Pendapat Para Ahli Tentang Akhlak

b. Imam al-Ghazali mengemukakan bahwa akhlak adalah ﺔ ار ْ ﱠ ا ْ ﺔﺌْه ْ ةر ﺎ , ﺮْﻏ ْ ﺮْ و ﺔ ْﻮﻬ لﺎ ْ ﻷا رﺪْﺼ ﺎﻬْ ﺔﱠور و ﺮْﻜ ﻰ إ ﺔﺟﺎﺣ .... “Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah memerlukan pemikiran dan pertimbangan”. c Menurut Al-Qurthuby adalah: ﺎﻘ ﻰﱠ بدﻷا ْ نﺎ ْﻹا ﺬ ﺄ ﻮه ﺎ , ﱠﻷ ْ ﺔﻘْ ا ﺮْﺼ . “Suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatannya itu termasuk bagian kejadiannya”. 5 Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat dikatakan bahwa akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa manusia yang menimbulkan perbuatan dengan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu. Apabila dari kondisi tersebut timbul perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan syariat dan akal pikiran, maka ia dinamakan budi pekerti yang mulia dan sebaliknya apabila yang lahir perbuatan buruk, maka disebut budi pekerti tercela. Jelaslah, bahwa sumber penggerak yang dapat menimbulkan perbuatan adalah jiwa. Jiwa yang bersih akan menimbulkan perbuatan 5 Mahyuddin, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta: Kalam Mulia, 2001, cet 2, h.2 yang baik dan jiwa yang kotor akan menimbulkan perbuatan tercela. Dengan demikian, baik buruknya jiwa seseorang dapat dilihat dari baik buruknya perkataan dan perbuatan yang dilakukannya. Dari rumusan di atas tampak bahwa pendidikan dan akhlak sangat erat kaitannya, karena pendidikan menjelaskan tentang keadaan jiwa yang menetap dalam diri manusia, hal ini dapat dipahami karena tidak akan ada perbuatan baik tanpa adanya pengetahuan tentang baik dan buruk, oleh karena itu penting untuk memberikan pengetahuan tentang akhlak. Dengan dimikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan tentang tingkah laku baik dan buruk agar seseorang dapat mengetahuinya dan merealisasikan tingkah lakunya yang baik dan bertanggung jawa terhadap hidupnya. Terlepas dari semua pengertian di atas, kata akhlak dalam penggunaannya seringkali disamakan dengan kata moral dan etika. Istilah moral yang kita kenal berasal dari bahasa Latin yaitu “mores”, artinya adat kebiasaan; sedangkan etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos, artinya kebiasaan. Dalam bahasa sehari-hari moral lebih dikenal dengan arti susila. Moral mengandung arti praktis, ia merupakan ide-ide universal tentang tindakan seseorang yang baik dan wajar dalam masyarakat. 6 Pada dasarnya kata akhlak, etika, dan moral memang memiliki arti yang sama, ketiga-tiganya sama-sama berbicara tentang baik dan buruk perbuatan manusia. Dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa akhlak adalah budi pekerti, sikap mental atau budi perangai yang tergambar dalam bentuk tingkah laku berbicara, berpikir dan sebagainya yang merupakan ekspresi jiwa seseorang, sifat itu dapat lahir berupa perbuatan-perbuatan baik dan terpuji menurut akal dan syri’at, maka keadaan itu dinamakan akhlak yang baik dan apabila yang muncul perbuatan-perbuatan buruk, maka keadaan itu dinamakan akhlak buruk sesuai dengan pembinaannya. 6 Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,Jakarta : Bina Aksara, 1989, cet. I, h. 123.

2. Sumber Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak bertujuan untuk membentuk siswa mempunyai akhlak mulia, memerlukan sumber yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam serta dapat diterima oleh akal sehat sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Sumber pendidikan akhlak adalah Al-Quran dan sunnah, dan keduanya juga merupakan pedoman hidup umat Islam, karena selama umat Islam berpegang tegauh kepada keduanya, mereka tidak akan tersesat, sebagaiman sabda Rasulullah yang berbunyi: آﺮ ﻜ ﺮ ا ناﺎ اﻮ ﻀ ﻜ ﺎ ﻬ بﺎ آ ﷲا ﺔ و ﻮ ر اور ﻚ ﺎ Artinya: Telah aku tinggalkan padamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah dan sunnah Rasul. 7 Al-Quran adalah kitab suci umat Islam yang terdiri dari kumpulan wahyu-wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yang berisi berbagai peraturan yang menyangkut berbagai aspek kehidupan termasuk aspek pendidikan akhlak. Di antara ayat Al-Quran yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah: Artinya: Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 8 Q.S. al-Qolam: 4 7 Umar Muhammad at-Taomy asy-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, Cet. Ke-1, h. 247. 8 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 19771978, h. 960. Ayat ini menjelaskan tentang pujian Allah terhadap seorang hambanya yang sangat mulia dan dinilai berbudi pekerti yang agung dan luhur yaitu Nabi Muhammad saw beliau adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah dan umatnya diserukan mencontohnya. Adapun hadits yang menjadi dasar pendidikan akhlak salah satu di antaranya adalah: ﺜ ﺎ ا ﻷ مرﺎﻜ ق ﻷا Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. 9 H.R. Ahmad. Hadits ini menjelaskan bahwa diutusnya Rasullah ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana diketahui dalam sejarah Islam, bahwa bangsa Arab sebelum kedatangan Islam mereka dalam keadaan bodoh jahil. Akhlak mereka sangat buruk pada masa itu, pekerjaan mereka sehari-hari berfoya-foya, melakukan perbuatan maksiat dan membuat kerusakan dengan merampas harta orang lain, memperkosa, minum-minuman keras bahkan membunuh anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka menganggap perempuan itu lemah dan mereka merasa hina apabila mempunyai anak perempuan. Oleh kerena itu, Allah swt mengutus hamba-Nya yang sangat mulia untuk mengajak umat manusia ke jalan yang benar dan menyembah- Nya serta berbudi pekerti yang mulia sesuai dengan ajaran yang termaktub dalam Al-Quran dan sunnah Rasulnya. Segala yang dinilai baik dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari, begitu pula sebaliknya segala yang buruk menurut Al-Quran dan sunnah, itu pula yang tidak baik dan harus dijahui. 9 Abuddin Nata, M.A, Akhlak tasawuf, Hal