56
Alat Peredaran Darah Pada Manusia
C. Kebiasaan Hidup Sehat 30 dan 25
18,21 dan 22
28 29
4
14 13
3 30
Keterangan : C1 = Hasil belajar kategori pengetahuan
C2 = Hasil belajar kategori pemahaman C3 = Hasil belajar kategori aplikasi
G. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas Instrumen Tes dapat dilakukan baik jika tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur atau tes dapat dikatakan valid atau shahih. Pengujian validitas tes pada penelitian ini didasarkan pada
pendekatan validitas konten, yaitu instrumen tes yang dibuat dengan disesuaikan ruang lingkup materi yang disajikan, indikator, dan
aspek yang dikembangkan yang merupakan ranah kognitif yang meliputi aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi pada pokok bahasan sistem
peredaran darah manusia. Setelah melakukan penelitian di kelas eksperimen dan kelas kontrol,
instrumen berupa tes hasil belajar pada pokok bahasan Sistem Peredaran Darah Manusia yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, diberikan
kepada siswa di dua kelompok ini. Tes berupa pilihan ganda berjumlah 30 soal. Setelah dilakukan hasil uji coba validitas dan reliabilitasnya hanya 19
soal saja yang dianggap telah memenuhi validitasnya. 2. Uji Reliabilitas
57
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan pada penelitian ini tetap konsisten atau tidak untuk digunakan, maka terlebih
dahulu dilakukan uji coba instrumen. Dalam melakukan perhitungan koefisien reliabilitas dengan menggunakan rumus:
39
r
11
= n
S² - Σpq n – 1
S² Keterangan :
r
11
= koefisien reliabilitas instrumen n
= banyaknya item butir yang dikeluarkan dalam tes St²
= varians total p
= proporsi responden yang menjawab benar q
= propoesi responden yang menjawab salah 3. Perhitungan Analisis Butir Instrimen
Tingkat kesukaran butir soal ialah proporsi tes yang menjawab benar terhadap butir soal tersebut. Makin besar proporsi yang menjawab benar,
berarti makin rendah kesukaran butir soal itu. Yang selanjutnya berarti bahwa butir soal itu makin mudah. Tingkat kesukaran butir soal sangat
dipengaruhi oleh tingkat kemampuan anggota kelompok peserta tes. Dalam penelitian ini untuk mengatur taraf kesukaran digunakan
rumus sebagai berikut:
40
TK = U + L T
Keterangan : TK
= Indeks TK atau tingkat taraf kesukaran yang dicari
39
Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, h.208
40
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet.ke-12, h. 119
58
U = Jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai upper
group yang menjawab benar untuk tiap soal L
= Jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang lower group yang menjawab benar untuk tiap soal
T = Jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok
kurang jumlah upper group dan lower group Menurut ketentuan yang telah sering diikuti, indeks kesukaran
sering diklasifikasikan sebagai berikut :
41
• 0,00 sampai 0,30 adalah soal kategori sukar
• 0,31 sampai 0,70 adalah soal kategori sedang
• 0,71 sampai 1,00 adalah soal kategori mudah
Sedangkan daya pembeda DP soal digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu soal dengan membedakan siswa yang pandai dengan
yang kurang pandai. Daya pembeda dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
42
DP = U – L ½T
Keterangan : DP
= Indeks DP atau daya pembeda yang dicari U, L, dan T
= sama dengan keterangan pada rumus ‘”taraf kesukaran”” Besarnya daya pembeda memiliki kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = termasuk kategori jelek 0,20 – 0,40 = termasuk kategori cukup
0,40 – 0,70 = termasuk kategori baik 0,70 – 1,00 = termasuk kategori baik sekali
41
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosdakarya, 2001, h.137
42
M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet.ke-12, h. 120
59
4. Uji Normalitas
Uji Normalitas dimaksud untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji kenormalan yang dikenal dengan uji Liliefors.
Lo = F Zi - SZi
Keterangan : LoL observasi = harga mutlak terbesar
F Zi = peluang angka baku S Zi = proporsi angka baku
Kriteria pengujian : L hit L tab data berdistribusi normal
L hit L tab data berdistribusi tidak normal 5.
Uji F untuk mengetahui adanya homogenitas atau variansi populasi antar dua kelompok
Uji homogenitas atau uji kesamaan dua varians sampel atau dua kelompok perlakuan dilakukan dengan menggunakan rumus :
Fh = S1² dengan S1 = S2 = N.ŽFx – ŽFx²
S2² NN-1
Keterangan : Fh
= F hitung S1²
= variasi terbesar S2²
= variasi terkecil 6.
Untuk membandingkan perbedaan rata-rata antara kelompok kontrol dan eksperimen digunakan uji “t”
Dalam mengolah data penulis menggunakan cara analisis statistik dari data kuantitatif. Untuk melihat apakah ada pengaruh pembelajaran
pendekatan konstruktivisme, penulis menggunakan uji statistik “t”.
60
Uji “t”adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi perlakuan atau dua kelompok
berbeda atas perlakuan itu.
43
Kemudian dengan menggunakan rumus:
1 2
2 1
1 1
2 1
2 2
N SDX
N SDX
X X
t
Keterangan : X1
= rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme
X2 = rata-rata hasil belajar kelompok siswa yang tidak diajar
dengan pendekatan konstruktivisme N1 = jumlah sampel pada kelompok eksperimen
N2 = jumlah sampel pada kelompok kontrol
1 = bilangan konstan
SDX
1
= standar deviasi kelompok eksperimen SDX
2
= standar deviasi kelompok kontrol t
= hasil hitung uji t Hasil perhitungan t
hitung
dibandingkan dengan t
tabel
dengan taraf signifikansi 0,05.
Kriteria pengujiannya : Jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak, dan Ha diterima Jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima, dan Ha ditolak
43
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12, h. 275.
61
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN