Hubungan Riwayat Penyakit dengan Hipertensi Faktor Risiko Hipertensi di Bungo Tanjung

Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009. genetik menyumbangkan 30 terhadap perubahan tekanan darah pada populasi yang berbeda. Gen yang berperan pada patofisiologi hipertensi menurut Fisher dan Williams 2005 adalah: a. gen simerik yang mengandung promotor gen 11 -hidroksilase dan gen urutan selanjutnya untuk memberi kode pada gen aldosteron sintase sehingga menghasilkan produksi ektopik aldosteron. b. saluran natrium endotel yang sensitif terhadap amilorid yang terdapat pada tubulus pengumpul. Mutasi gen ini mengakibatkan peningkatan aktivitas aldosteron, penekanan aktivitas renin plasma dan hipokalemia. c. kerusakan gen 11 -hidroksilase dehidrogenase menyebabkan sirkulasi konsentrasi kortisol normal mengaktifkan reseptor mineralokortikoid yang menimbulkan sindrom kelebihan mineralokortikoid Sani, 2008.

4.6.9 Hubungan Riwayat Penyakit dengan Hipertensi

Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa risiko untuk menderita hipertensi bagi subjek yang memiliki riwayat penyakit terutama penyakit komplikasi adalah 21,7 kali lebih besar dibandingkan dengan subjek yang tidak memiliki riwayat penyakit. Umumnya, seorang penderita hipertensi ditemukan juga memiliki riwayat penyakit degeneratif lain seperti asam urat, diabetes melitus, gagal ginjal, dan jantung koroner. Namun gambaran yang jelas mengenai hubungan hipertensi dengan berbagai penyakit degeneratif lainnya hingga saat ini masih diperdebatkan oleh para ahli kesehatan. Korelasi yang jelas hingga saat ini adalah bahwa hipertensi merupakan faktor risiko utama penyakit kardiovaskular Adrogue dan Madias, 2007. Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009. Tekanan darah tinggi dalam jangka waktu lama akan merusak endotel arteri dan mempercepat aterosklerosis. Komplikasi hipertensi antara lain adalah rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar. Hipertensi merupakan faktor risiko utama untuk penyakit serebrovaskular stroke, transient ischemic attack, penyakit arteri koroner infark miokard, angina, gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi. Bila penderita hipertensi memiliki faktor-faktor risiko kardiovaskular lain, maka akan meningkatkan mortalitas dan morbiditas akibat gangguan kardiovaskular tersebut. Menurut Studi Framingham, pasien dengan hipertensi mempunyai peningkatan risiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan gagal jantung Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2006.

4.6.10 Faktor Risiko Hipertensi di Bungo Tanjung

Hipertensi merupakan penyakit yang timbul akibat interaksi berbagai mekanisme di dalam tubuh seperti sistem saraf otonom, sistem renin-angiotensin, dan faktor lain seperti hormon, natrium, dan volume sirkulasi darah. Selain itu, usia dan obesitas juga berperan dalam insiden hipertensi. Semakin tua seseorang, aktivitas fisik akan berkurang yang bisa mengarah pada kegemukan dan obesitas. Konsumsi lemak tinggi mengarah pada obesitas akan memaksa jantung dan organ lainnya bekerja lebih keras yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah. Demikian juga halnya dengan kejadian hipertensi pada masyarakat Bungo Tanjung adalah hasil interaksi dari beberapa faktor risiko. Apabila seseorang memiliki lebih dari satu faktor risiko, maka kecenderungan menderita hipertensi bagi orang tersebut lebih besar, sesuai dengan persamaan logistik yang diperoleh dari penelitian. Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 303 orang subjek penelitian di Nagari Bungo Tanjung, diperoleh gambaran umum karakteristik subjek antara lain; 22,77 berusia 41-50 tahun; 56,44 perempuan; 28,05 berpendidikan SMASederajat; 30,03 bekerja sebagai wiraswasta; dan 53,47 memiliki tingkat penghasilan rendah Rp. 500.000bulan. Gambaran klinis kondisi tekanan darah dari 303 subjek yang diteliti adalah 25,74 menderita hipertensi; 77,89 pernah merasakan gejala hipertensi; 93,40 pernah memeriksakan tekanan darah, dan 36,40 103 orang di antaranya pernah didiagnosis hipertensi serta langsung memperoleh pengobatan ketika didiagnosis hipertensi. Namun 25 orang dari 103 orang subjek yang pernah didiagnosis hipertensi bukan merupakan penderita hipertensi. Berdasarkan penelitian, dari 78 orang penderita hipertensi yang diketahui, hanya 20 orang 19,42 subjek yang menjalani pengobatan rutin. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik terhadap berbagai faktor risiko hipertensi di Nagari Bungo Tanjung diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. faktor risiko utama hipertensi di Bungo Tanjung adalah usia OR = 17,726; CI 95 = 4,82 - 65,2. Risiko hipertensi 17 kali lebih tinggi pada subjek berusia 40 tahun dibandingkan dengan subjek berusia ≤ 40 tahun. Faktor risiko lainnya berturut-turut dari yang paling berpengaruh adalah adalah riwayat keluarga Wald = 14,468; OR = 7,912; CI 95 = 2,73 - 22,97, konsumsi rokok Wald = 8,011; OR = 6,920; CI 95 = 1,81 -