Dengan demikian disiplin belajar tumbuh dalam diri siswa melalui proses latihan yang akhirnya timbul kesediaan dan ketaatan yang didasari
dengan rasa tanggung jawab dan konsekwen yang tinggi. Menurut Singgih D. Gusarna, menyatakan bahwa disiplin perlu
dalam mendidik anak supaya anak dengan mudah : a Meresapkan pengetahuan dan pengertian sosial antara lain
mengenai hal milik orang lain. b Mengerti dan segera menurut, untuk menjalankan kewajiban dan
secara langsung mengerti larangan-larangan. c Mengerti tingkah laku yang baik dan buruk.
d Belajar mengendalikan keinginan dan berbuat sesuatu tanpa terancam oleh hukum.
e Mengorbankan kesenangan diri sendiri.
50
Latihan disiplin telah menjadi milik umat Islam seluruh dunia adalah shalat, seperti yang terdapat dalam surat an-Nisa ayat 103 yang
berbunyi :
⌧ ☺
Artinya: ”Sesungguhnya shalat itu adalah fardlu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
Kartini Kartono juga menerangkan bahwa : “Disiplin dalam belajar sangat diperlukan agar siswa dapat hidup dalam teratur dan mengerjakan
semua tugas tepat pada waktunya, sehingga tidak akan mengalami kesulitan apabila mengahadapi pelajaran dan tentamen-tentamen. Belajar
yang efisien menuntut belajar secara teratur dan berdisiplin.
51
50
Ibid, h. 137.
51
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, Jakarta : Rajawali, 1985, cet. I, h. 90.
Banyak firman Allah yang sejalan denga arti disiplin, sebagai “taat pada aturan”. Di antaranya yang secara tegas dan jelas menyuruh manusia
untuk berdisiplin, terdapat pada surat an-Nisa ayat 59 sebagai berikut :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan Rasul- Nya dan ulil amri diantara kamu ….”
Banyak prilaku dan perikehidupan Rasul saw dan para sahabatnya yang setia dalam mengamalkan al-Qur’an menjadi contoh untuk membina
sikap disiplin. Oleh karena itu, pembinaan disiplin dalam Islam harus selalu bersumber pada ajaran-ajaran Ilahi dan sunnah Rasul.
Siswa yang sempat melatih diri berdisiplin dalam belajar khususnya dan dalam segala hal umumnya akan merasakan hasilnya,
apabila kelak menjadi petugas yang tidak terlalu sering berbuat tidak benar, bahkan menghindarkan diri dari segala penyelewengan yang tentu
akan merugikan diri sendiri. Dengan memperhatikan fungsi disiplin dalam belajar, jelas disiplin
itu harus dibina dan ditanamkan dalam diri seseorang, baik itu di sekolah, keluarga maupun di lingkungan masyarakat.
Dengan demikian, disiplin dalam belajar mutlak harus dimiliki oleh setiap siswa, membiasakan diri berdisiplin menjadikan seseorang itu
akan lebih teratur dalam segala sesuatunya yang terutama dalam belajar.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digologkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
1. Faktor Intern a.
Faktor Fisiologis
Yang termasuk dalam golongan fisiologis ini adalah “kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi, kurang tidur, kesakitan yang di derita
termasuk pendengaran dan penglihatan.
52
Siswa yang kurang baik kesehatannya akan lebih cepat lelah, lesu dan akhirnya malas dan enggan untuk belajar, hal ini akan berpengaruh
terhadap disiplin belajarnya.
b. Faktor Psikologis
Yang tercakup dalam faktor psikologis antara lain adalah kecerdasan, minat, kemauan, perhatian, emosi dan motivasi.
Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar, jika ia memiliki kedisiplinan dalam
belajar, akan tetapi keadaan emosi yang sedang terganggu, seperti marah, sedih, tidak merasa tenang akan berpengaruh terhadap disiplin belajar
siswa. Apabila siswa yang menaruh minat dan perhatiannya pada pelajaran tertentu, biasanya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran
tersebut.
53
Sedangkan siswa yang kurang berkemauan dalam belajar pasti akan sulit dalam membentuk diri untuk berdisiplin dalam belajarnya.
Begitu pula siswa yang tidak ada motivasinya untuk belajar, maka ia akan malas dan enggan untuk belajar. Bahkan apatis terhadap bahan pelajaran,
enggan sekolah sehingga tidak memiliki sikap belajar yang tinggi.
52
Totok Santoso, Layanan Bimbingan Belajar di Sekolah Menengah, Semarang : Satya Wacana, 1988, cet. I, h. 8.
53
Kartini Kartono, Bimbingan Belajar di SMA dan Perguruan Tinggi, h. 3.
c. Cara Belajar
Disiplin belajar siswa dipengaruhi pula oleh cara belajar. Apabila siswa sebelum belajar telah merencanakan belajarnya dengan baik dan
belajar dengan cara yang efesien, memungkinkan untuk mencapai prestasi lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai cara belajar yang tidak
efisien. Adapun cara-cara belajar yang efisien menurut Kartini Kartono,
adalah : a Berkonsentrasi sebelum dan pada saat belajar.
b Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima. c Membaca dengan teliti dan betul bahan yang sedang dipelajari, dan
berusaha menguasai dengan sebaik-baiknya. d Mencoba menyelesaikan soal-soal dan sebaginya.
54
Begitu juga, apabila siswa dalam belajarnya terlebih dahulu membuat rancangan atau rencana rencana belajar, karena merencanakan
dalam belajar itu juga berpengaruh pada disiplin belajar. Menurut Agus M. Hardjana bahwa rencana belajar yang baik adalah :
1. Realistik; sesuai dengan tuntutan studi pada umumnya dan tuntutan mata kuliah yang ditempuh pada khususnya.
2. Disesuaikan dengan kebugaran fisik dan mental, studi mata pelajaran yang penting dan berat dilaksanakan pada waktu diri,
fisik dan mental masih segar. Studi mata kuliah lain dilakukan sesudahnya.
3. Untuk setiap bahan studi diberi waktu yang cukup. 4. Dapat dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
55
2. Faktor Ekstern
54
Ibid, h. 4.
55
Agus M. Hardjana, Kiat Sukses Studi diPerguruan Tinggi, h. 85.