan memiliki kesinambungan topik yang rendah.

5.1.3.3 Keberterusan Topik

Pengukuran keberterusan topik pada masing-masing bentuk topik, yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi topik sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan lain-lain berpijak pada jarak penyebutan pertama Universitas Sumatera Utara suatu topik sampai pada penyebutan terakhir topik tersebut secara berturut-turut kedepannya. Menurut parameter yang dikemukakan Givon 1983, topik yang berfungsi sebagai subjek memiliki jarak penyebutan yang lebih panjang dibandingkan topik yang berfungsi sebagai non-subjek. Hasil pengukuran keenam bentuk topik yang masing-masing berfungsi sebagai subjek, sebagai objek langsung dan sebagai Dan Lain-lain dipaparkan satu-persatu secara lebih terperinci berikut ini:

5.1.3.3.1 Fungsi Topik Sebagai Subjek

Hasil pengukuran keenam bentuk topik yaitu PK, POK, PP, PT, PTT dan PR yang berfungsi sebagai subjek pada keberterusan topik, sebagai berikut : Gambar 5.17. Grafik Keberterusan Topik pada Subjek 1.42 1.18 0.76 0.79 0.19 0.52 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 PK POK PP PT PR PTT KT Topik dalam bentuk pronomina relatif yang berfungsi sebagai subjek pada keberterusan topik, memiliki nilai terkecil 0.19 dan topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki nilai terbesar 1.42. Hal ini menunjukkan, untuk Universitas Sumatera Utara keberterusan topik pada subjek, topik dalam bentuk pronomina kosong memiliki kesinambungan topik tertinggi dan topik dalam bentuk pronomina relatif memiliki kesinambungan terendah. 114. tasabuik kaba Anggun Nan Tongga 179:5 PAS-sebut kabar 3TG-Anggun Nan Tongga ‘tersebut cerita Anggun Nan Tongga’ 115. lah payah Ø [S.PK.KT 6] dek manurun, ka dalam lurah nantun sudah payah PRO3TG-dia karena AKT-turun ke dalam lurah PT- itu ‘sudah penat dia karena menurun ke dalam lurah’ 116. Ø [S.PK.KT 5] manggapai urek kayu PRO3TG-dia AKT-gapai urat kayu ‘dia menggapai urat kayu’ 117. Ø [S.PK.KT 4] bapacik di tali aka PRO3TG-dia AKT-pegang di tali akar ‘dia berpegang pada tali akar’ 118. tabuang saruweh di paciak Ø [S.PK.KT 3] juo tabung seruas PAS- pegang PRO3TG-dia juga ‘ bambu seruas dipegangnya juga ’ 119. dek untuang takadia Allah, lai salamaik Ø [S.PK.KT 2] tibo di bawah karena untung takdir Allah, sudah selamat PRO3TG-dia tiba di bawah ’karena takdir Allah, dia selamat sampai di bawah’ 120. baru sajo Ø [S.PK.KT 1] di bawah baru saja PRO3TG-dia di bawah ‘baru saja dia di bawah’ 121. Ø [S.PK.KT 0] tadanga buni ayia hilia, dalam lurah nan dalam nantun PRO3TG-dia AKT-dengar bunyi air hilir, dalam lurah yang dalam PT- itu ‘dia mendengar bunyi air hilir dalam lurah yang dalam itu’ Universitas Sumatera Utara Pada klausa 114 sampai dengan klausa 121, subjek dalam bentuk pronomina kosong terus digunakan, sehingga kesinambungan topik menjadi tinggi untuk keberterusan topik. Subjek dalam bentuk pronomina indefinit, sebaliknya merupakan topik-topik baru. Kemunculannya juga hanya sesekali. Topik dianggap tidak terlalu penting hanya sebagai pelengkap cerita saja, seperti contoh berikut ini : 122. anggang [S.PTT.KT 0] nan pandai mangulindam, 62:3