Kerangka Teoretis PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS

25

BAB II PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIS

KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kerangka Teoretis

Konsep Sains Ilmu Pengetahuan Alam sains adalah ilmu yang berhubungan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karenanya pendekatan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya sehari-hari. 8 Sebagaimana tercantum dalam Kurikulum 2006, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains diartikan sebagai cara untuk mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan, fakta- fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan Pengetahuan Alam di tingkat Madrasah IbtidaiyahSekolah Dasar diharapkan ada penekanan Salingtemas sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat yang diarahkan pada pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana. 9 Mata pelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah scientific inquiry untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SDMI menekankan pada pengalaman 8 Zulfiani, “Model Pembelajaran Berbasis Konstruktivisme di MIMTs”, Seminar:strategi Pembelajaran Sains yang Efektif di Madrasah:CEQDA UIN Jakartah.1 9 Depag RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2006, h. 484. 8 26 langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Mata pelajaran Pengetahuan Alam di Madrasah Ibtidaiyah MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. 5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam. 6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan proses IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMPMTs. : 10 Konsep-konsep sains maupun proses-proses sains mempunyai kedudukan penting dalam pelajaran, khususnya siswa-siswi di negara maju. Siswa perlu mengetahui konsep-konsep Sains agar pengetahuan yang dimiliki lebih luas. Konsep-konsep sains dapat diperoleh siswa melalui informasi-informasi yang diberikan oleh guru. Namun demikian, konsep-konsep sains itu juga dapat diperoleh siswa melalui proses sains yang dikembangkan dalam pembelajaran pendekatan konstruktivisme yang dilakukan melalui demonstrasi, di samping melalui eksperimen. Kegiatan siswa dalam pendekatan konstruktivisme dapat disusun dalam melakukan konsep-konsep sains. Sains adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik dimana dalam penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. 10 Ibid, h. 484- 485 27 Perkembangan sains tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta produk saja, tetapi juga timbulnya metode ilmiah dan sikap ilmiah. Metode pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat sains yang dinamis selama manusia dapat melanjutkan untuk melakukan pengamatan observasi. Dan penerapan metode ilmiah sains merupakan pengetahuan yang dinamis dan berkembang, tidak statis, baik dalam prinsip maupun dalam praktik. Kondisi yang memungkinkan membawa siswa untuk menuju ke penguasaan terhadap pengertian struktur sains adalah dengan metode pembelajaran konstruktivisme yang dapat dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah. Nilai kebenaran sains bersifat relatif dan terbuka. Hukum-hukum sains dapat diperiksa oleh siapapun. Oleh karena itu dalam melakukan metode ilmiah harus bersifat obyektif, jujur, dan terbuka. Hakikat sains mencakup dua aspek yaitu sains sebagai konsep produk, dan sains sebagai keterampilan proses proses. Selain mampu menerapkan kedua aspek tersebut, harus memiliki sikap dan nilai-nilai sains. Pemberian pengalaman belajar secara langsung sangat ditekankan melalui pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan memecahkan masalah. Keterampilan proses yang digunakan dalam pengetahuan alam adalah : 1 Mengamati, 2 Menggolongkan, 3 Mengukur, 4 Menggunakan alat, 5 Mengkomunikasikan hasil melalui berbagai bentuk seperti lisan, tulisan, dan diagram, 6 Menafsirkan, 7 Memprediksi, dan 8 Melakukan percobaan. 11 Dengan dikembangkannya keterampilan proses pada pendidikan sains, berarti bahwa proses belajar lebih ditekankan pada keterampilan intelektual dari pada materi pelajaran, karena materi pelajaran selalu dikaitkan dengan keterampilan proses, maka keterampilan proses merupakan sejumlah keterampilan yang memungkinkan siswa memproses lebih lanjut dalam mempelajari sains. Karena siswa akan lebih berhasil bila proses belajar itu merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi siswa dan dengan belajar diharapkan siswa dapat 11 Kurikulum 2004, Standar Kompetensi, Jakarta :Depag RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam, 2004, h.210 28 mengembangkan cara berpikirnya, sehingga siswa dapat memecahkan masalah yang baru berdasarkan konsep yang sudah ada. Carin Sund 1993 seperti dikutip dalam Zulfiani, mendefinisikan sebagai “Pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum universal, dan merupakan kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”. Berdasarkan pernyataan tersebut jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat sains meliputi empat unsur utama, yaitu : 12 1 sikap, 2 proses, 3 produk, dan 4 aplikasi, sains sebagai sikap ialah rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar, serta bersifat open ended ; hakikat IPA sebagai proses dan produk yang diwujudkan dalam bentuk prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah yang menghasilkan produk yang berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari merupakan perwujudan aplikasi dari hakikat IPA.

B. Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Konstruktivisme