Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
di mana n = 385 dan N adalah jumlah populasi total, yaitu 1434 orang, sehingga besar sampel yang diperlukan adalah 303 orang. Tetapi rata-rata jumlah penduduk
pada ketiga jorong tersebut di atas tidak sama, oleh karena itu distribusi besar sampel pada masing-masing jorong dihitung dengan cara perbandingan terhadap
total besar sampel, yaitu: Jumlah Populasi Jorong
Besar Sampel Jorong =
Jumlah Populasi Total Besar Sampel Total
sehingga distribusi besar sampel untuk setiap jorong adalah: a.
Jorong Balai Akad :
303 1434
244 x
= , maka besar sampel = 52 orang
b. Jorong Haru
:
303 1434
749 x
=
, maka besar sampel = 158 orang
c. Jorong Jambak
:
303 1434
441 x
=
, maka besar sampel = 93 orang
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Nagari Bungo Tanjung, yang berada di Kecamatan Batipuh, Kab. Tanah Datar, Sumatera Barat, pada bulan Februari-Maret 2009.
3.4 Definisi Operasional
Pembatasan operasional penelitian dijelaskan melalui definisi operasional berikut:
a. Hipertensi : suatu peningkatan kronis tekanan darah arteri sistolik dan
diastolik yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor faktor risiko. Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Detection, Evaluation and
Treatment of High Blood Pressure JNC VII sebagai tekanan darah yang lebih tinggi dari 14090 mmHg National High Blood Pressure Education Program,
2003. Dalam penelitian ini, penetapan subjek yang positif hipertensi
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
didasarkan pada definisi JNC VII. Penelitian ini tidak mengelompokkan subjek ke dalam tingkatan hipertensi serta tidak membedakan hipertensi primer dan
sekunder. b.
Faktor risiko : suatu kondisi yang secara potensial berbahaya dan dapat memicu timbulnya suatu penyakit spesifik, dalam hal ini adalah hipertensi.
Faktor risiko hipertensi yang diukur dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi lemak dan
natrium, riwayat keluarga, serta riwayat penyakit degeneratif lain yang menyertai. Faktor risiko hipertensi yang tidak diukur adalah faktor stres dan
warna kulit atau etnis. c.
Undetected hypertension : suatu keadaan hipertensi yang tidak terdeteksidisadari. Dengan kata lain, ada subjek yang menderita hipertensi
namun tidak terdeteksi oleh keluarga dan tenaga medis. d.
Untreated condition : suatu keadaan hipertensi yang tidak diobati.
Artinya, ada subjek yang menderita hipertensi namun tidak memperoleh pengobatan dari profesional kesehatan.
Sedangkan definisi operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut: a.
Usia subjek dihitung sejak tahun lahir sampai dengan ulang tahun terakhir, dibuat skala nominal; kelompok usia
≤ 40 tahun dan 40 tahun; berturut -turut diberi kode 0 dan 1.
b. Jenis kelamin subjek dibuat skala nominal dengan kode 0 untuk laki-laki dan 1
untuk perempuan. c.
Obesitas adalah keadaan kelebihan berat badan subjek yang ditentukan melalui penetapan Body Mass Index BMI, yaitu berat badan kg dibagi dengan
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
kuadrat tinggi badan m
2
. Subjek dengan BMI ≥ 27 dikategorikan obes itas
dengan kode 1 sedangkan 27 dikategorikan tidak obesitas dengan kode 0. d.
Merokok, status subjek sehubungan dengan kebiasaan merokok dan intensitas merokok dalam sehari, terutama pada saat belum menderita hipertensi, dibuat
skala nominal yaitu perokok kode 1 dan bukan perokok kode 0. e.
Konsumsi alkohol, yaitu status subjek sehubungan dengan mengkonsumsi minuman beralkohol, dibuat skala nominal yaitu peminum alkohol kode 1
dan bukan peminum alkohol kode 0. f.
Pola makandiet, yaitu pola konsumsi natrium dan lemak per minggu yang diukur melalui total skor dari daftar pertanyaan yang berkaitan dengan
makanan yang dikonsumsi sehari-hari; dibuat skala nominal yaitu konsumsi rendah kode 0 bila total skor asupan natrium berkisar antara 1-17 dan total
skor asupan lemak antara 1-27, serta konsumsi tinggi kode 1 bila total skor asupan natrium antara 18-36 dan total skor asupan lemak antara 28-54.
g. Riwayat keluarga adalah keterangan mengenai ada tidaknya keluarga subjek
yang menderita hipertensi. Keluarga yang dimaksud adalah kerabat tingkat atas subjek, seperti ayah, ibu, kakek, nenek, paman, dan bibi. Selanjutnya dibuat
skala nominal yaitu ada riwayat keluarga kode 1 dan tidak ada riwayat keluarga kode 0.
h. Riwayat penyakit adalah status subjek berkaitan dengan penyakit lain yang
diderita dan biasanya merupakan komplikasi hipertensi, seperti diabetes melitus, asam urat, gagal ginjal, gagal jantung, jantung koroner, kolesterol
tinggi, dan stroke. Selanjutnya dibuat skala nominal untuk tidak ada penyakit
Syukraini Irza : Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat, 2009.
kode 0, penyakit tunggal kode 1, dan penyakit komplikasi kode 2. Sedangkan pilihan jawaban tidak tidak tahu diberi kode 3.
3.5 Instrumen Penelitian