Analisis Jalur Pengaruh Variabel Dana Pihak Ketiga DPK, Non
99 Bank adalah sebagai organisasi Lembaga Keuangan yang
berfungsi untuk
menghimpun dana
dari masyarakat
dan menyalurkannya kembali pada masyarakat. Jumlah dana yang
dihimpun bank dari masyarakat sudah tentu berupa simpanan tabungan, deposito dan giro. Semakin tinggi besar dana yang
dihimpun bank dari masyarakat maka jumlah penghimpunan dana bank pun akan meningkat. Seiring dengan hal itu bank harus
menyalurkan dananya kembali ke masyarakat dalam bentuk kredit. Arief Wibowo, 2007:43
2. Pengaruh antara variabel NPL dengan Penyaluran Kredit Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel NPL
dengan Penyaluran Kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis sebagai berikut:
Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada
hubungan linier antara variabel NPL dengan Penyaluran Kredit. Besarnya pengaruh NPL pada Penyaluran Kredit sebesar -0,145 atau -
14,5. NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
Penyaluran Kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan NPL, maka Penyaluran Kredit akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Himaniar Triasdini 2010 yang meneliti tentang pengaruh CAR, NPL, dan ROA terhadap Penayluran
100 Kredit Modal Kerja, menurutnya bahwa variabel NPL memiliki
hubungan yang negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit Modal Kerja.
Nilai NPL yang tinggi akan menyebabkan bank cenderung mengurangi jumlah kredit yang disalurkannya. Karena NPL yang
tinggi mengharuskan bank untuk menmbah cadangan penghapusan yang lebih besar dan menyebabkan akan lebih berhati-hati sehingga
mengurangi alokasi dana bank dalam bentuk penyaluran kredit. 3. Pengaruh antara variabel CAR dengan Penyaluran Kredit
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel CAR dengan Penyaluran Kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut: Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel CAR dengan Penyaluran Kredit.
Besarnya pengaruh CAR pada Penyaluran Kredit sebesar -0,150 atau - 15.
CAR memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan CAR, maka
Penyaluran Kredit akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya. Hasil ini sesuai dengan penelitian Billy Arma Pratama 2009 yang
meneliti tentang pengaruh Analisis Faktro-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Penayaluran Kredit Perbankan, menurutnya bahwa variabel
101 CAR memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap
Penyaluran Kredit Perbankan. Semakin rendah CAR emakin besar jumlah kredit yang akan disalurkan. Capital Adequacy Ratio CAR
merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan
menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank Ali, 2004. Semakin tinggi CAR maka semakin besar
pula sumber daya finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi potensi kerugian yang
diakibatkan oleh penyaluran kredit. 4. Pengaruh antara variabel LDR dengan Penyaluran Kredit
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel LDR dengan Penyaluran Kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut: Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,000 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel LDR dengan Penyaluran Kredit.
Besarnya pengaruh LDR pada Penyaluran Kredit sebesar 0,111 atau 11,1.
LDR memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Penyaluran Kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan LDR, maka
Penyaluran Kredit juga akan mengalami kenaikan. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gerry Danistyo 2009 yang
102 meneliti tentang pengaruh Analisis Faktro-Faktor Yang Mempengaruhi
Permintaan dan Penawaran Kredit UMKM di Indonesia, menurutnya bahwa variabel LDR memiliki hubungan yang positif dan signifikan
terhadap Penawaran Kredit UMKM. Hasil estimasinya menunjukkan bahwa penawaran kredit semakin meningkat seiring dengan
meningkatnya LDR. Sehingga dalam hal ini menandakan bahwa fungsi intermediasi perbankan semakin membaik.
Menurut Warjiyo 2004, dalam kenyataannya perilaku penawaran kredit perbankan tidak hanya dipengaruhi oleh dana yang
tersedia yang bersumber dari DPK Dana Pihak Ketiga, tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi bank terhadap prospek usaha debitor dan
kondisi perbankan itu sendiri seperti permodalan atau CAR Capital Adequacy Ratio, jumlah kredit macet atau NPLs Non Performing
Loans, dan LDR Loan to Deposit Ratio. 5. Pengaruh antara variabel ROA dengan Penyaluran Kredit
Untuk melihat apakah ada hubungan linier antara variabel ROA dengan Penyaluran Kredit, dapat melakukan langkah-langkah analisis
sebagai berikut: Hasil perhitungan menunjukkan angka 0,046 0,05. Maka
telah cukup data untuk menolak Ho dan menerima Ha. Artinya, ada hubungan linier antara variabel ROA dengan Penyaluran Kredit.
Besarnya pengaruh ROA pada Penyaluran Kredit sebesar -0,038 atau - 3,8.
103 ROA memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap
Penyaluran Kredit. Artinya, apabila terjadi kenaikan ROA, maka Penyaluran Kredit akan mengalami penurunan, begitu juga sebaliknya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudi Mulyadi 2009 yang meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Jumlah Kredit Investasi Yang Dialokasikan Bank Umum Nasional, menurutnya bahwa jumlah ROA baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek secara individu berpengaruh positif terhadap jumlah alokasi kredit investasi, namun hanya dalam jangka
panjang saja variabel ROA signifikan terhadap jumlah alokasi kredit investasi. Rendahnya pertumbuhan kredit selama semester I 2009
disebabkan antara lain oleh menurunnya kebutuhan kredit pengusaha di sektor riil terkait dengan daya beli masyarakat dan ekspor yang
menurun, masih tingginya suku bunga kredit perbankan meskipun BI rate secara konsisten telah diturunkan, dan sikap bank yang cenderung
sangat berhati-hati dalam mengucurkan kreditnya. Jadi meskipun ROA cenderung mengalami peningkatan, namun hal tersebut tidak dibarengi
dengan meningkatnya penyaluran kredit perbankan. Kajian Stabilitas Keuangan, 2009.
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Francisca dan Siregar 2008 yang menggunakan metode regresi
berganda dengan SPSS 15, bahwa ROA memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap volume kredit. Selain itu, hal ini juga
104 tidak sesuai dengan pendapat Muliaman Haddad 2004 yang
menyatakan bahwa besarnya ROA menjadi salah satu keputusan bank
untuk menyalurkan kredit.
Rangkuman seluruh pengujian pengaruh antar variabel eksogen dan endogen tersebut diatas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 4.10 Pengujian Pengaruh antar Variabel Eksogen dengan Endogen
Pengaruh Variabel Estimasi
Probabilitas Kesimpulan
DPK ROA 0.229
0.242 Tidak Signifikan
NPL ROA -0.854
0.000 Signifikan
CAR ROA 0.890
0.000 Signifikan
LDR ROA 0.309
0.085 Tidak Signifikan
DPK Kredit 0.658
0.000 Signifikan
NPL Kredit -0.145
0.000 Signifikan
CAR Kredit -0.150
0.000 Signifikan
LDR Kredit 0.111
0.000 Signifikan
ROA Kredit -0.038
0.046 Signifikan
Sumber : data diolah