Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Landasan Teori

melakukan revisi, penulis tentunya perlu memiliki pengetahuan yang cukup dari hasil pembelajaran menulis yang didapatnya. Bahasa Inggris di Akademi Pariwisata Negeri Medan merupakan salah satu bahasa asing yang wajib dipelajari dan dikuasai disamping bahasa-bahasa asing lainnya seperti bahasa Mandarin, bahasa Perancis dan bahasa Jepang untuk dua jurusan yakni jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata, dimana dari dua jurusan tersebut terdapat lima program studi yaitu: Program studi Manajemen Divisi Kamar MDK, Manajemen Tata Hidangan MTH; Mnajemen Tata Boga MTB ; Manajemen Usaha Perjalanan MUP dan Manajemen Perencanaan Pariwisata MPP.Sebagai Lembaga Pendidikan yang menghasilkan Sumber Daya Manusia SDM Pariwisata dan Perhotelan maka dituntut mahasiswanya wajib berbahasa Inggris, meskipun bagi kebanyakan masih menggunakan skemata struktur bahasa Indonesia dalam berbahasa Inggris khususnya dalam komunikasi bahasa tulisan.

1.2 Batasan Masalah

Dalam melakukan penelitiannya, Peneliti membatasi pokok permasalahan yang akan dibahas untuk menghindari kerancuan dan kesalahpahaman agar pembahasan tidak melebar. Hal ini sangat penting agar peneliti dapat lebih terkonsentrasi dan terfokus pada titik permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalahnya adalah pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris bagi Mahasiswa di Akademi Pariwisata Negeri Medan.

1.3 Rumusan Masalah

Para mahasiswa dengan tingkat kemampuan bahasa Inggris yang sama diberikan writing test dengan supervisi yang ketat sehingga data yang didapat benar- benar menunjukkan kemampuan para mahasiswa. Topik karangan diambil dan ditentukan oleh peneliti mengacu kepada kurikulum Akademi Pariwisata Medan. Kajian rumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Jenis kecampingan yang dominan muncul pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan? 2. Bagaimanakah pemakaian skemata struktur yang baik dan benar pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan? 3. Pengaruh apakah yang menyebabkan kecampingan tersebut pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan : 1. untuk mengetahui jenis kesalahan yang sering dilakukan pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan. 2. bagaimana pemakaian skemata struktur pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan. 3. bagaimana pengaruh yang menyebabkan munculnya kecampingan tersebut pada mahasiswa Jurusan Manajemen Perhotelan dan Jurusan Manajemen Pariwisata Akademi Pariwisata Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Hasil kajian ini dapat dijadikan salah satu model kajian morfosintaksis 2. Hasil kajian ini dapat memperkaya kajian morfosintaksis 3. Hasil kajian ini dapat memperkaya kajian lingusitik yang berlandaskan pada kajian morfosintaksis.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai input bagi pembaca atau peneliti lainnya, 2. Sebagai referensi pada ilmu morfosintaksis 3. Sebagai dasar untuk penulisan bagi penelitian selanjutnya 4. Menjadi sumbangsih yang memadai bagi Pustaka dan Litbang Akademi Pariwisata Medan 5. Bagi Akademi Pariwisata Medan, kajian morfosintaksis ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk pengajaran bahasa Indonesia dan bahasa Asing lainnya terutama bahasa Inggris di bidang Pariwisata dan Perhotelan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut tata bahasa dan gramatikal. Karena perbedaan keduanya tidak terlihat jelas maka muncul morfosintaksis. Morfosintaksis adalah gabungan dari morfologi dan sintaksis, untuk menyebut keduanya sebagai bidang satu pembahasan. Morfologi membicarakan struktur internal kata, sedangkan sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain sebagai suatu satuan ujaran.

2.1 Landasan Teori

Dalam penelitian ini dibutuhkan teori-teori yang dapat dijadikan acuan atau pedoman untuk mendukung penelitian pengaruh skemata struktur bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris pada mahasiswa Akademi Pariwisata Negeri Medan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan di atas bahwa tujuan penelitian ialah untuk mendeskripsikan pengaruh skemata struktur Bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat Bahasa Inggris bagi mahasiswa Akademi Pariswisata Medan dari sudut kajian morfosintaksis. Landasan teori yang relevan dengan pokok masalah ini skemata struktur kalimat Bahasa Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa landasan teori tentang skemata struktur kalimat bahasa Indonesia itu berbeda- beda, misalnya landasan teori tradisional, struktural, transformasi dan landasan teori lainnya. Sehubungan dengan itu, landasan teori yang diterapkan dalam penelitian ini ialah landasan atau pendekatan struktural. Tokoh struktural yang tidak asing lagi di Indonesia ialah Ramlan dengan karya tulisnya Sintaksis Bahasa Indonesia, Gorys Keraff dengan Tata Bahasa Indonesianya, juga para ahli bahasa yang menyusun Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia lebih cenderung mengarah kepada paham struktural. Dari berbagai pandangan para ahli ini kemudian disarikan intinya yang kemudian dijadikan ramuan teori untuk untuk memcahkan masalah pengaruh skemata struktur kalimat bahasa Indonesia terhadap kecampingan kalimat bahasa Inggris. Tolak ukur untuk menentukan skemata struktur kalimat Bahasa Indonesia itu didasarkan atas analisis unsur-unsur bawahannya sebagai unsur pembentuknya. Unsur bawahan kalimat adalah klausa. Klausa dapat digolongkan berdasarkan tiga dasar, yaitu berdasarkan 1 Struktur Internal, 2 ada atau tidaknya kata negatif yang sacara gramatik menegatifkan Predikat dan 3 kategori kata atau frasa yang menduduki fungsi Predikat. Analisis klausa berdasarkan struktural internal difokuskan pada tiga tataran, yaitu:1 fungsi, 2 kategori, 3 makna atau peran. Analisis fungsigsional klausa didasarkan atas fungsi S Subjek, P Predikat, O Objek, Pel. Pelengkap dan Ket. Keterangan . Analisis kategori didasarkan atas penentuan jenis kata yang mengisi unsure-unsur fungsi tersebut, misalnya kategori V Verba, N Nomina, A adjektiva. Di bidang makna, S Subjek, dapat bermakna Pel. Pelaku, Predikat bermakna Tin. Tindakan, Objek bermakna Pen. Penderita dan Keterangan dapat bermakna Tem. Tempat atau W. Waktu. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam skemata struktur kalimat bahasa Indonesia adalah keefektifannya sebab suatu struktur kalimat tidak hanya ditinjau dari segi bentuk dan prosesnya semata-mata melainkan harus pula diperhatikan fungsi praktisnya kalimat adalah sebagai alat komunikasi. Sebuah kalimat dapat dikatakan efektif apabila kalimat tersebut dapat dijadikan alat penyampai ide, gagasan atau pesan pembicara atau penulis kepada penyimak atau pembaca sehingga si penyimak atau pembaca itu dapat memahami kandungan maksud yang disampaikan si pembicara atau si penulis. Oleh karena itu, keefektifan suatu kalimat sangat perlu diperhatikan. Untuk itu, suatu kalimat dapat dikatakan efektif apabila memiliki: 1 kesatuan gagasan, 2 koherensi yang kompak, 3 diksi yang cocok, 4 ragam atau variasi, 5 paralelisme, 6 kelogisan yang runtut dan runtun, 7 penekanan, dan 8 kehematan. Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan informasi dari satu pihak kepada pihak lain, dari seseorang kepada lawan bicaranya. Tanpa bahasa, tidak mungkin orang dapat mengadakan hubungan satu dengan lainnya. Namun demikian komunikatifnya suatu bahasa, maka yang dipergunakan haruslah bahasa yang dapat dimengerti dan dikuasai oleh ke duabelah pihak. Pandangan tentang fungsi bahasa ada bermacam-macam. Sudaryanto 1990 di dalam Markhamah 2000:41 mengatakan bahwa fungsi bahasa ada yang bersifat triadic. Artinya, bahasa memiliki tiga macam fungsi yaitu indikatif, imperative, dan interogatif yang masing-masing berarti menyatakan, menyuruh dan menanyakan. Menurut Halliday 1985 di dalam Markhamah 2000.41-42 fungsi bahasa berbeda atas fungsi ideasional, interpersonal, dan tekstual. Fungsi ideasional merupakan fungsi bahasa untuk mengungkapkan isi dan pengalaman si penutur tentang dunia nyata. Fungsi interpersonal merupakan fungsi bahasa untuk membangun dan memelihara hubungan sosial. Fungsi tekstual adalah fungsi bahasa untuk membentuk hubungan antara bahasa dengan unsur situasi. Dalam sejarah linguistik ada suatu hipotesis yang sangat terkenal mengenai hubungan bahasa dan kebudayaan ini, yaitu Hipotesis Sapir dan Whorf yang menyatakan bahwa bahasa mempengaruhi kebudayaan. Atau dengan lebih jelas, bahasa itu mempengaruhi cara berfikir dan bertindak anggota masyarakat penuturnya. Misalnya, dalam bahasa-bahasa yang mempunyai kategori kala atau waktu, masyarakat penuturnya sangat menghargai dan sangat terikat oleh waktu. Demikian juga dikalangan pelajar atau mahasiswa di Indonesia pada umumnya mereka menggunakan kerangka berpikir skemata struktur bahasa Indonesia dalam menulis sehingga menimbulkan kecampingan kalimat bahasa Inggris. Pembahasan dalam sintaksis : 1 Struktur sintaksis, mencakup masalah fungsi, kategori, dan pesan sintaksis serta alat-alat yang digunakan dalam membangun struktur itu. 2 Satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa, kalimat dan wacana. 3 Hal-hal yang berkenaan dengan sintaksis, seperti masalah modus, aspek, dan sebagainya.

2.2 Struktur Sintaksis