30
melalui pengalaman di kelas. Dengan kata lain, dasar pemikiran para konstruktivis ialah bahwa pengajaran efektif menghendaki guru agar
mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang menjadi subyek pengajaran atau bagaimana gagasan anak mengenai
topik yang akan dibahas sebelum pelajaran tentang topik itu dimulai.
2. Pengertian Pembelajaran Pendekatan konstruktivisme
Secara umum pendekatan konstruktivisme adalah ˝Constructivism is about what can be known and how knowledge develops. Constructivism is a
method of teaching, however constructivism has been a strong driving force in many areas of education, and has spawned new perspective on the
processes of learning and teaching.˝
15
Jadi konstruktivisme adalah tentang apa-apa yang dapat diketahui dan bagaimana pengetahuan berkembang dan
konstruktivisme juga adalah sebagai perspektif baru dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan pandangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar pada model konstruktivisme siswa sendiri yang
aktif secara mental membangun pengetahuannya, yang dilandasi oleh struktur kognitif yang telah dimilikinya. Guru lebih bersifat sebagai
fasilitator dan mediator pembelajaran. Penekanan dalam belajar mengajar lebih berfokus pada suksesnya siswa dalam memahami atas apa yang
dilakukan. Secara
lebih rinci dapat dikemukakan dalam kegiatan belajar mengajar yang mengacu pada model konstruktivisme, seorang guru
harus memperlihatkan hal-hal sebagai berikut:
16
1. Mengakui adanya konsepsi awal siswa yang dimiliki siswa melalui pengalamannya.
2. Menekankan pada kemampuan minds on dan hands on.
15
Judy Mousley and Russel Tyttler, Constructivism Views Of Learning,Deakin University ,1998 p. 2
16
M. Muttaqin, Pembelajaran IPA di SDMI, Bandung : IAIN Sunan Gunung Djati, 2001, h. 52-53
31
Minds on adalah keterampilan berpikir siswa, sedangkan hands on menurut Haury dan Rillero dalam Didik adalah segala aktivitas yang
dilakukan siswa untuk menangani, memanipulasi atau mengobservasi proses-proses sains.
17
3. Mengakui bahwa dalam proses belajar mengajar terjadi perubahan konseptual.
4. Mengetahui bahwa pengetahuan tidak dapat diperoleh secara pasif. 5. Mengutamakan terjadinya interaksi sosial.
Pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme adalah model pembelajaran yang memandang belajar sebagai pengaturan diri sendiri self
regulation yang dilakukan seseorang dalam mengatasi konflik kognitif. Konflik kognitif timbul pada saat terjadi ketidak selarasan disequilibration
antara informasi yang diterima siswa dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Adapun pengaturan sendiri adalah proses internal untuk
mencapai keselarasan equilibration yang dilakukan melalui dua fungsi yakni organisasi dan adaptasi.
Konflik kognitif tersebut terjadi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang tidak dapat diintegrasikan begitu
saja, sehingga diperlukan perubahan atau modifikasi struktur kognitif skemata untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini terjadi secara
berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru. Terjadinya proses struktur kognitif dapat dilukiskan dalam bentuk diagram di bawah ini :
18
17
Didik P., Efektivitas Model Pembelajaran Biologi Berbasis Hands on, Seminar
nasional Pendidikan MIPA, JICA, 2004, h. 2-3
18
M. Muttaqin, “Pendidikan IPA di SDMI”, IAIN SGD, Bandung,2001,h. 51
SKEMATA Dibandingkan dengan konsepsi awal
Cocok Hal Baru
Hasil Interaksi dengan lingkungannya dalam pembelajaran
32
Bagan 1. Proses Perubahan Strukur Kognitif Siswa
2. Model Pembelajaran Dengan Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembelajaran Sains di MI