Untuk menghindari perbedaan persepsi dan mengingat permasalahan yang terdapat dalam tema di atas ini sangat luas, maka penulis akan membatasi
pada : a. Peranan pendidikan akhlak akan dilihat dari segi sumber, tujuan, fungsi dan
aspek-aspek pendidikan akhlak. b. Pembinaan disiplin belajar siswa dalam hal ini dibatasi pada aktivitas belajar
siswa di sekolah. c. Sedangkan obyek penelitian ini adalah hasil representasi dari sebagian siswa
Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat melalui penyebaran angket.
2. Perumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah sebagaimana di atas, maka penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pelaksanaan pendidikan akhlak di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat?
b. Bagaimanakah pemahaman siswa terhadap disiplin yang terkandung dalam unsur-unsur pokok materi pelajaran akhlak yang diberikan di sekolah dan
penerapannya dalam disiplin belajar ?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Untuk mendekatkan akan hasil yang optimal, maka peneliti terlebih dahulu mengemukakan manfaat dan tujuan penelitian. Adapun manfaat dan
tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peranan pendidikan akhlak terhadap disiplin belajar
siswa. 2. Untuk mengetahui bagaimanakah pendidikan akhlak yang telah diterapkan
di Madrasah Tsanawiyah Muhammadiyah I Ciputat. 3. Untuk membuktikan apakah terdapat kontribusi antara pendidikan akhlak
terhadap disiplin belajar siswa.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Pendidikan Akhlak
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Bila berbicara mengenai akhlak, maka tidak akan terlepas dari tingkah laku manusia, dan bila berbicara tentang tingkah laku, maka akan
berhubungan erat dengan bagaimana pendidikan dan bimbingan yang telah anak dapatkan di rumah atau di sekolah, karena anak sebagai manusia,
merupakan tanggung jawab bersama, baik dalam pembinaan, pemeliharaan, dan bimbingan dalam lingkungan pendidikan, agar ia
menjadi manusia yang baik dan berguna dalam hidupnya. Lembaga pendidikan, khususnya madrasah mempunyai peranan
yang amat penting dalam pembinaan akhlak peserta didik dalam melaksanakan tugas kependidikannya. Ia tidak hanya membina kecerdasan
dan keterampilan, akan tetapi juga membina akhlak mereka, agar mereka tahu mana yang baik dan mana yang buruk.
1
Pengertian akhlak dapat ditinjau dari segi bahasa dan segi definisi menurut para ahli.
a. Dari Segi Bahasa
Pengertian akhlak ditinjau dari bahasa menurut Hamzah Ya’kub sebagai berikut:
1
Andi Hakim Nasoetion, dkk, Pendidikan Agama dan Akhlak Bagi Anak dan Remaja, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 2001, Cet. I, Hal. 12
6
Perkataan akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu jama’ dari kata khuluqun
ﻖ yang menurut luqhoh diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, kalimat tersebut mengandung segi persamaan
dengan kata khalqun ﻖ yang berarti kejadian serta erat hubungannya
dengan kata kholiq ﻖﻟﺎ yang berarti pencipta dan kata makhluq قﻮ ﻣ
yang berarti diciptakan.
2
Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa kata akhlak berasal dari bahasa Arab. Kata akhlak ini erat hubungannya dengan kata khalqun
yang berarti kejadian, khalik yang berarti pencipta dan kata makhluk yang mengandung arti yang diciptakan. Dengan demikian akhlak merupakan
hubungan antara manusia dengan Tuhannya, manusia dengan manusia dan manusia dengan makhluk lainnya. Kelakuan tersebut menjadi gambaran
dan bukti adanya akhlak pada diri seseorang.
b. Pendapat Para Ahli Tentang Akhlak
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin mengatakan bahwa “akhlak” adalah “kebiasaan kehendak”.
3
Ini berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaan itu disebut akhlak. Bila kehendak
itu membiasakan memberi, maka kehendak itu disebut akhlak dermawan.: Sedangkan secara terminologi banyak para pakar membicarakan
pengertian akhlak, di antaranya : a. Ibnu Maskawaih menyatakan bahwa akhlak adalah
ﻷ ْ
ق ه
ﻮ ﺣ
لﺎ ﱠْ
دا ﺔ
ﻬ إ ﺎ
ﻰ أْ
لﺎ ﻬ
ﺎ ْ
ﻏ ْﺮ
ْﻜ ﺮ
و رأ
ﺔ.
“Keadaan gerak jiwa yang mendorong ke arah melakukan perbuatan tanpa berfikir dan melalui pertimbangan lebih dahulu”.
4
2
Hamzah Ya’kub, Etika Islam, Jakarta: Publitica, 1979, h. 10.
3
Ahmad Amin, Etika Ilmu Akhlak, Jakarta : Bulan-Bintang,1993, Cet. VII, h. 62.
4
Abuddin Nata, M.A, Akhlak tasawuf, Jakarta: PT Raja Grafindo, 1996, Cet 1. Hal 3-4