62
Berdasarkan hasil observasi penulis dalam melihat proses pembelajaran yang berlangsung di madrasah ini, nampak cukup baik
untuk mencapai keberhasilan pendidikan akhlak. Karena di samping guru memahami teori mengajar yang baik, guru juga dapat menguasai kelas dan
dapat mempraktekkannya serta dapat memberikan contoh-contoh yang baik pula.
Disamping itu, proses pembinaan akhlak juga melalui penegakan peraturan sekolah dan pembinaan kerohanian yang diadakan oleh sekolah,
seperti kewajiban melaksanakan shalat Ashar berjama’ah.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa-siswi ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan
dalam kuriluler. Dalam pendidikan evaluasi sangat penting di adakan, karena untuk mengatahui apakah proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan sudah berhasil atau belum. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi
aqidah akhlak mengatakan bahwa “Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan setelah materi berakhir, yaitu dengan menggunakan Post test dan minimal
lima kali pada setiap semester yaitu setiap selesai satu pokok bahasan”. Menurutnya, selain materi, evaluasi juga di adakan untuk menilai tentang
sikap siswa dalam proses belajar mengajar yang sedang berlangsung, yakni ketika guru sedang menyampaikan materi, apakah siswa selalu
memperhatikan, mendengarkan, dan mencatat materi yang telah diberikan atau tidak.
4
Disamping itu, evaluasi juga dilaksanakan terhadap siswa dalam menegakkan dan mematuhi peraturan sekolah, yaitu satu minggu sekali di
4
Ibid.
63
adakan pemeriksaan terhadap ketertiban dan kedisiplinan siswa, seperti kerapian baju seragam, kerapian rambut, dan lain-lain.
5
Tujuan diadakannya evaluasi ini adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan
keberhasilan siswa-siswi dalam pencapaian tujuan kurikuler. Oleh karena peranan evaluasi sangat penting dalam proses belajar mengajar.
E. Deskripsi Data
Salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada responden
yang telah dipilih secara acak sebagai sampel. Kemudian data yang diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi yang dilengkapi dengan
persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
100 x
N F
p
Keterangan P = Persentase
F = Frekuensi N = Number of cases
Hasil angket kemudian dimasukkan ke dalam tabulasi, yang merupakan proses data-data instrumen pengumpulan data angket menjadi
tabel-tabel angka dalam persentase yang dapat dilihat pada tabel-tabel berikut
5
Euis Amalia , Kepala Sekolah MTs Muhamadiyah I Ciputat, Wawancara Pribadi,
Ciputat : 23 April 2010.