Sejarah Singkat Lahirnya Kompilasi Hukum Islam

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG KHI

A. Sejarah Singkat Lahirnya Kompilasi Hukum Islam

Sejarah terbentuknya Kompilasi Hukum Islam mengalami suatu proses yang panjang, karena pada dasarnya kebutuhan akan kompilasi Hukum Islam bagi Peradilan Agama sudah terjadi pada tahun 1985. Hal terbukti dengan adanya surat edaran kepala biro Peradilan Agama nomor B1737 tanggal 18 pebruari 1985 tentang pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 45 Tahun 1957 yang mengatur tentang pembentukan Pengadilan Agama Mahkamah syari’iyah di luar Jawa dan Madura. 79 Di dalam huruf B edaran tersebut dijelaskan sebagai berikut : “Untuk mendapatkan kesatuan hukum dalam memeriksa dan memutuskan perkara maka para hakim Pengadilan Agama Mahkamah syar’iyah dianjurkan agar mempergunakan sebagai pedoman kitab-kitab tersebut di bawah ini : 1. Al-Bajuri ; 2. Fathulmuin ; 3. Syarqowi Alat Tahrir ; 4. QolyubiMahalli ; 5. Fathul Wahab dengan syarahnya ; 6. Tuhfah ; 7. Targhibul Musytaq ; 8. Qawanin Syar’iyah Li Sayyid bin Yahya ; 9. Qawanin Syar’iyah Li Sayyid Shadaqah Dahlan ; 10. 79 A.Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , Jakarta: Qolbun Salim, 2005,Cet Pertama, h.79. Syamsuri fil fara’idl ; 11. Bugyatul Mustarsyidin ; 12. Al-fiqhu Ala Madzahibuil Arba’ah ; 13. Mugnil Muhtaj. Dengan menunjukan ketiga belas buku ini maka langkah kearah kepastian hukum semakin nyata. 80 Dalam perjalanan sejarahnya sekalipun pada tahun 1973 pemerintah hindia belanda mengeluarkan kewarisan dan kewenangan Peradilan Agama di Jawa dan Madura, Hukum Islam secara de facto tetap menjadi pilihan ummat Islam di Jawa dan Madura dalam menyelesaikan masalah kewarisannya melalui Pengadilan Agama. 81 Menurut Yahya Harahap Penunjukan pada ketiga belas kitab itu merupakan langkah ke arah kepastian hukum, karena pada saat itu bahwa praktik penerapan hukum yang semata-mata, mendasarkan penemuan hukum dari sumber kitab-kitab mengarah pada praktik penegakan hukum menurut selera dan persepsi hakim. Ummat Islam Indonesia belum memiliki wujud Islam secara kongkrit dan positif. Yang kita miliki baru berupa “abstraksi” hukum yang substansinya terdapat dalam qur’an dalam bentuk “wahyu matluw” dan sunnah dalam bentuk wahyu “goiru matluw ”. 82 80 Team penyusun, Himpunan peraturan perundang-undangan Badan Peradilan Agama Di Indonesia , Proyek pembinaan Badan Peradilan Agama Departemen Agama, Tahun 1976, h.117. 81 A. Basiq Djalil., Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam, h. 80. 82 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, Jakarta, CV Akademika Pressindo, 2007, Cet ke-5, h. 28. Langkah terwujudnya kepastian hukum tentunya bukan hanya sebatas wacana, akan tetapi sudah sampai pada tahapan penyusunan, langkah kongkrit tersebut dapat kita lihat Dengan tahapan sebagai berikut: a. Tahap I : tahap persiapan b. Tahap II : tahap pengumpulan data, melalui: 1 Jalur utama 2 Jalur kitab-kitab fiqih 3 Jalur yurisprudensi Peradilan Agama 4 Jalur studi perbandingan di Negara-negara lain khususnya di Negara- negara timur tengah. 83 c. Tahap III : Tahapan penyusunan rancangan Kompilasi Hukum Islam dari data-data tersebut d. Tahap VI : Tahap penyempurnaan dengan menggumpulkan masukan- masukan akhir dari para ulamacendikiawan Muslim seluruh Indonesia yang dirujuk melalui loka karya. 84 Penjelasan singkat tahapan tersebut adalah sebagai berikut: 1 Latar Belakang Gagasan Kompilasi Hukum Islam Menurut Bustanul Arifin bahwa ide kompilasi hukum Islam timbul setelah berjalan dua setengah tahun Mahkamah Agung MA membina teknis yustisial Peradilan Agama.Tugas pembinaan ini berdasar pada Undang- 83 Ibid., h. 28. 84 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia, h . 37. undang No. 14 Tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman pasal 11 ayat 1 yang menentukan bahwa pengaturan personal keuangan dan organisasi pengadilan-pengadilan yang ada diserahkan kepada Departemen masing-masing. Sedangkan pengaturan teknis yustisial ditangani oleh Mahkamah Agung. Meskipun Undang-undang tersebut telah ditetapkan tahun 1970. Akan tetapi pelaksanaannya dilingkungan Peradilan Agama baru bisa dilakukan pada tahun 1982 setelah ditandatanganinya surat keputusan bersama SKB oleh ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama. SKB itu merupakan jalan pintas tanpa menunggu lahirnya Undang-undang pelaksanaan Undang-undang No. 14 Tahun 1970 di atas untuk Peradilan Agama. Menurut Ismail Suny, pada bulan Maret 1985 Presiden Soeharto mengambil prakarsa sehingga terbitlah SKB Surat Keputusan Bersama ketua Mahkamah Agung dan Menteri Agama yang membentuk proyek Kompilasi Hukum Islam. 85 Selama pembinaan tersebut, dirasakan adanya beberapa kelemahan seperti, hukum Islam yang diterapkan di Peradilan Agama yang masih berbentuk abstraksi hukum. Yaitu, belum ada hukum positif yang dirumuskan secara sistematis sebagai landasan rujukan mutlak. Sehingga untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya satu buku hukum yang menghimpun semua hukum terapan yang berlaku bagi lingkungan Peradilan 85 Ibid., h. 33. Agama yang dapat dijadikan pedoman oleh para hakim, untuk menjamin adanya kepastian hukum. 86 2 Gagasan Dasar Kompilasi Hukum Islam a Untuk dapat berlakunya Hukum Islam di Indonesia, harus ada kepastian hukum dan dapat dilaksanakan baik oleh para penegak hukum maupun masyarakat. b Persepsi yang tidak seragam tentang syari’ah akan dan sudah menyebabkan: 1. Ketidakseragaman dalam menentukan hukum Islam ma’anzala Allahu 2. Tidak mendapat kejelasan bagaimana menjalankan syari’at itu Tanfidziyah 3. Tidak mampu menggunakan jalan-jalan dan alat-alat yang tersedia dalam Undang-undang Dasar 1945, dan perundang-undangan lainnya. c Dalam sejarah Islam pernah dua kali pada tiga Negara, hukum Islam diberlakukan sebagai perundang-undangan Negara, yaitu: 1. Di India masa raja An Rijeb yang membuat dan memberlakukan perundang undangan Islam yang terkenal dengan fatwa Alamfiri. 2. Pada kerajaan Turki Utsmani yang terkenal dengan nama Majalah Al Ahkam Al Adliyah. 86 Ibid., h. 32. 3. Di Sudan, tahun 1983 Hukum Islam dikodifikasikan. Dengan dibatasinya hanya 13 buah kitab kuning dari kitab-kitab yang selama ini dipergunakan di Pengadilan Agama, merupakan upaya kearah kesatuan dan kepatian hukum yang sejalan dengan yang dilakukan ketiga Negara tersebut. Hal tersebut mendorong munculnya gagasan penyusunan Kompilasi Hukum Islam sebagai buku hukum bagi Pengadilan Agama. 87 d Landasan Yuridis Undang-undang no.14 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok kekuasaan kehakiman pasal 20 ayat 1 yang berbunyi : “Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yang hidup dalam masyarakat”. Dan di bawah fiqh ada kaedah yang mengatakan bahwa: “Hukum Islam dapat berubah karena perubahan waktu, tempat dan keadaan. Keadaan masyarakat selalu berubah, ilmu fiqh sendiri selalu berkembang karena mempergunakan metode-metode yang sangat memperhatikan rasa keadilan masyarakat. Di antara metode tersebut adalah maslahah mursalah, istihsan, uruf dan lain-lain. e Landasan Fungsional 87 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , h. 83. Kompilasi Hukum Islam adalah fiqh Indonesia, ia disusun dengan memperhatikan kondisi kebutuhan ummat Islam Indonesia. Ia bukan berupa madzhab baru tapi dia mempersatukan berbagai fiqih dalam menjawab persoalan fiqh. Ia mengarah pada unifikasi madzhab dalam hukum Islam. Dalam sistem hukum Indonesia ini merupakan bentuk terdekat dengan kodifikasi hukum yang menjadi arah pembangunan hukum nasional Indonesia. 88 3 Realisasi Kompilasi Hukum Islam Tahapan selanjutnya dalam proses pembentukan Kompilasi Hukum Islam adalah penyusunan yang dilaksanakan oleh sebuah tim pelaksana proyek dengan SKB Ketua Mahkamah Agung RI dan Menteri Agama RI No.07KMA1985 dan No.25 Tahun 1985 tanggal 25 Maret 1985. Di dalam SKB tersebut ditentukan para pejabat Mahkamah Agung RI Urusan Lingkungan Peradilan Agama. Disamping ada pelaksana bidang kitab yurisprudensi, bidang wawancara dan bidang pengumpul dan pengolah data. Jangka waktu pelaksanaan proyek ditetapkan selama 2 tahun terhitung sejak ditetapkannya SKB. Dan tata kerja serta jadwal waktu proyek telah ditetapkan sebagai lampiran dari SKB. Sedang biaya dibebankan kepada dana bantuan 88 Team penyusun, Himpunan peraturan perundang-undangan Badan Peradilan Agama Di Indonesia , h. 142. yang diperoleh dari pemerintah, Keppres No.191SOSRROKH1985 Bantuan Presiden RI dan No.068SOSROKH1985. 89 Tugas pokok proyek adalah melaksanakan usaha pembangunan Hukum Islam melalui Yurisprudensi dengan jalan Kompilasi hukum Islam. Sasarannya mengkaji kitab-kitab yang dipergunakan sebagai landasan putusan-putusan hakim agar sesuai dengan perkembangan masyarakat Indonesia untuk menuju hukum nasional. Proyek pembangunan hukum Islam melalui yurisprudensi dilakukan dengan cara: a. Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan penelaahanpengkajian kitab-kitab b. Wawancara dilakukan dengan para ulama c. Loka karya dengan maksud seminar sebagai hasil penelaahan dan pengkajian kitab-kitab dan wawancara d. Sdudi perbandingan dengan maksud untuk meperoleh sistemkaidah- kaidah hukumseminar satu sama lainnya dengan jalan perbandingan terhadap Negar-negara Islam lainnya. 90 1. Penelitian Penelitian dilakukan melalui empat jalur : 91 89 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , h. 85. 90 Ibid., h. 86. a. Jalur penelitian kitab 1 Pokok Hukum Materiil yang diteliti ada 160 masalah dalam bidang hukum keluarga perkawinan, kewarisan, wasiat, Hibah, dan wakaf, serta shadakah: 2 Kitab yang diteliti sebanyak 38 kitab; dan 3 Penelitian kitab-kitab tersebut dilakukan oleh 10 IAIN dalam waktu 3 bulan, mulai tgl 7 Maret sampai 21 juni 1985. 92 4 Penelitian kitab-kitab tersebut diolah lebih lanjut oleh tim proyek bagian pelaksanaan bidang kitab dan yurisprudensi. b. Wawancara 1 Pokok masalah yang telah disusun dan disajikan sebagai bahan wawancara dimuat dalam sebuah buku guide questioner berisi 102 masalah dalam bidang hukum keluarga perkawinan kewarisan wasiat dan hibah serta wakaf; 2 Wawancara dilakukan di 10 lokasi Pengadilan Tinggi Agama. 93 91 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , h. 88. 92 IAIN Arraniri Banda Aceh 6 kitab ; IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta 6 kitab; IAIN Antasari Banjar Masin 6 kitab ; IAIN Sunan Kali Jaga Yogyakarta 5 kitab ; IAIN Sunan Ampel Surabaya 5 kitab ; IAIN Alaudin Ujung Pandang 5 kitab ; dan IAIN Imam Bonjol Padang 5 kitab, Ibid., h. 88. 93 Di Banda Aceh 20 orang ulama; Medan 19 ulama; Padang 20 ulama; Palembang 20 ulama; Bandung 20 ulama; Surakarta 20 ulama; Surakarta 18 ulama; Banjar masin 20 ulama; Ujung pandang 19 ulama; Mataram 20 ulama. Ibid., h. 88. c. Penelitian yurisprudensi dilaksanakan oleh direktorat pembinaan badan Peradilan Agama Islam terhadap putusan Peradilan Agama yang telah dihimpun dalam 15 buku. d. Studi Perbandingan 1 Studi perbandingan dilaksanakan di timur tengah yaitu di Negara- negara : a Maroko b Turki c Mesir 2 Studi perbandingan dilaksanakan oleh unsur Mahkamah Agung dan departemen Agama: 3 Banyak pihak yang dihubungi di Negara Maroko, Turki, dan Mesir. 94 2. Pengolahan Data Hasil Penelitian a. Hasil penelitian bidang kitab, yurisprudensi, wawancara dan studi perbandingan diolah oleh Tim Besar Proyek Pembinaan Hukum Islam Melalui Yurisprudensi yang terdiri dari seluruh pelaksana proyek ; b. Hasil dari Rumusan Tim Besar dibahas dan diolah lagi dalam sebuah tim kecil yang merupakan Tim Inti yang berjumlah 10 orang. Setelah 94 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , h. 89. mengadakan sebanyak 20 kali rapat, akhirnya TIM Inti dapat merumuskan dan menghasilkan 3 buku naskah rancangan Kompilasi Hukum Islam yaitu : 1 Hukum Perkawinan ; 2 Hukum Kewarisan ; 3 Hukum Wakaf ; Rancangan tersebut selesai disusun dalam kurun waktu 2 tahun 9 bulan yang telah siap dilokakaryakan. Sehingga pada tanggal 29 Desember 1987 secara resmi rancangan tersebut oleh pimpinan proyek diserahkan kepada Ketua Mahakamah Agung RI dan Menteri Agama RI. 95 3. Lokakarya Pada tanggal 2-6 Februari 1988 lokakarya dilaksanakan bertempat di Hotel Kartika Candra Jakarta selama 2 hari yang dihadiri 124 orang. Lokakarya tersebut dibuka oleh Ketua Mahkamah Agung dan ditutup oleh Menteri Agama. Pelaksanaan pembahasan naskah rancangan dibagi dalam dua instansi yaitu sidang komisi dan sidang pleno yang dihadiri oleh seluruh peserta melakukan perbaikan umum, dan mengesahkan hasil lokakarya. Adapun sidang komisi terdiri dari : a. Komisi Hukum Perkawinan ; 96 95 Ibid., h. 91. b. Komisi Hukum Kewarisan ; 97 c. Komisi Hukum Wakaf. 98 Masing-masimg komisi membentuk Tim perumus di mana masing-masing dipimpin oleh pimpinan komisi. Dan kata akhir para ulama dalam sidang pleno pengesahan rumusan Kompilasi Hukum Islam buku I, II, III disampaikan oleh : a. K.H. Hasan Basri mewakili MUI. b. K.H. Ali Yafi mewakili NU. c. K.H. A.R. Fakhrudin mewakili Muhammadiyah. Setelah itu naskah Kompilasi Hukum Islam yang sudah dilokakaryakan mengalami penghalusan redaksi yang intensif dilakukan di Ciawi- Bogor oleh Tim Besar proyek untuk selanjutnya disampaikan kepada presiden, oleh MA1231988 Hal : Kompilasi Hukum Islam dengan maksud untuk memperoleh bentuk yuridis untuk digunakan praktek dilingkungan Peradilan Agama. Kemudian lahirlah Instruksi Presiden No.1 tahun 1991 yang dalam diktumnya menyatakan. MENGINSTRUKSIKAN, kepada Menteri Agama untuk : 99 Pertama , menyebarluaskan Kompilasi Hukum Islam yang terdiri dari : 96 Dipimpin oleh M. Yahya Harahap 97 Dipimpin oleh H.A. Wasit Aulawi 98 Dipimpin oleh H. Masrani Basran 99 A. Basiq Djalil, Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif Fiqh dan Kompilasi Hukum Islam , h. 93. a. Buku I tentang Perkawinan b. Buku II tentang Kewarisan c. Buku III tentang Perwakapan. Sebagaimana telah diterima baik oleh alim ulama Indonesia. Dalam lokakarya di Jakarta pada tanggal 2 sampai 5 Februari 1988, untuk digunakan oleh instansi pemerintah dan oleh masyarakat yang memerlukannya. Kedua, dan seterusnya. 100

B. Maslahah Mursalah Dalam KHI