Hipertensi Faktor Risiko Stroke yang Dapat Diubah

kelenjar gondok, efek obat-obatan, dan karena kelainan pembuluh darah, serta pada kehamilan. Hampir 90 penderita hipertensi tergolong hipertensi primer, sedangkan 10 tergolong hipertensi sekunder Setiawan dkk, 2008. Menurut Rizaldy 2010 klasifikasi hipertensi seperti dalam tabel 2.1 sebagai berikut: Tabel 2. 1 Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi Sistole Diastole Normal 120 80 Pra Hipertensi 120-139 80-90 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99 Hipertensi tingkat 2 ≥160 ≥100 3 Penyebah Hipertensi Menurut Tambayong 2000 penyebab hipertensi yaitu obesitas, stres, diet tinggi garam, diabetes mellitus, merokok, riwayat keluarga, kurang olahraga. Meskipun hipertensi belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor keturunan, ciri perorangan dan kebiasaan hidup Gunawan, 2007. a. Faktor Keturunan Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi Gunawan, 2007. b. Ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah usia, jenis kelamin, dan ras. Usia yang bertambah akan menyebabkan terjadinya hipertensi. Tekanan darah pada laki-laki umumnya lebih tinggi dibandingkan perempuan Gunawan, 2007. c. Kebiasaan Hidup Kebiasaan hidup yang sering mneyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi, kegemukan atau makan berlebihan, stres, dan pengaruh lain Gunawan, 2007. 1.Konsumsi Garam Yang Tinggi Dapat diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam rendah. Pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah dan pengeluaran garam oleh obat deuretik akan menurunkan tekanan darah lebih lanjut. 2.Kegemukan atau Makan Berlebihan Meskipun mekanisme bagaimana kegemukan menimbulkan hipertensi belum jelas, tetapi sudah terbukti penurunan berat badan dapat menurunkan tekanan darah. 3.Stres atau Ketegangan Jiwa Sudah lama diketahui bahwa stres atau ketegangan jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat sehingga tekanan darah akan meningkat. 4.Pengaruh Lain Pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah yaitu merokok, minum alkohol, minum obat-obatan .

b. Status Merokok

Menurut Sorganvi dkk 2014 merokok berisiko 2 kali lebih besar terkena stroke. Berbagai penelitian menghubungkan kebiasaan merokok dengan peningkatan risiko penyakit pembuluh darah termasuk stroke. Merokok mempunyai risiko 2,2 kali lebih besar terkena stroke Sorganvi dkk, 2014. Merokok memacu peningkatan kekentalan darah, pengerasan dinding pembuluh darah, dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah. Merokok meningkatkan risiko stroke sampai 2 kali lipat Rizaldy, 2010. Serangan stroke bagi perokok dikarenakan pada rokok terdapat bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan antara lain nikotin, karbon monoksida, nitrogen oksida, dan hidrogen sianida. Nikotin menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah serta menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer. Nikotin akan menurunkan HDL kolestrol dan meningkatkan LDL kolestrol, sementara asam lemak bebas meningkatkan agregasi trombosit dan viskositas darah yang semuanya mempercepat aterosklerosis pada lapisan endotel. Dengan demikian, merokok akan menaikkan fibrinogen darah, menambah agregasi trombosit, menurunkan HDL kolestrol yang percepat aterosklerosis Mahendra dkk, 2004. Rokok mengandung bahan kimia toksik diantaranya adalah nikotin, tar, karbonmonoksida, ammonia, dan lain-lain. Nikotin adalah kandungan utama dalam rokok. Apabila merokok, nikotin akan masuk ke dalam sirkulasi darah kemudian masuk ke dalam otak. Dibutuhkan waktu 7 detik, sejak nikotin dihisap hingga menuju otak. Nikotin yang masuk ke dalam otak akan menyempitkan pembuluh darah pada otak sehingga aliran darah ke otak terhambat sehingga sel-sel otak rusak atau mati yang kemudian dikenal sebagai stroke Kabo, 2008 ; Sallika, 2010 ; Wibowo, 2005

c. Diabetes Mellitus

Hyperinsulinemia adalah penyebab diabetes yaitu adanya kelebihan kadar insulin dalam peredaran darah. Hal tersebut mengakibatkan tubuh menyerap lebih banyak garam yang menstimulasi sistem saraf simpatik. Hal ini mempengaruhi struktur pembuluh darah yang tentu saja berhubungan dengan tekanan darah. Tekanan darah tinggi yang berkaitan dengan nephropathy diabetes biasanya ditunjukkan dengan adanya garam dan penahanan cairan. Banyaknya cairan yang tertahan di tubuh ini akan menyebabkan peningkatan volume darah dalam pembuluh darah. Nephropathy diabetes biasanya menyebabkan hipertensi Deherba, 2012. Diabetes mellitus adalah gangguan menahun pada sistim metabolisme karbohidrat, lemak dan juga protein dalam tubuh. Gangguan metabolisme tersebut disebabkan kurangnya produksi hormon insulin, yang diperlukan dalam proses pengubahan gula menjadi tenaga serta sintesis lemak Endang, 2011. Apabila pernah didiagnosis diabetes mellitus oleh tenaga kesehatan dokterperawatbidan Kemenkes, 2013.

d. Kadar Kolestrol dalam Darah

Kolestrol dibentuk dalam tubuh, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu kolestrol HDL dan kolestrol LDL. Kolestrol LDL disebut sebagai kolestrol jahat, yang membawa kolestrol dari hati ke dalam sel. Jumlah kolestrol LDL yang tinggi akan menyebabkan penimbunan kolestrol di dalam sel. Hal ini akan memacu munculnya proses aterosklerosis. Proses aterosklerosis akan menimbulkan komplikasi pada organ. Proses tersebut pada otak akan meningkatkan risiko terkena stroke Rizaldy, 2010. Kadar kolestrol dalam darah yang tinggi pada laki-laki mempunyai risiko 0,80 kali terkena stroke sedangkan pada perempuan mempunyai 0,58 kali terkena stroke Asplund dkk, 2009. Kolestrol HDL disebut juga kolestrol baik, yang membawa kolestrol dari sel ke hati. Kadar kolestrol HDL yang rendah secara konsisten dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner dan stroke Rizaldy, 2010. Profil lemak pada umumnya diperiksa setelah seseorang berpuasa 6-8 jam. Profil lemak yang normal adalah: kadar kolestrol darah dibawah 200 mgdl, kadar kolestrol LDL dibawah 150 mgdl, kadar darah otak disebelah kanan menyebabkan kelemahan anggota gerak sebelah kiri. Sebaliknya, gangguan pada otak sebelah kanan menimbulkan kelemahan anggota gerak sebelah kiri Rizaldy, 2010.

e. Penyakit Jantung Koroner PJK

Penelitian kohort oleh Raso dkk 2006 menunjukkan individu yang mengalami aterosklerosis mempunyai risiko mengalami PJK dan stroke. Kondisi aterosklerosis berisiko menyebabkan stroke lebih tinggi dibandingkan individu yang sehat atau tidak mengalami aterosklerosis Raso dkk, 2006. Penyakit penyerta PJK salah satunya stroke karena disebabkan oleh aterosklerosis. Penyakit stroke ditandai dengan adanya perdarahan pada pembuluh darah yang disebabkan tekanan darah tinggi dan aterosklerosis. Faktor risiko stroke dan PJK disebabkan oleh faktor risiko yang hampir sama seperti merokok dan hipertensi WHO, 2011.

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan Pasien Penderita Hipertensi dengan Upaya Mencegah Kejadian Stroke di RSUP Haji Adam Malik Medan

1 55 70

Distribusi kejadian kanker dan status merokok di Indonesia (analisis data Riskesdas tahun 2013

0 35 101

Hubungan aktivitas fisik dan kejadian penyakit jantung koroner di Indonesia: analisis data Riskesdas tahun 2013

13 72 84

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEJADIAN STROKE

0 2 48

HUBUNGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL DENGAN KEJADIAN STROKE ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Hipertensi Tidak Terkontrol Dengan Kejadian Stroke Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 3 15

PENDAHULUAN Hubungan Hipertensi Tidak Terkontrol Dengan Kejadian Stroke Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 1 4

HUBUNGAN HIPERTENSI TIDAK TERKONTROL DENGAN KEJADIAN STROKE ULANG DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Hubungan Hipertensi Tidak Terkontrol Dengan Kejadian Stroke Ulang Di Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA HIPERTENSI DAN KEJADIAN STROKE DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN Hubungan Antara Hipertensi Dan Kejadian Stroke Di Rsud Kraton Kabupaten Pekalongan.

1 6 15

Faktor yang Berhubungan dengan Hipertensi pada Penduduk Indonesia yang Menderita Diabetes Melitus (Data Riskesdas 2013)

1 3 12

HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA PRODUKTIF DI KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PENDERITA HIPERTENSI USIA PRODUKTIF DI KOTA YOGYAKARTA - DIGILIB UNIS

0 0 17