Ketimpangan Wilayah di Provinsi Sumatera Utara

87

4.6 Ketimpangan Wilayah di Provinsi Sumatera Utara

Terjadinya kesenjangan pendapatan antar kota di sumatera Utara dapat dilihat dari kecenderungan ketimpangan pembangunan yang terjadi. Untuk memberikan gambaran terhadap ketimpangan tersebut, maka alat analisis yang digunakan adalah indeks Williamson. Indeks ini menggunakan data perkembangan Produk Domesik Regional Bruto PDRB dan juga perkembangan jumlah penduduk dari masing- masing kota. Persebaran penduduk juga berhubungan dengan pola pemukiman suatu daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran penduduk antara lain: iklim, letak dan bentuk datarantanah, kesuburan tanah, sumber daya alam, social budaya dan teknologi. Apabila persebaran penduduk di setiap daerah tidak merata, akibat lansung yang terlihat adalah kepadatan penduduk yang tidak merata. Kepadatan penduduk merupakan indicator dari tekanan penduduk di suatu daerah. Penyebaran penduduk tiap kota di Sumatera Utara tidak merata, dimana jumlah penduduk terbanyak berada pada kota Medan, karena medan merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian untuk Propinsi Sumatera Utara. Dari data PDRB atas dasar harga konstan dan data persebaran jumlah penduduk, maka dapat diperoleh ketimpangan pendapatan yang dihitung dengan menggunakan indeks Williamson. Nilai indeks Williamson terletak antara 0 sampai dengan 1. Nilai indeks ini yang semakin dekat dengan angka 1 menunjukkan kesenjangan pendapatan yang semakin meningkat, dan sebaliknya jika semakin mendekati angka 0, maka kesenjangan pendapatan semakin rendah. Universitas Sumatera Utara 88 Dengan menggunakan Index Williamson, didapatlah ketimpangan distribusi pendapatan perkabupaten kota di Sumatera Utara sebagai berikut: Table 4.8 Index Williamson Kabupaten Kota di Sumatera Utara 2001 - 2007 Kabupaten Kota 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 rata- rata Nias 0,1214 0,1157 0,0853 0,0863 0,0999 0,0936 0,0924 0,0992 Mandailing Natal 0,0819 0,0818 0,0446 0,0812 0,0933 0,0871 0,0872 0,0796 Tapanuli Selatan 0,1051 0,1038 0,091 0,0948 0,0992 0,0912 0,095 0,0971 Tapanuli Tengah 0,0825 0,0855 0,0843 0,0845 0,0833 0,0879 0,0898 0,0854 Tapanuli Utara 0,0649 0,0639 0,0492 0,0481 0,049 0,0477 0,0443 0,0524 Toba Samosir 0,0211 0,0247 0,0366 0,0255 0,0232 0,0162 0,0166 0,0234 Labuhan Batu 0,0234 0,0224 0,0204 0,0135 0,0096 0,0037 0,0017 0,0135 Asahan 0,1042 0,0989 0,1088 0,1057 0,1014 0,113 0,0259 0,094 Simalungaun 0,0568 0,0576 0,0596 0,0641 0,0583 0,0115 0,0689 0,0538 Dairi 0,0368 0,0341 0,0198 0,0189 0,0187 0,0391 0,0209 0,0269 Karo 0,032 0,0288 0,0293 0,0252 0,0158 0,013 0,0084 0,0218 Deli Serdang 0,022 0,0193 0,0214 0,0019 0,0039 0,0139 0,0236 0,0151 Langkat 0,026 0,0297 0,034 0,0442 0,0506 0,0604 0,0645 0,0442 Nias Selatan 0,0739 0,0272 0,0819 0,0703 0,0709 0,0648 Humbang Hasundutan 0,0364 0,0348 0,0363 0,0312 0,0313 0,034 Pakpak Barat 0,0274 0,0267 0,0277 0,0259 0,0299 0,0275 Samosir 0,0933 0,0111 0,0101 0,0111 0,0314 Serdang Bedagai 0,0238 0,0442 0,0431 0,0457 0,0392 Sibolga 0,0091 0,0081 0,077 0,0062 0,0013 0,011 0,0239 0,01951 Tanjung Balai 0,0062 0,0067 0,0083 0,0076 0,0055 0,0025 0,0099 0,0067 Pematang Siantar 0,0012 0,0037 0,0019 0,0007 0,0006 0,0073 0,0067 0,0032 Tebing Tinggi 0,0111 0,0101 0,01 0,0096 0,0103 0,0098 0,0133 0,0106 Medan 0,2657 0,2703 0,2772 0,2889 0,314 0,3172 0,329 0,2946 Binjai 0,0199 0,018 0,0139 0,0144 0,014 0,0146 0,0163 0,0159 Padang Sidempuan 0,0418 0,0428 0,0556 0,0054 0,0547 0,04 Sumber: Badan Pusat Statistik Sumut Dari hasil nilai indeks Williamson di atas, maka dari tahun 2001-2007 ketimpangan pendapatan antar kota di Sumatera Utara terus meningkat. Ketimpangangan pendapatan yang paling besar berada pada kota Medan dimana rata- rata kesenjangan pendapatan dari tahun 2001-2007 adalah sebesar 0.2910, diikuti oleh kota Nias adalah sebesar 0,0992 dan diikuti oleh Tapanuli Selatan sebesar 0,0971. Universitas Sumatera Utara 89 Hal ini menunjukkan bahwa kesenjanganketimpangan di kota Medan adalah yang terbesar, meskipun kota Medan adalah pusat pemerintahan dan pusat perekonomian untuk Provinsi Sumatera Utara. Model pembangunan ekonomi di Medan masih mengacu pada pertumbuhan ekonomi bukan mengacu pada pemerataan pembangunan yang semakin baik. Sedangkan pemerataan yang paling baik berada pada kota Pematang Siantar yakni sabesar 0,0032 dan diikuti oleh kota Tanjung Balai yakni sebesar 0,0067. 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 N ia s Tapa nul i S el at an Tapa nul i U tar a Labuh an Bat u S im al ungau n K ar o Langka t H um ban g H asu ... S am osi r S ibol ga P em at ang S ia nt ar M edan P ad ang Si dem ... KabupatenKota R at a- rat a I n d eks W il li am so n rata-rata c Gambar 4.4 Grafik ketimpangan Pendapatan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara 2001-2007 Hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan pendapatan adalah bertanda positif sesuai dengan hipotesa Kuznets yang menyatakan pada tahap – tahap awal pembangunan semakin baik distribusi pendapatan akan diikuti dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan dan peningkatan PDRB erat kaitannya dengan ketimpangan distribusi pendapatan antardaerah. Opportunity Cost dalam menghadapi pertumbuhan adalah besarnya ketimpangan distribusi pendapatan. Pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara relatif tinggi, tetapi pertumbuhan tersebut juga diiringi oleh disparitas antar wilayah yang semakin relatif besar. Strategi pembangunan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara masih mengacu Universitas Sumatera Utara 90 pada pertumbuhan ekonomi growth oriented strategy, belum mengacu kepada pemerataan pembangunan yang semakin baik growth oriented strategy with distribution. Untuk memberikan gambaran umum terhadap disparitas antar wilayah dapat digunakan indeks Williamson. Dari hasil analisis terhadap data yang ada diperoleh nilai indeks Williamson di setiap kabupaten dan kota selama tahun 2000 hingga tahun 2007. Pertumbuhan ekonomi provinsi Sumatera Utara relatif tinggi, tetapi pertumbuhan tersebut diiringi dengan disparitas antar wilayah yang semakin besar. 4.7 Analisis Data 4.7.1 Analisis dan Pengumpulan Data