Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
Secara geografis, saat ini Nagari Bungo Tanjung terletak di kecamatan Batipuh, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, memiliki luas daerah ± 18 km
2
. Batas-batas wilayah Nagari Bungo Tanjung adalah:
a. barat berbatas dengan Nagari Batipuh Baruh dan Gunung Rajo.
b. timur berbatas dengan Nagari Sialahan dan Batu Basa.
c. selatan berbatas dengan Tanjung Barulak, Sumpur, dan Malalo.
d. utara berbatas dengan Pitalah dan Gunung Rajo.
Jumlah penduduk berdasarkan data bagian Statistik KB Kec. Batipuh adalah 4.644 jiwa terdiri dari 2.290 jiwa pria dan 2.354 jiwa wanita. Mata
pencaharian penduduk yang utama adalah petani, wiraswasta, pedagang, dan pegawai negeri. Agama yang dianut adalah agama Islam. Suku kaum dalam
nagari adalah Koto, Jambak, Tanjung, Katapang, dan Melayu. Pemerintahan Nagari Bungo Tanjung dipimpin oleh seorang Wali Nagari
setingkat Kepala Desa yang saat ini dijabat oleh M. Dt. Sinaro Batuah, S.Ag untuk periode 2009-2015. Setiap jorong dalam nagari dipimpin oleh seorang Wali
Jorong setingkat kepala dusun. Nagari Bungo Tanjung terdiri dari tujuh jorong, yaitu Jorong Balai Akad, Jorong Haru, Jorong Jambak, Jorong Ampia Rayo,
Jorong Padang Kunyit, Jorong Guguk Nyaring, dan Jorong Kapuh. Segala urusan pemerintahan harus dilaksanakan dengan melibatkan suatu badan perwakilan
masyarakat nagari yang dinamakan Kerapatan Adat Nagari KAN.
4.2 Karakteristik Umum Subjek
Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan terhadap 303 orang subjek penelitian, diperoleh gambaran umum karakterisitik subjek yang dominan antara
lain; 22,77 berusia 41-50 tahun; 56,44 perempuan; 28,05 berpendidikan
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
SMASederajat; 30,03 bekerja sebagai wiraswasta; dan 53,47 memiliki tingkat penghasilan rendah Rp. 500.000bulan. Karakteristik umum subjek
yang diteliti secara garis besar ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 4.1 Karakteristik subjek penelitian
No Karakteristik Subjek
Jumlah n = 303
1 Kelompok usia
22-30 59
19,47 31-40
49 16,17
41-50 69
22,77 51-60
65 21,45
60 61
20,13 2
Jenis kelamin Pria
132 43,56
Wanita 171
56,44 3
Pendidikan terakhir Tidak Tamat SD
35 11,55
SDSederajat 67
22,11 SMPSederajat
63 20,79
SMASederajat 85
28,05 SarjanaDiploma
53 17,49
4 Pekerjaan
Tidak Bekerja 23
7,59 PetaniBuruh tani
32 10,56
Sopir 18
5,94 TukangBuruh kayu
10 3,30
Ibu Rumah Tangga 74
24,42 WiraswastaDagang
91 30,03
Pegawai Negeri 36
11,88 Pegawai Swasta
6 1,98
PelajarMahasiswa 3
0,99 Lainnya
10 3,30
5 Penghasilan
Tidak ada 72
23,76 Rendah
162 53,47
Sedang 53
17,49 Tinggi
16 5,28
4.3 Gambaran Klinis Kondisi Tekanan Darah Subjek
Berdasarkan pemeriksaan fisik terhadap subjek penelitian dan kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh bahwa 78 ± 25 dari 303 orang subjek yang
diteliti merupakan penderita hipertensi, tetapi tidak ada satu pun kejadian
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
hipertensi yang tidak terdeteksi. Gambaran umum kondisi tekanan darah subjek secara keseluruhan ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Gambaran klinis kondisi tekanan darah subjek
No Gambaran Klinis
Tekanan Darah Total
Tidak Hipertensi
Hipertensi Jumlah
Jumlah 1
Merasakan gejala Pernah
165 69,92
71 30,08
236 77,89
Tidak Pernah 60
89,55 7
10,45 67
22,11 2
Respon terhadap gejala A
56 66,67
28 33,33
84 35,59
B 25
48,08 27
51,92 52 22,03
C 26
81,25 6
18,75 32
13,56 D
0,00 3 100,00
3 1,27
E 10
76,92 3
23,08 13
5,51 F
40 90,91
4 9,09
44 18,64
G 8 100,00
0,00 8
3,39 3
Memeriksa Tekanan Darah Pernah
205 72,44
78 27,56
283 93,40
Tidak Pernah 20 100,00
0,00 20
6,60 4
Diagnosis Tekanan Darah Tinggi Pernah
25 24,27
78 75,73
103 36,40
Tidak Pernah 180 100,00
0,00 180
63,60 5
Menerima Pengobatan Pernah
25 24,27
78 75,73
103 100,00 Tidak Pernah
0,00 0,00
0,00 6
Pengobatan Rutin Iya
0,00 20
100 20
19,42 Tidak
25 30,12
58 69,88
83 80,58
7 Alasan Tidak Berobat Rutin
A 0,00
13 100,00 13
15,66 B
0,00 11 100,00
11 13,25
C 0,00
0,00 0,00
D 0,00
8 100,00 8
9,64 Lainnya
25 49,02
26 50,98
51 61,45
Keterangan: A berobat ke puskesmasrumah sakit, B berobat ke dokterdokter spesialis, C membeli obat sakit kepala di warungtoko obat, D membeli obat penurun tekanan darah di toko obat,
E membuat obatramuan alami untuk menghilangkan rasa sakit, F beristirahat, G dibiarkan saja. Keterangan: A biaya berobat mahal, B tidak mau berpantangan makanselera, C tidak suka
dengan rasa obatselalu muntah jika minum obat, D memilih obat kampung, E lainnya seperti malas dan merasa telah sehat.
Penelitian terhadap 303 orang subjek mengenai hipertensi dan faktor risikonya menunjukkan bahwa:
a. 77,89 subjek mengaku pernah merasakan gejala-gejala yang
mengindikasikan seseorang mengalami hipertensi dan sebanyak 71 orang
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
30,08 di antaranya merupakan penderita hipertensi. Subjek hipertensi berjumlah 78 orang dan 7 orang 8,97 di antaranya mengaku tidak pernah
merasakan gejala hipertensi. b.
secara umum respon subjek terhadap gejala yang mereka rasakan adalah memilih berobat ke puskesmasrumah sakit 35,59. Demikian juga halnya
pada subjek yang menderita hipertensi, namun jumlahnya tidak berbeda jauh dengan mereka yang memilih berobat ke dokterdokter spesialis. Hal ini
menunjukkan bahwa masyarakat tidak terlalu berpusat pada satu tempat pelayanan kesehatan saja.
c. 93,40 dari subjek mengaku pernah memeriksakan tekanan darah. Hal ini
berarti bahwa masyarakat telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk memeriksakan tekanan darah. Oleh karena itu tidak ditemukan adanya
penderita hipertensi yang tidak terdeteksi undetected condition. d.
sebanyak 283 subjek yang pernah memeriksakan tekanan darah, 103 orang 36,40 di antaranya pernah didiagnosis hipertensi dan 180 orang 63,60
sisanya tidak pernah didiagnosis hipertensi. e.
dari 103 orang subjek yang pernah didiagnosis hipertensi diketahui ternyata seluruh subjek langsung memperoleh pengobatan ketika didiagnosis hipertensi.
Namun, 25 orang di antaranya bukan penderita hipertensi, karena mereka hanya sekali mengalami tekanan darah tinggi saat pemeriksaan kesehatannya.
Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa untuk memutuskan seseorang menderita hipertensi atau tidak adalah melalui pengukuran tekanan darah sebanyak
minimal dua kali pada waktu yang berbeda dan perbedaan tekanan darah di antara kedua pengukuran tidak jauh berbeda.
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
f. hanya 20 orang 19,42 subjek yang menjalani pengobatan rutin untuk
hipertensi dari 78 orang subjek hipertensi yang pernah menerima pengobatan., sedangkan 58 orang 74,36 sisanya mengaku tidak menjalani pengobatan
rutin dari pihak medis dengan berbagai alasan. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penderita hipertensi yang belum menjalani pengobatan yang
optimal bagi keadaan hipertensi yang dideritanya untreated condition. g.
alasan utama 58 orang subjek yang menderita hipertensi memilih untuk tidak melanjutkan pengobatan rutin adalah karena subjek mengaku bahwa mereka
merasa sudah sehat, dan tidak pernah lagi merasakan kondisi tekanan darahnya tinggi sehingga tidak perlu melanjutkan pengobatan. Sebagian lagi mengatakan
hanya akan berobat bila kondisinya cukup parah dan perlu pengobatan segera. Sedangkan subjek yang memilih alasan A, B, dan D tidak begitu banyak
perbedaannya, tapi sebaliknya tidak ada satu pun yang memilih alasan C. Hal ini berarti tidak ada hubungannya dengan kondisi fisiologis subjek untuk
menolak menjalani pengobatan rutin.
4.4 Analisis Bivariat 4.4.1 Faktor Usia