2.5.1 Morfem
Tata bahasa tradisional tidak mengenal konsep maupun istilah morfem, sebab morfem bukan merupakan satuan dalam sintaksis, dan tidak semua morfem
mempunyai makna secara filosofis. Konsep morfem baru diperkenalkan oleh strukturalis pada awal abad kedua puluh ini. Menurut Katamba 1993:24 The
morpheme is the smallest difference in the shape of a word that correlates with the smallest difference in word or sentence meaning or in grammatical structure. Dalam
studi morfologi suatu satuan bentuk yang berstatus sebagai morfem biasanya dilambangkan dengan mengapitnya diantara kurung kurawal. Dalam Abdul Chaer
1994:149 telah memberikan contoh seperti kata Indonesia mesjid dilambangkan sebagai {mesjid}; kata kedua dilambangkan menjadi {ke} + {dua} atau bisa juga
{ke}+{dua}. Selama morfem itu berupa morfem segmental hal itu mudah untuk dilakukan. Bentuk jamak dalam bahasa Inggris books bisa dilambangkan {book}+
{s}. Tetapi bagaimana untuk bentuk jamak feet tunggalnya foot dan sheep tunggalnya sheep?, maka dapat dipastikan bahwa bentuk jamak dari sheep adalah
sama dengan bentuk tunggalnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa {0 } atau
zero merupakan salah satu alomorf dari morfem penanda jamak dalam bahasa Inggris.
2.5.2 Klasifikasi Kata
Dalam bahasa Inggris istilah klasifikasi kata atau penjenisan kata adalah part of speech. Klasifikasi kata ini dalam sejarah linguistik selalu menjadi salah satu topik
yang tidak pernah terlewatkan, termasuk juga dalam kajian linguistik Indonesia, persoalannya tidak bisa tertuntaskan. Hal ini terjadi, karena, pertama setiap bahasa
mempunyai cirinya masing-masing; dan kedua, karena kriteria yang digunakan untuk membuat klasifikasi kata itu bisa bermacam-macam.
Para tata bahasawan strukturalis membuat klasifikasi kata berdasarkan distribusi kata itu dalam suatu struktur atau konstruksi. Misalnya, yang disebut
nomina adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata bukan ; atau dapat mengisi konstruksi bukan. Jadi, kata-kata seperti buku, pinsil dan nenek adalah
termasuk nomina , sebab dapat berdistribusi di belakang kata bukan itu. Yang termasuk verba adalah kata yang dapat berdistribusi di belakang kata tidak. Jadi, kata-
kata seperti makan, minum, dan lari adalah termasuk kelas verba, karena dapat berdistribusi di belakang kata tidak itu.
2.6 Bentuk-Bentuk Kata 2.6.1 Bentuk Nomina