Pesan Politik Media Komponen Komunikasi Politik

yang memengaruhi komunikan politik. Pada dasarnya, menurut Rochajat Harun dan Sumarno, isi pesan komunikasi politik akan terdiri dari: 22 1 Seperangkat norma yang mengatur lalu lintas transformasi pesan-pesan; 2 Panduan dan nilai-nilai idealis yang tertuju pada upaya mempertahankan serta melestarikan sistem nilai yang sedang berlangsung; 3 Sejumlah metode dan cara pendekatan untuk mewujudkan sifat-sifat integratif bagi penghuni sistem; 4 Karakteristik yang menunjukan identitas bangsa; serta 5 Motivasi sebagai dorongan dasar yang memicu pada upaya meningkatkan kualitas hidup bangsa.

c. Media

Komunikasi massa merupakan sumber utama pesan-pesan politik yang dipertimbangkan orang dalam menyusun perbuatan politik mereka. Namun, ada media lain, dan mereka pun harus diperhatikan dalam usaha apa pun untuk memahami komunikasi politik dan opini publik yang kontemporer. 23 Peran apa yang dimiliki media berita dalam menyajikan bahan mentah bagi warga negara untuk menciptakan citra politik mereka dan menyusun perilaku politik mereka. Jika perbuatan politik kita diturunkan dari makna yang kita berikan kepada objek-objek politik, maka media berita menduduki posisi yang penting dalam proses komunikasi-opini karena kenyataan bahwa kita memperoleh begitu banyak informasi politik, langsung dari siaran berita 22 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industri Citra, h. 46-47. 23 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet V, h. 18. televisi dan dari surat kabar. Apa yang ditetapkan dan disebarkan sebagai “berita” oleh pers adalah unsur utama dalam penyusunan opini personal. 24

d. Komunikan Politik

Menurut Effendy, komunikan memiliki fungsi mengawas sandi decode pesan dari komunikator sehingga komunikan disebut decoder. Selain itu, komunikan pun dapat memberikan umpan balik feedback sebagai tanggapan atas pesan yang disampaikan kepadanya. Feedback itu dapat berbentuk langsung atau seketika immediate feedback, misalnya dalam komunikasi antarpesona face to face communication, atau bisa juga tertunda delayed feedback, misalnya dalam komunikasi bermedia dengan menggunakan media surat kabar atau majalah, sedangkan menggunakan media elektronik seperti televisi dan radio sekarang dapat terjadi immediate feedback karena kecanggihan teknologi informasi. Komunikan secara sederhana dapat diartikan sebagai penerima pesan. 25

e. Efek

Efek merupakan “akibat” dari “siapa mengatakan apa dengan saluran apa dengan siapa” tidak ditentukan independen dari proses menetapkan “dengan siapa” dalam rumus Lasswell. Singkatnya, akibat tidak ditentukan terpisah dari interpretasi: malahan, akibat adalah tindakan interpretatif sinambung yang diturunkan dari penyusunan opini personal, sosial dan politik. 26 24 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 18. 25 Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politik: Teori dan Praktik, Simbiosa Rekatama Media, Bandung : 2010, cet I, h. 48. 26 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, 2004, cet V, h. 20.

3. Saluran Komunikasi Politik

Saluran komunikasi adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Sebuah pesan bisa disalurkan dan disampaikan dengan baik jika ada saluran yang menghubungkan antara komunikator dan komunikan. Menurut pendapat Kenneth Burke, saluran adalah ciptaan makhluk pemakai lambang untuk melancarkan saling tukar pesan. Saluran komunikasi memang temuan. Akan tetapi, saluran mencakup lebih dari alat, sarana dan mekanisme seperti mesin cetak, radio, telpon atau komputer. Yang harus lebih diutamakan dari semua saluran yang ditemukan ialah manusia itu sendiri, saluran yang paling asasi bagi komunikasi manusia. Seperti yang dilakukan oleh Psikolog George Miller, kita harus “menganggap manusia sebagai saluran komunikasi, dengan masukan yang disediakan oleh rangsangan yang kita berikan dan keluaran yang merupakan tanggapannya terhadap rangsangan itu ”. 27 Dengan mengingat bahwa manusia adalah dan juga sumber penerima dalam komunikasi, maka yang pertama-tama kita tekankan ialah saluran manusia bagi komunikasi politik. Namun, kita tidak akan mengabaikan media mekanis, teknik dan sarana yang meningkatkan konstruksi citra manusia melalui saling tukar lambing. Akan tetapi, justru itulah guna alat-alat tersebut, yakni untuk memudahkan, tetapi bukan untuk menjamin ketepatan. Sebaliknya, bila dipikirkan bahwa pada dasarnya manusia, “maka saluran komunikasi itu lebih daripada sekedar titik sambungan, tetapi terdiri atas pengertian bersama tentang siapa dapat 27 Dan Nimmo, Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, h. 167.