merokok mempunyai hubungan signifikan antara hipertensi dengan kejadian stroke. Individu hipertensi pada status merokok 28,46 lebih
berisiko terkena stroke dibandingkan dengan status pernah merokok dan tidak merokok.
41
BAB VI PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini terdapat beberapa kelemahan yang menjadi keterbatasan penelitian dan berpengaruh terhadap hasil penelitian.
Keterbatasan penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dimana pengukuran
variabel independen hipertensi dan variabel dependen stroke dilakukan dalam satu waktu. Hal ini menyebabkan tidak dapat
diketahui secara pasti variabel independen yang diukur mendahului variabel dependen atau sebaliknya. Sehingga penelitian ini tidak dapat
menjelaskan hubungan kausalitas menurut hubungan waktu terjadinya hipertensi dengan kejadian stroke.
2. Pengukuran variabel yang berpotensi bias informasi terjadi pada pengukuran variabel stroke, hipertensi dapat disebabkan karena hanya
berdasarkan hasil wawancara tanpa validasi pencatatan diagnosis penyakit
tersebut. Pada
variabel status merokok,
merokok dikategorikan menjadi 5 kategori. Kategori merokok menunjukan
individu yang masih merokok pada saat diwawancara tetapi tidak dibedakan berdasarkan lama merokok, sehingga individu yang belum
mempunyai risiko juga termasuk dalam kategori merokok.
B. Hipertensi dengan Kejadian Stroke di Sulawesi Selatan Tahun 2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian stroke di Sulawesi Selatan. Oleh karena itu peneliti
menggunakan data sekunder skala Provinsi pada penelitian Riset Kesehatan Dasar tahun 2013. Penelitian akan melakukan analisis lanjut
berupa analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama untuk melihat hubungan hipertensi dengan
stroke, tahap kedua untuk melihat hubungan hipertensi dengan stroke berdasarkan karakteristik individu usia, jenis kelamin, status merokok.
1. Stroke Menurut Hipertensi di Sulawesi Selatan Tahun 2013
Proporsi individu hipertensi yang mengalami stroke mempunyai proporsi lebih besar dibandingkan dengan tidak hipertensi. Hasil
penelitian menujukkan bahwa kejadian stroke terjadi pada penderita hipertensi 88,3 lebih besar dibandingkan kejadian stroke pada
penderita tidak hipertensi 11,7. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya bahwa sebagian besar individu hipertensi
mengalami stroke Sofyan, 2015. Hipertensi akan memacu munculnya timbunan plak pada pembuluh
darah besar aterosklerosis. Timbunan plak akan menyempitkan lumendiameter pembuluh darah. Plak yang tidak stabil akan mudah
pecah dan terlepas. Plak yang terlepas meningkatkan risiko tersumbatnya pembuluh darah otak yang lebih kecil. Bila ini terjadi
maka, timbul stroke Rizaldy, 2010. Oleh karena itu, hasil analisis