BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kalimat camping ill-formed dalam suatu bahasa dapat saja menjadi kalimat tidak camping jika diterjemahkan dengan fungsi sintaktis yang sama ke dalam bahasa
lain. Kenyataan ini disebabkan oleh perbedaan elemen sintaktis antar bahasa. Setiap bahasa memiliki urutan dasar dari struktur kalimat yang unik. Skemata Struktur
Bahasa Indonesia terhadap kecampingan ill-formed Kalimat Bahasa Inggris pada mahasiswa Akademi Pariwisata Negeri Medan ditemukan 89 kalimat yan camping.
Skemata pemakaian bahasa Indonesia yang mencakup tata bahasa atau grammatikal dalam hasil penelitian tersebut dapat menimbulkan kecampingan kalimat dalam
bahasa Inggris. Dalam bahasa yang memiliki kalimat dengan urutan dasar yang sama, dapat
juga terjadi perbedaan dalam hal pengisi masing-masing fungsi tersebut. Dari analisis kalimat camping dari karangan bahasa Inggris oleh orang Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa meskipun sintaksis bahasa Inggris dan Indonesia memiliki aturan urutan dasar kalimat yang sama, perbedaan aturan pengisian fungsi konstituen
kalimat dapat menyebabkan kesalahan penyusunan kalimat.Dari jenis dan analisis kecampingan kalimat para responden, dapat disimpulkan bahwa kecampingan ill-
formed kalimat-kalimat tersebut disebabkan oleh adanya pengaruh struktur
morfosintaksis bahasa Indonesia dalam karangan mereka yang menggunakan bahasa Inggris. Dalam pemelajaran mengarang, para peserta perlu diingatkan mengenai
perbedaan skema morfosintaksis antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia sehingga mereka dapat mengarang dalam bahasa Inggris dengan skemata struktur yang tepat.
Jumlah kesalahan yang disebutkan di atas perlu lebih difokuskan oleh para dosenstaf pengajar bahasa Inggris sehingga para mahasiswa dapat mengkonstruksi
karangannya dengan kalimat-kalimat yang tidak camping well-formed. Menulis sebagai sebuah kegiatan dapat didekati dari dua titik pendekatan yang
berbeda, yaitu product approach dan process approach. Pendekatan yang pertama memfokuskan perhatiannya pada apakah hasil akhirnya, yang dapat berbentuk surat,
esai, cerita dan lain sebagainya memenuhi atau tidak memnuhi : 1 enak dibaca; 2 kalimat-kalimatnya secara gramatikal benar; dan 3 mematuhi konvensi wacana yang
berkaitan dengan topik utama dan rincian pendukungnya Sedangkan pendekatan kedua pendekatan proses lebih memfokuskan
perhatian pada sarana, komponen, dan latar belakang dalam proses kelahiran sebuah tulisan. Bagaimana sebuah gagasan diperbaiki, dikembangkan, dan kemudian
ditransformasikan ke dalam sebuah tulisan sebelum akhirnya tulisan tersebut diperbaiki kembali dan bahkan perlu ditulis ulang adalah hal yang paling penting
untuk diperhatkan dalam pendekatan ini. Berdasarkan pemikiran di atas, Nunan 1989:37 menyimpulkan bahwa
kegiatan menulis yang dianggap menghasilkan sesuatui yang baik melibatkan sejumlah komponen kegiatan, yaitu: 1 menguasai mekanisme pemebntukan formasi
kata; 2 menguasai dan mematuhi konvensi ejaan dan penggunaan tanda baca; 3 menggunakan sistem gramatikal untuk menyampaikan makna yang dikehendaki; 4
mengatur isi pada tingkatan paragraf dan teks untuk menunjukkan informasi yang ingin diberikan atau komentar yang terstruktur dengan baik; 5 merevisi dan
membenahi tulisan awal; 6 memilih gaya yang cocok untuk kelompok pembaca tertentu.
Dari kesimpulan akhir dapat dikatan bahwa hasil dari sebuah tulisan biasanya dipengaruhi oleh skemata struktur bahasa yang dianut oleh si penutur yang tak
terlepas dari budaya dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, pemikiran yang dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman sangat mempengaruhi hasil tulisan
meskipun dalam beberapa bahasa mempunyai pola struktur yang sama.
5.2 Saran