Resiko pemberian makanan tambahan

Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan ibu memberikan makanan tambahan karena ibu sibuk bekerja 30,4. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Luciasari 1995 yang menyatakan bahwa ibu yang bekerja akan cenderung memiliki waktu yang lebih terbatas untuk melakukan tugas rumah tangga dibanding dengan ibu yang tidak bekerja. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Kabi 1999 yang menyatakan bahwa ibu-ibu cenderung akan memberikan makanan tambahan dini mulai sejak lahir karena alasan pekerjaan agar sewaktu ibu bekerja kembali, bayi sudah mengenal makanan tambahan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan ibu memberikan makanan tambahan karena pengaruh iklan yang menyatakan bahwa makanan tambahan bergizi bagi bayi. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih 1997 yang menyatakan bahwa sebagian besar produsen masih berpegang pada peraturan lama yaitu batasan ASI eksklusif sampai empat bulan sehingga makanan tambahan seperti bubur susu, biskuit masih mencantumkan untuk usia empat bulan.

5.1.7 Resiko pemberian makanan tambahan

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu 26,1 menyatakan setelah pemberian makanan tambahan bayi sering susah buang air besar. Hai ini sesuai dengan hasil penelitian Lely 2005 yang menunjukkan bahwa pemberian makanan tambahan kurang dari enam bulan akan mengakibatkan bayi susah untuk buang air besar, dan sesuai dengan pernyataan Sembiring 2009 yang menyatakan bahwa pemberian makanan pisang dapat menyebabkan sumbatan saluran cerna sehingga sulit untuk buang air besar. Dengan pemberian makanan Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009. tambahan akan lebih memudahkan kuman masuk ke dalam tubuh bayi dan menurunkan sistem imun bayi Lely, 2005. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar ibu 15,2 menyatakan bayi mereka mengalami diare setelah diberikan makanan tambahan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Akre 1990 bahwa pemberian makanan tambahan lain selain ASI kepada bayi kurang dari 4 bulan dapat menyebabkan diare. Hasil penelitian juga sesuai dengan hasil penelitian Puspitaningrum 2006 di wilayah kerja puskesmas gandrungmangru yang menunjukkan bahwa dari 343 bayi 71,6 yang telah diberikan makanan tambahan berupa susu formula terdapat sebanyak 39 bayi 8,1 yang mengalami diare dan hasil penelitian Lubis 2006 juga menunjukkan bahwa pemberian susu hanya dengan satu botol diidentifikasi sebagai faktor resiko terjadinya diare. Hasil penelitian sesuai dengan pernyataan Satyanegara 2004 yang menyatakan bahwa diare dapat diakibatkan infeksi virus pada saluran cerna karena pencucian botol minuman bayi yang tidak bersih, serta pemberian makanan tambahan terlalu dini akan membuat iritasi usus bayi karena saluran pencernaan bayi yang belum matur sempurna. Diare ditandai dengan pengeluaran tinja yang lunak, berair dan lebih dari 4-8 kali sehari. Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009. BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan