BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tatanan kehidupan baru, globalisasi dan reformasi telah membawa berbagai perubahan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kondisi ini memungkinkan
bahasa asing terutama bahasa Inggris, memasuki berbagai sendi kehidupan bangsa dan mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia.
Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak lain, dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, tidak mungkin
orang dapat mengadakan hubungan satu dengan lainnya. Namun demikian komunikatifnya suatu bahasa, maka yang dipergunakan haruslah bahasa yang dapat
dimengerti dan dikuasai. Menulis adalah suatu kegiatan yang paling tidak alami bagi manusia. Nunan
1989:36 mengutip pendapat White 1981:2 untuk memperkuat argumen ini. Dalam kata-kata White dikatakan bahwa writing is not a natural activity; all phsycally and
mentally normal people learn to speak a language; yet all people have to be taught how to write; this is a crucial difference between the spoken and written forms of
languange. Tetapi suatu tulisan yang enak dibaca, ekspresif dan bermanfaat adalh seperti
apa yang dikatakan oleh Nunan 1989:35 bahwa to write fluently and expressively is
the most difficult of the macroskills for all language users regardless of whether the language in question is a first, second or foreign language. Dari pernyataan ini jelas
bahwa menulis adalah bukan suatu pekerjaan yang mudah. Dalam era globalisasi ini, tuntutan akan pengetahuan bahasa Inggris bagi
seluruh lapisan masyarakat adalah sangat penting, terutama kalangan mahasiswa di Indonesia. Kebanyakan mahasiswa Indonesia masih menggunakan kerangka berfikir
struktur bahasa Indonesia ketika berbicara atau menulis dalam bahasa Inggris sehingga hal ini akan menimbulkan kecampingan ill-formed yang pada akhirnya
akan dapat membedakan makna sebenarnya. Kecenderungan kecampingan kalimat bahasa Inggris pada umumnya dipengaruhi oleh kerangka berfikir skemata struktur
bahasa Indonesia itu sendiri.Van Dijk mengemukakan bahwa skemata dikatakan sebagai ‘struktur-struktur pengetahuan tingkat tinggi yang kompleks dan bahkan
konvensional dan tetap dalam Brown dan Yule,1985:246 yang berfungsi sebagai perancah ideasi ideasional scaffolding dalam menyusun dan menafsirkan
pengalaman. Dalam pandangan yang tajam, skemata dianggap sebagai deterministis menjadikan orang yang mengalami cenderung untuk menafsirkan pengalamannya
dengan cara tetap. Mengarang dalam bahasa Inggris sulit karena tata bahasanya rumit. Kalimat
tersebut sering diucapkan oleh pelajar atau mahasiswa Indonesia yang belajar bahasa Inggris. Kesulitan yang dialami mereka dapat bersumber dari perbedaan
morfosintaksis bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Contohnya mengenai kala dan aspek. Bahasa Inggris adalah bahasa yang berkala dan beraspek Comrie,
19851993:9, sedangkan bahasa Indonesia tidak. Perbedaan ini membuat sebagian besar pelajar atau mahasisa Indonesia kesulitan menentukan kala atau aspek yang
tepat serta bentuk verba dalam kalimat yang mereka tulis. Hal inilah yang menyebabkan penulis merasa tertarik unuk membuat suatu penelitian tentang
pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris bagi mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.
Di dalam era globalisasi ini, bahasa Inggris menjadi kebutuhan utama dari setiap orang. Sebagaimana kita ketahui, dalam melakukan komunikasi dengan orang
dari negara lain, baik dalam konteks bisnis, maupun dalam konteks sosialisasi, bahasa Inggris sering digunakan sebagai bahasa pengantar utama. Demikian pula untuk
melanjutkan pendidikan ke negara lain, kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat utama.
Mengetahui atau memahami bahasa berarti mampu berbicara dan mengutarakan pendapat, mampu menulis, dapat dimengertinya isyarat-isyarat yang
dikirimkan dalam bentuk bunyi atau sekumpulan bunyi suara atau dalam bentuk isyarat tulis atau sekumpulan isyarat tulis dalam bahasa tetentu. Ridwan 2003:3
mengemukakan bahwa pada dasarnya terdapat tiga jenis bahasa yaitu: 1.
Bahasa lisan atau ujaran spoken language , dimana yang diutarakan atau diucapkan melalui rongga mulut atau saluran nasal dan kemudian masuk melalui
telinga adalah bunyi suara atau sekumpulan bunyi suara yang mengandung makna. Yang berperan untuk jenis bahasa ini adalah alat bicara atau alat ujar
speech organs dan alat dengar.
2. Bahasa tulisan written language , dimana isyarat-isyarat yang dikirimkan dan
diterima adalah bentuk atau sekumpulan bentuk tulis yang mengandung makna. Disini berperan huruf atau sekumpulan huruf, tangan jari dan mata.
3. Bahasa isyaratgerak silent language, gestures . Dalam jenis ini bahasa serupa
tidak diujarkan atau terdengar bunyi suara, tidak dituliskan atau terlihat terbaca huruf atau sekumpulan huruf yang mengandung makna. Isyarat-isyarat codes
yang dikirimkan encoded dan diterima atau dipahami decoded adalah melalui gerak tubuh atau bagian tubuh yang mempunyai makna tertentu. Disini berperan
tubuh atau bagian tubuh dan mata. Di dalam kamus Webster’s New Collegiate 1981: 641 di dalam Ridwan
2003:2 menyebutkan bahwa bahasa adalah alat yang sistematik yang mengkomunikasikan ide atau rasa melalui seperangkat tanda, bunyi, gerak atau
isyarat yang konvensional dan mengandung makna. Dari pengalaman peneliti sebagai pengajardosen, peneliti sering menemukan
struktur kalimat bahasa Indonesia dalam karangan bahasa Inggris para mahasiswa. Hal ini menunjukkan bahwa skemata para mahasiswa, yaitu struktur bahasa
Indonesia, mempengaruhi kerangka berpikir mereka dalam menyusun kalimat bahasa Inggris.
Istilah skemata pertama kali diperkenalkan oleh Barlett pada tahun 1932, Barlett menjelaskan bahwa skemata mengacu pada organisasi aktif dari reaksi masa
lalu atau pengalamn masa lalu Barlett dalam Carell, 1988:39. Barlett juga menjelaskan bahwa informais yang diperoleh dari berbagai cerita diatur ulang dalam
memori pembaca atau pendengar untuk disesuaikan dengan harapan mereka Swales, 1990:83. Dalam hal ini, para mahasiswa menyusun kalimat bahasa Inggris
berdasarkan pengetahuan atau pengalaman masa lalu mereka dalam menyusun kalimat bahasa Indonesia. Kerangka berpikir mereka masih dalam lingkup
morfosintaksis bahasa Indonesia sehingga kalimat bahasa Inggris yang mereka susun menjadi camping ill-formed. Kalimat camping ill-formed adalah kalimat yang
tidak sesuai dengan sistem tata bahasa Mattews 1997. Kalimat yang camping tidak hanya menyebabkan kesalahan tata bahasa,
namun juga dapat menyebabkan kesalahpahaman. Contohnya dalam kalimat berikut ini 1 The postman has been sent some mail for three years.
Kesalahan pada kalimat 1, tidak hanya pada penggunaan kata been yang tidak diperlukan, tetapi juga pada maknanya. Dalam present perfect tense, pola verba
untuk kalimat aktif adalah havehas + V3, tidak perlu disisipi kata been karena akan mengubah maknanya menjadi pasif. Kesalahan ini menjadi fatal karena menghasilkan
makna yang berlawanan dengan apa yang dimaksudkan oleh penulisnya. Penulis tersebut tentunya bermaksud mengatakan : “Tukang pos itu telah mengirim surat
selama tiga tahun”. Akan tetapi, karena kecampingan kalimat bahasa Inggrisnya, maka artinya menjadi : “Tukang pos itu telah dikirim beberapa surat selama tiga
tahun”. Mengarang dalam bahasa Inggris seharusnya lebih mudah daripada berbicara
dalam bahasa Inggris, karena dalam mengarang, kita dapat melihat lagi struktur kalimat yang ditulis sehingga masih memungkinkan dilakukan revisi. Dalam
melakukan revisi, penulis tentunya perlu memiliki pengetahuan yang cukup dari hasil pembelajaran menulis yang didapatnya.
Bahasa Inggris di Akademi Pariwisata Negeri Medan merupakan salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari dan dikuasai disamping bahasa-bahasa asing
lainnya seperti bahasa Mandarin, bahasa Perancis dan bahasa Jepang untuk dua jurusan yakni jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari
dua jurusan tersebut terdapat lima program studi yaitu: Program studi Manajemen Divisi Kamar MDK, Manajemen Tata Hidangan MTH; Mnajemen Tata Boga
MTB ; Manajemen Usaha Perjalanan MUP dan Manajemen Perencanaan Pariwisata MPP.Sebagai Lembaga Pendidikan yang menghasilkan Sumber Daya
Manusia SDM Pariwisata dan Perhotelan maka dituntut mahasiswanya wajib berbahasa Inggris, meskipun bagi kebanyakan masih menggunakan skemata struktur
bahasa Indonesia dalam berbahasa Inggris khususnya dalam komunikasi bahasa tulisan.
1.2 Batasan Masalah