berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapatnya dipercaya”.
28
Istilah struktur komunikasi oleh Almond dan Powell 1966, juga diartikan sebagai saluran komunikasi, diantaranya adalah:
a. Struktur wawanmuka face-to-face informal, merupakan saluran yang
efektif dalam penyampaian pesan-pesan politik. Saluran wawanmuka memungkinkan komunikator politik dan komunikan politik berada dalam
kedekatan jarak dan emosional karena berhadapan secara langsung. Di samping struktur yang formal dalam sebuah organisasi, selalu terdapat
struktur informal yang “membayangi”nya. Saluran ini bersifat bebas dalam arti tidak terikat oleh struktur formal, namun tidak semua orang dapat
akses ke saluran ini dalam kadar yang sama.
29
b. Struktur sosial tradisional, yaitu sebuah saluran komunikasi yang
ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi khalayak atau sumber. Artinya pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan,
bagaimana peranan dalam masyarakat dan tentunya akan menentukan pula akses disusunan sosial masyarakat tersebut.
30
c. Struktur masukan input politik, yaitu: struktur yang memungkinkan
terbentuknyadihasilkannya input bagi sistem politik yang dimaksud. Yang
28
Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 167.
29
Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan Mochtar Muhammad- Rahmat Efendi MuRah dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008-2013, Jakarta, FIDKOM
UIN:2010, h. 34.
30
Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta, Ghalia Indonesia: 1990 h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan
Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi MuRah dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008- 2013, Jakarta, FIDKOM UIN:2010, h. 34.
termasuk struktur input adalah serikat pekerja, kelompok-kelompok kepentingan, dan partai politik.
31
d. Struktur output, yaitu: struktur formal dari pemerintah. Struktur
pemerintahan, khususnya birokrasi, memungkinkan pemimpin-pemimpin politik mengkomunikasikan petunjuk bagi pelaksanaan peraturan-
peraturan untuk bermacam-macam pemegang jabatan politik dengan cara yang efisien dan jelas.
32
e. Saluran media massa adalah saluran yang penting dalam sebuah
komunikasi politik. Media massa selalu mempunyai peranan tertentu dalam menyalurkan pesan, informasi, dan political content di tengah
masyarakat. Informasi yang disampaikan oleh media bisa berperan dalam pembentukan opini publik.
33
B. Marketing Politik
1. Pengertian Marketing Politik
Marketing telah berkembang pesat di kalangan yang lebih luas, tidak hanya di tataran akademisi. Hampir dipastikan bahwa setiap aspek kehidupan tidak terlepas
dari aktivitas marketing; mulai dari iklan televisi, di majalah, diskon di supermarket, papan reklame di sepanjang jalan, sampai ke hal yang menyangkut
31
Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta, Ghalia Indonesia: 1990 h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan
Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi MuRah dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008- 2013, Jakarta, FIDKOM UIN:2010, h. 59
32
Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta, Ghalia Indonesia: 1990 h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan
Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi MuRah dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008- 2013, Jakarta, FIDKOM UIN:2010, h. 60.
33
Zulkariem Nasution, Komunikasi Politik Suatu Pengantar, Jakarta, Ghalia Indonesia: 1990 h. 57. Dalam Misliyah, Komunikasi Politik Melalui Media Massa Pasangan
Mochtar Muhammad-Rahmat Efendi MuRah dalam Pilkada Walikota Bekasi Periode 2008- 2013, Jakarta, FIDKOM UIN:2010, h. 61.
komunikasi dan persuasi. Ilmu marketing mengalami perembesan di segala bidang.
34
Istilah pemasaran yang selama ini dikenal dalam bidang ekonomi diterapkan ke dalam bidang politik dengan sebutan, “Pemasaran Politik” atau “Marketing
Politik” political marketing, dipahami sebagai penyebar gagasan-gagasan politik dengan menerapkan prinsip-prinsip pemasaran komersial. Hal itu menunjukan
kecenderungan konvergensi antara dunia politik dengan dunia bisnis. Tak dapat dipungkiri bahwa dunia politik dan dunia bisnis, memang semakin sangat dekat,
terutama karena banyak aktor politik yang berasal dari dunia bisnis. Kemampuan dan pengalaman para pebisinis melakukan lobi, negoisasi dan pemasaran, dengan
mudah mereka aplikasikan dalam komunikasi politik.
35
Pada dasarnya, marketing bertujuan bisnis komersial namun seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, semakin terintegrasinya
masyarakat global, serta tuntutan untuk menerapkan prinsip-prinsip demokrasi, maka institusi politik membutuhkan pendekatan alternatif untuk membangun
hubungan dengan konstituen. Dalam konteks inilah marketing dibutuhkan dan diasumsikan berguna bagi insitusi politik dan perkembangan politik itu sendiri.
36
Metode dan pendekatan marketing dalam praktik politik saat ini, dapat dirasakan sebagai sebuah keniscayaan seiring dengan semakin tingginya
persaingan di ranah politik. Ilmu marketing memegang peranan penting dalam
34
Gun Gun Heryanto dan Shulhan Rumaru, Komunikasi Politik: Sebuah Pengantar, Bogor, Ghalia Indonesia: 2013, cet 1. H. 26-27.
35
Anwar Arifin, Komunikasi Politik: Filsafat-Paradigma-Teori-Tujuan-Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta: 2011, edisi 2, cet 1, h. 145.
36
Gun Gun Heryanto dan Ade Rina Farida, Komunikasi Politik, Ciputat, Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: 2011, cet 1, h. 43.