Sumber Pendidikan Akhlak Pendidikan Akhlak

Ayat ini menjelaskan tentang pujian Allah terhadap seorang hambanya yang sangat mulia dan dinilai berbudi pekerti yang agung dan luhur yaitu Nabi Muhammad saw beliau adalah makhluk yang paling mulia disisi Allah dan umatnya diserukan mencontohnya. Adapun hadits yang menjadi dasar pendidikan akhlak salah satu di antaranya adalah: ﺜ ﺎ ا ﻷ مرﺎﻜ ق ﻷا Artinya: Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. 9 H.R. Ahmad. Hadits ini menjelaskan bahwa diutusnya Rasullah ke muka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana diketahui dalam sejarah Islam, bahwa bangsa Arab sebelum kedatangan Islam mereka dalam keadaan bodoh jahil. Akhlak mereka sangat buruk pada masa itu, pekerjaan mereka sehari-hari berfoya-foya, melakukan perbuatan maksiat dan membuat kerusakan dengan merampas harta orang lain, memperkosa, minum-minuman keras bahkan membunuh anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka menganggap perempuan itu lemah dan mereka merasa hina apabila mempunyai anak perempuan. Oleh kerena itu, Allah swt mengutus hamba-Nya yang sangat mulia untuk mengajak umat manusia ke jalan yang benar dan menyembah- Nya serta berbudi pekerti yang mulia sesuai dengan ajaran yang termaktub dalam Al-Quran dan sunnah Rasulnya. Segala yang dinilai baik dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari, begitu pula sebaliknya segala yang buruk menurut Al-Quran dan sunnah, itu pula yang tidak baik dan harus dijahui. 9 Abuddin Nata, M.A, Akhlak tasawuf, Hal Dalam membina akhlak manusia, Rasulullah memulainya dengan menerapkan dalam dirinya sendiri, sehingga sebagai contoh dan suri tauladan bagi seluruh ummat manusia. Kebaikan akhlak dan budi pekerti Rasul ini telah dinyatakan Allah dalam salah satu firman-Nya : ⌧ “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu teladan yang baik”. 10 Q.S. al-Ahzab : 21.

3. Tujuan Pendidikan Akhlak

Setiap makhluk Tuhan yang berakhlak, pasti mempunyai tujuan di balik semua usaha yang dilakukan, agar segala usaha yang dilakukan itu tidak akan menjadi sia-sia. Begitu pula perbuatan yang manusia lakuakan sehari-hari, sehingga dalam hal ini akan timbul pertanyaan apakah sesungguhnya tujuan akhir dari prilaku yang dikerjakan oleh manusia itu, dan apa yang ingin mereka perolehcapai? jawabannya sangatlah singkat, yaitu memperoleh kebahagiaan sa’adah. Apakah kebahagiaan itu? kebahagiaan adalah terpenuhinya segala kebutuhan baik ketenangan lahir dan bathin maupun fisik dan psikis. Tujuan pendidikan akhlak pada dasarnya adalah agar manusia menjadi baik dan terbiasa pada yang baik. Pendidikan akhlak dilaksanakan sejak masa kanak-kanak, karena yang terpenting dalam pendidikan akhlak adalah pengalaman disamping teori. Dengan adanya pendidikan dan pembinaan akhlak anak sejak kecil, tentunya mereka akan menyerapnya dengan baik tanpa protes. Dalam ketentuan agama Islam, seseorang anak wajib diberikan pendidikan di rumah disamping pendidikan yang diterima di sekolah. 10 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, h… Anak dilarang melakukan perbuatan tercela, berkata dusta dan kotor serta perbuatan-perbuatan yang dipandangaa buruk menurut pandangan masyarakat maupun agama. Adapun tujuan pendidikan akhlak menurut para ahli agama Islam sebagai berikut: 1. Menurut Muhammad Athiyah Al-Abrasyi tujuan pendidikan akhlak adalah Membentuk orang-orang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam perkataan dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku, berperangai, bersifat bijaksana, sopan, ikhlas, jujur dan suci. 11 2. M. Ali Hasan mengatakan bahwa tujuan pendidikan aka adalah Agar setiap orang berbudi pekerti, bertingkah laku, berperangai, atau beradat istiadat yang baik yang sesuai dengan prilaku Rasulullah serta ajaran Islam. 12 Sedangkan al-Ghazali mengatakan; kebahagiaan adalah kebaikan tertinggi. Karena kesempurnaan akhlak sebagai suatu keseluruhan tidak hanya bergantung kepada suatu aspek pribadi. Sebagaimana kebutuhan tubuh lahiriyah yang merupakan keseluruhan dan interelasi antara organ- organnya, maka demikian pula akhlak seseorang. Ada empat kekuatan atau fakultas Quwwat didalam diri manusia yang menjadi unsur bagi terbentuknya baik ataupun buruk, kekuatan-kekuatan itu adalah: 1. Kekuatan Ilmu Quwwat al-Ilm, merupakan kekuatan yang membentuk kemampuan dalam diri manusia untuk membedakan antara hal-hal yang jujur dan dusta, yang benar dan yang bathil, yang baik dan yang buruk. 2. Kekuatan nafsu syahwat Quwwat al-Syahwat, merupakan unsur yang berperan dan bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan- 11 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. H. Bustami A. Gani dan Johar Bahri, Jakarta: Bulan Bintang, 1984, Cet. Ke-4, h. 104. 12 M. Ali Hasan, Tuntutan Akhlak, Jakarta: Bulan Bintang, 1978, Cet. Ke-1 . h. 11.