Pengertian Pengajaran Berdasarkan Masalah

11 dalam arti luas serta mampu menumbuh kembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dapat dirasakan manfaatnya secara langsung dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dari perkembangan kepribadiannya. Ketercapaian tujuan-tujuan pembelajaran yaitu : istimewamaksimal, baik sekalioptimal, Baikminimal dan kurang. 8 Yang kriterianya adalah sebagai berikut: a. Istimewamaksimal : Apabila seluruh 100 bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b. Baik sekalioptimal : Apabila sebagian besar 76-99 bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. c. Baikminimal : Apabila hanya 60-75 bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan itu kurang dari 60 dapat dikuasai oleh siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa definisi efektivitas dalam pembelajaran adalah ketercapaian suatu tujuan yang telah direncanakan sebelumbya. Berdasarkan ketercapaian tujuan pembelajaran ini maka kegiatan pembelajaran memiliki tingkat efektivitas yang baik bila dapat mencapai minimal 60 dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya.

2. Hakikat Pengajaran Berdasarkan Masalah Problem Based Instruction

a. Pengertian Pengajaran Berdasarkan Masalah

“Istilah Pengajaran Berdasarkan Masalah PBM diadopsi dari istilah Inggris Problem Based Instruction PBI dan dilandasi oleh teori belajar konstruktivis. Pengajaran ini telah dikenal sejak zaman John 8 Saiful Bahri Jamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rinika Cipta, 2002, h. 212 12 Dewey . 9 Pada pelaksanaan pengajaran berdasarkan masalah guru menyajikan permasalahan nyata yang penyelesaiannya membutuhkan kerjasama diantara siswa-siswa”. Dalam pengajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru member contoh mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa. Untuk lebih memahami tentang pengajaran berdasarkan masalah Problem Based Instruction maka terlebih dahulu mengetahui pengertiannya. Beberapa pandangan tentang pengajaran berdasarkan masalah dari para pakar: Menurut Dewey yang dikutip dari buku Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, karangan Trianto, S.Pd., M. Pd , belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan dan materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya. 10 “Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks”. 11 Menurut Arends 1997 yang disadur dari buku Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, karangan Trianto, 9 Trianto, Mendesain Model…, h. 91 10 Trianto, Model-model…, h. 67-68 11 Trianto, Model-model…, h. 68 13 pengajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran ini juga mengacu kepada model pembelajaran yang lain, seperti “pembelajaran berdasarkan proyek project-based instruction”, “pembelajaran berdasarkan pengalaman experience-based instruction”, “belajar otentik outhentic learning” dan “pembelajaran bermakna anchored instruction”. 12 b. Ciri-Ciri Khusus Pengajaran Berdasarkan Masalah Menurut Arends yang dikutip dari buku karangan Trianto, berbagai pengembang pengejaran berdasarkan masalah telah memberikan model pengajaran itu memiliki karakteristik sebagai berikut: 1 Pengajuan pertanyaan atau masalah. Bukannya pengorganisasikan di sekitar prinsip-prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu. 2 Berfokus pada keterkaitan antara disiplin. Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat pada pelajaran tertentu IPA, Matematika, Ilmu-ilmu Sosial, masalah yang akan diselidiki telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah tersebut dari banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, masalah polusi yang dimunculkan dalam pelajaran di teluk Chesapeake mencakup berbagai subjek akademik dan terapan mata pelajaran seperti biologi, ekonomi, sosiologi, pariwisata, dan pemerintahan. 12 Trianto, Mendesain Model…, h. 92-93 14 3 Penyelidikan autentik. Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa melakukan penyelidikan autentuk untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalisis dan mendefinisikan masala, mengembangkan hipotesis, dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalisa informasi, melakukan eksperimen jika diperlukan, membuat inferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu, model penyelidikan yang dilakukan, bergantung kepada masalah yang sedang dipelajari. 13 4 Menghasilkan produk dan memamerkannya. Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Produk tersebut dapat berupa transkrip debat seperti pada pelajaran “Roots and wings”. Produk itu dapat juga berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer. Karya nyata dan peragaan seperti yang akan dijelaskan kemudian, direncanakan oleh siswa untuk untuk mendemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang mereka pelajari dan menyediakan suatu alternative segar terhadap laporan tradisional atau makalah. 5 Kerja-sama. Seperti halnya model pembelajaran kooperatif yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, PBI dicirikan dengan siswa yang bekerja sama satu dengan lainya, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berfikir. 14 13 Trianto, Mendesain Model…, h. 93-94 14 Ibrahim dan Nur, Pengajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: UNESA-Universiti Press, 2001 , Cet. Ke-2, h. 5-7 15

c. Landasan Teori dan Berpikir Problem Based Instruction