96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ketimpangan pendapatan yang paling besar barada pada kota Medan dimana rata- rata kesenjangan pendapatannya dari tahun 2001-2007 adalah sebesar
0.2910, diikuti oleh kota Nias adalah sebesar 0,0992 dan Tapanuli Selatan sebesar 0,0971. Sedangkan pemerataan distribusi pendapatan yang paling
merata yakni kota Pematang Siantar sebesar 0,0032 dan diikuti oleh kota Tanjung Balai sebesar 0,0067.
2. Variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh nyata terhadap variable dependen yaitu PDRB atas dasar harga konstan . Hal ini tampak pada nilai
t-hitung t-tabel12,946 2,819, ini berarti bahwa variable pengeluaran pemerintah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap PDRB pada tingkat
kepercayaan 99 3. Variabel penduduk yang bekerja berpengaruh nyata terhadap variable
dependen PDRB.Hal ini tampak pada nilai t-hitung t-tabel 3,721 2,819. Ini berarti bahwa variable penduduk yang bekerja mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap PDRB pada tingkat kepercayaan 99. 4. Variabel –variabel independen yaitu pengeluaran pemerintah dan penduduk
yang bekerja dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhdap variable Y PDRB sebesar 51,74 sedangkan sisanya sebesar 48,26 dijelaskan oleh
variable lain error term yang tidak dimasukkan ke dalam model estimasi. 5. Hasil uji F-statistik berdasarkan hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa F-
statistik F tabel 105,6304 3,44 maka H
a
diterima, artinya bahwa semua variable bebas yakni pengeluaran pemerintah dan penduduk yang produktif
Universitas Sumatera Utara
97
secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variable Y PDRB pada tingkat kepercayaan 99 selama kurun waktu 2000-2007.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis dari hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskandi atas, maka penulis perlu untuk mengajukan saran-saran yang relevan
sebagai usaha untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan dalam analisis serta diharapkan dapat berguna sebagai masukan bagi pihak-pihak yang terkait. Adapun
saran-saran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengurangi tingkat kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar daerah
tingkat II yang terjadi di Sumatera utara diupayakan untuk memprioritaskan pembangunan ekonomi pada daerah-daerah yang kurang maju atau yang masih
terbelakang melalui pemberian proporsi anggaran pembangunan yang lebih besar dan meningkatkan kemampuankesanggupan potensi dan sumber daya
yang ada untuk meningkatkan perekonomian daerah itu sendiri. 2. Pengeluaran pemerintah tiap daerah diarahkan lebih baik agar pembangunan
yang dilaksanakan dapat lebih cepat dan alokasi pemabangunan dapat lebih merata, sehingga tidak terjadi ketimpangan antar daerah, misalnya
pengeluaran pemerintah diarahkan unutk membangun infrastruktur sebagi upaya untuk menarik investor ke daerah dan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. 3. Bagi badan-badan pemerintahan agar hendaknya lebih berusaha untuk
memajukan potensi ekonomi yang ada di suatu daerah tertentu sehingga dapat terwujud kemajuan daerah dan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat dari daerah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
98
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Sritua. 1993. Metode Penelitian. Jakarta : UI Press. Badan Pusat Statistik, Sumatera Utara Dalam Angka 2000-2007. Sumatera Utara :
BPS Sumatera Utara. Boediono.1998. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE.
Etharina. 2005. Disparitas Pendapatan Antardaerah di Indonesia. Jurnal Kebijakan
Ekonomi, hal.59-74. Jhinghan, M L. 1993. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa. Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi Dan Pembangunan Daerah: Reformasi,
Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Penerbitan Erlangga. Mangkoesoebroto, Guritno. 2001. Ekonomi Publik, Cetakan kesepuluh. Yogyakarta:
BPFE. Nachrowi, D Nachrowi. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis Ekonometrika Untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI. Nazir, Mohammad. 1999. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia.
Nugroho. Y. S dan Soelistianingsih. 2007. Analisis Disparitas KabupatenKota di
Provinsi Jawa Tengah dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Regional. Depok: Paralel Session IVA Urban Regional.
Pratomo, Wahyu Ario, dan Paidi Hidayat. 2007. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews Dalam Ekonometrika. Medan: USU Press.
Pujiati, Amin. 2008. Analisis Pertumbuhan Ekonomi di Karasidenan Semarang Era Desentrralisasi Fiskal. Semarang.
Richardson, Harry W. 1991. Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Terjemahan Paul sihotang. Jakarta: LPFE-UI.
Sirojuzilam. 2005. Beberapa Aspek Pembangunan Regional. Bandung: ISEI. Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional. Medan: Pustaka
Bangsa Press. Simanjuntak, Payaman.1998. Pengantar Sumber Daya Manusia. Jakarta: FE UI.
Syafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama, Padang:
Baduose.
Universitas Sumatera Utara
99
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tjiptoherijanto,Priyono. 1996. Sumber Daya Manusia Dalam Pembangunan Nasional. Jakarta :FE UI.
Waluyo, Joko. 2007. Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan Antardaerah di Indonesia”Paralel Session IVA Fiscal
Desentralizatio
Universitas Sumatera Utara
100
LAMPIRAN
Tabel 1 Hasil Pengolahan Data Eviews
a. Model Linear