Produk politik di atas, merupakan komponen penting yang akan ditawarkan di pasar politik. Dalam pemasarannya, produk pollitik harus
memiliki keistimewaan agar produk yang ditawarkan menarik minat konsumen.
Salah satu implikasi dari berbagai komponen penawaran adalah komponen yang tidak bisa ditawarkan secara terpisah. Situasi ini menyebabkan perdagangan
sangat kompleks-pelaku dari biaya dan keuntungan. Bean 1993 menunjukan hasil pemilu di Australia dan Selandia Baru, prkatisi memerlukaan kewaspadaan
dengan fitur kontras dari pemilih tertentu. Sebagai contoh, para pemilih di Selandia Baru, memberikan arti penting yang lebih besar untuk citra pemimpin
partai dari pada rekan-rekan mereka di Australia.
56
c. Positioning Politik
Positioning dalam marketing didefinisikan sebagai semua aktivitas yang dimaksudkan untuk menanamkan kesan dibenak para konsumen agar mereka bisa
membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh organisasi bersangkutan dengan produk atau jasa organisasi lain. Dalam positioning, atribut produk dan
jasa yang dihasilkan akan direkam dalam bentuk image yang terdapat dalam sistem kognitif konsumen. Dengan demikian konsumen akan dengan mudah
mengidentifikasi sekaligus membedakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk-produk atau jasa lainnya. Semakin tinggi image
yang direkam dalam benak konsumen, semakin mudah pula mereka mengingat image produk dan jasa bersangkutan. Menanamkan dan menempatkan image
56
Bruce I Newman, Handbook of Political Marketing, USA, SAGE Publications: 1999, h. 4.
dalam benak masyarakat tidak hanya terbatas pada produk dan jasa, karena organisasi perusahaan secara keseluruhan juga perlu ditanamkan dalam benak
konsumen. Hal-hal seperti kredibelitas dan reputasi dapat digunakan sebagai media untuk melakukan positioning.
57
Positioning tidak dapat dibangun dalam jangka pendek dan sesaat. Membangun positioning membutuhkan jangka waktu yang panjang.menempatkan
image dan kesan positif dalam benak masyarakat membutuhkan konsistensi dalam jangka waktu yang lama. Hal ini dikarenakan masyarakat luas perlu melakukan
proses pembelajaran untuk dapat memahami posisi ideologis yang dianut suatu organisasi politik. Apalagi ditambah dengan kenyataan bahwa para pesaing politik
pun melakukan hal yang sama. Artinya mereka harus saling berlomba-lomba untuk menempatkan image positif mereka dalam benak masyarakat luas. Kedua
hal tersebut yang membuat proses positioning menjadi suatu proses yang lama. Setiap peristiwa, event, kejadian, dan image selalu direkam dan dicoba untuk
diartikan oleh masyarakat. Informasi dan event yang terekam dalam benak masing-masing orang akan memunculkan kesan tertentu yang akan dijadikan
“blueprint” untuk mengidentifikasi posisi masing-masing organisasi politik.
58
Menurut Lock Harris, Peranan positioning ini sangat penting dalam marketing politik. Worcester dan Baines menyatakan bahwa partai politik dan
kandidat pemilihan umum secara permanen melakukan positioning melalui penciptaan dan penciptaan ulang kebijakan, image serta jasa yang disediakan bagi
57
Firmanzah, Mengelola Partai Politik: Komunikasi dan Positioning Ideologi Politik di Era Demokrasi, Jakarta, Yayasan Obor Indonesia: 2007, edisi I, h. 157.