Masalah perwakilan Representasi Konseptualisasi Anggota Legislatif
rakyat melalui partai politik. Hal ini dinamakan perwakilan yang bersifat politik political representation.
62
Sekalipun asas perwakilan politik telah menjadi sangat umum, namun ada beberapa kalangan yang merasa bahwa partai politik dan perwakilan yang
berdasarkan kesatuan-kesatuan politik semata-mata, mengabaikan berbagai kepentingan dan kekuatan lain yang ada di dalam masyarakat terutama di bidang
ekonomi. Di samping itu ditemukan bahwa di beberapa Negara asas perwakilan politik
diragukan kewajarannya dan perlu diganti atau sekurang-kurangnya dilengkapi dengan asas perwakilan fungsional functional or occupational representation.
Dianggap bahwa negara modern dikuasai oleh bermacam-macam kepentingan terutama dibidang ekonomi, yang dalam sistem perwakilan politik kurang
diperhatikan dan tidak dilibatkan dalam proses politik. Dicanangkan agar si pemilih mendapat kesempatan memilih dalam golongan ekonomi atau profesi di
mana ia bekerja, dan tidak semata-mata menurut golongan politiknya, seperti halnya dalam sistem perwakilan politik. Golongan yang gigih memperjuangkan
pandangan ini antara lain Guild Socialists pada awal abad ke-20.
63
Bermacam-macam cara telah digunakan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya di Irlandia, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1937, wakil-wakil
golongan fungsional dipilih dan didudukan dalam senat. Di Republik Prancis IV pada tahun 1946 didirikan suatu majelis khusus di luar badan legislatif, yaitu
Majelis Ekonomi, yang berhak memperbincangkan rancangan undang-undang
62
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.317.
63
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.318.
yang menyangkut soal ekonomi, akan tetapi badan ini tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan, dan hanya memainkan peranan sebagai
penasihat dari badan legislatif. Di Republik Prancis V Undang-Undang Dasar 1958 menentukan adanya suatu Majelis Ekonnomi yang digantinya; ia tidak
memberi nasihat kepada badan legislatif, tetapi kepada pemerintah. Anggotanya ditunjuk oleh pemerintah dari bermacam-macam golongan ekonomi, sosial,
profesi, dan bidang keahlian lain.
64
Di Italia asas Functional representation diperkenalkan oleh Mussolini pada tahun 1926. Perwakilan didasarkan atas golongan ekonomi, dan untuk keperluan
itu dibentuk 22 corporation yang masing-masing mewakili satu industri, misalnya industri tekstil. Setiap corporations mencakup baik golongan pekerja maupun
golongan management dalam bidang industri itu. Melalui wakil-wakilnya dalam Council of Corporations yang didirikan pada tahun 1930 dan yang pada
tahun1939 menggantikan dewan perwakilan yang ada badan baru disebut Chamber of Fasces and Corporations dan terdiri atas tokoh-tokoh partai Fasis dan
Council of Corporations, Corporations ini memainkan peranan yang penting. Karena itu Italia masa itu dinamakan negara Korporatif Corporate State. Dengan
jatuhnya Mussolini, eksperimen ini juga terhenti.
65
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dewasa ini perwakilan politik merupakan sistem perwakilan yang dianggap paling wajar. Di samping itu
beberapa negara merasa bahwa asas functional or occuptional representation perlu diperhatikan dan sedapat mungkin diakui kepentingannya di samping sistem
64
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.317-318.
65
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h.319
perwakilan politik, sebagai cara untuk memasukan sifat profesional ke dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan umum. Dalam
rangka itu perlu diakui bahwa ada masalah yang sampai sekarang belum terpecahkan yaitu bagaimana menetapkan patokan obyektif mengenai sifat-sifat
dari golongan fungsional yang akan diikutsertakan, dan bagaimana menentukan kriteria utnuk mengukur kekuatan golongan fungsional masing-masing.
66
Di Indonesia perwakilan fungsional Golongan Karya juga telah dikenal, di samping asas perwkailan politik. Pemilihan umum tahun 1971 diselenggarakan
dengan mengikutsertakan baik partai politik maupun fungsional.
67