Prosedur Poligami Poligami Dalam Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif

3. Prosedur Poligami

Mengenai prosedur poligami yang resmi diatur oleh Islam memang tidak ada ketentuan secara pasti, namun di Indonesia dengan kompilasi hukum Islam telah mengatur hal tersebut sebagai salah satu penetapan hukum yang mengandung maslahah mursalah: 150 1. suami yang hendak beristri lebih dari satu orang harus mendapat izin dari PA yang pengajuannya telah diatur dengan peraturan pemerintah. 2. perkawinan dengan istri kedua, ketiga, keempat tanpa izin dari PA tidak mempunyai kekuatan hukum. Pengadilan Agama hanya memberi izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari satu orang apabila: 151 a. istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri b. istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan c. istri tidak dapt melahirkan keturunan. Disamping syarat-syarat tersebut diatas, maka untuk memperoleh izin PA harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut: 152 a. adanya persetujuan istri 150 A.Basiq djalil., Pernikahan Lintas Agama Dalam Perspektif fiqih dan Kompilasi Hukum Islam , h. 186. 151 Kompilasi Hukum Islam Pasal 152 UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan pasal 5, Kompilasi Hukum Islam Pasal 58 b. adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka. Pasal 4 UU No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyebutkan: dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat 2, maka ia wajib mengajukan permohonan kepada PA didaerah tempat tinggalnya. 153 Didalam KHI diatur dalam pasal 56: 154 1 suami yang hendak beristri lebih dari seorang harus mendapat izin dari PA. 2 pengajuan permohonan izin dimaksud pada ayat 1 dilakukan menurut tata cara sebagaimana diatur dalam PP No 9 Tahun 1975 tentang aturan pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan bab VIII. 3 perkawinan yang dilakukan dengan istri kedua, ketiga keempat tanpa izin dari PA tidak mempunyai kekuatan hukum.

E. Teori Kebolehan Dalam Konsep Maslahah Mursalah KHI