Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009.
2.3.2 Makanan Tambahan Bayi Usia 6-9 Bulan
Pemberian ASI diteruskan serta pemberian makanan tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian makanan lumat dua kali sehari. Pemberian
makanan tambahan pada usia 6-9 bulan diperkenalkan karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi
ditambah sedikit demi sedikit dengan sumber zat lemak seperti santan atau minyak kelapa margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vitamin A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak Satyanegara, 2004.
Makanan yang diberikan pada bayi usia ini harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan makanan yang akan digunakan. Bahan makanan lauk pauk
seperti telur, hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe tahu, dapat diberikan secara bergantian. Kaldu sayuran dapat diganti
dengan sup kacang merah, sup kacang hijau atau sup sayuran yang diperlukan untuk membangkitkan selera makan bayi Moehji, 1998.
Antara usia 6–9 bulan, ASI atau susu formula yang diperkaya zat besi masih menjadi sumber nutrisi bagi bayi. Sebagian besar nutrisi yang diperlukan
bayi tetap berasal dari ASI dan susu formula, meskipun telah ditambahkan makanan padat ke dalam menu makan bayi. ASI menyediakan nutrisi yang
diperlukan bayi, seperti kalsium, zat besi, protein dan zinc zat seng. Pada usia ini bayi biasanya membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang
kandungan yang ada di dalam ASI dan susu formula dan pada usia ini, tambahan nutrisi dapat diperoleh dari makanan padat dalam porsi kecil Safitri,
2007.
Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009.
Tabel 2.7 Makanan Tambahan pada Bayi Usia 6-8 bulan
6 bulan – MAKANAN PERTAMA Yang diberikan:
· ASI · Serealia: beras putih, beras
merah, havermuth · Sayuran: labu parang, ubi jalar,
kentang, kacang hijau, labu, zucchini
· Buah: pisang, alpukat, apel, pir Yang belum boleh diberikan:
· Daging dan makanan yg mengandung protein
· Ikan dan kerang-kerangan · Susu sapi dan produk susu
olahan Tipe:
- 1 jenis makanan - Semi cair dihaluskan atau dibuat puree
- Dimasak kecuali buah tertentu, seperti
alpukat, semangka dan pisang Frekuensi:
-
Makan besar: 1-2 kali per hari
-
Cemilan: 1 kali per hari
-
ASI: kapan saja bila diminta atau formula umumnya setiap 3-4 jam
Porsi: - Makanan: 1-2 ujung sendok teh pada
awalnya, bertahap tingkatkan sesuai bertambahnya usia dan minat bayi.
7-8 bulan – MAKANAN SEMI PADAT Yang diberikan:
· ASI · Serealia: lanjutkan pemberian
beras merah, beras putih dan havermut.
· Sayuran: asparagus, wortel, bayam, brokoli, sawi,
kembang kol, bit, lobak, kol · Buah: mangga, pir, peach,
blewah, timun suri. · Biskuit bayi.
· Daging dan makanan yg mengandung protein: ayam,
sapi, hati ayam, tahu, tempe Yang Belum Boleh Diberikan:
· Ikan dan kerang · Susu sapi produk susu
olahan Tipe:
-
1-2 macam makanan
-
Semi padat haluskan dgn saringan kawat, puree
-
Soft finger food 8 bln+
-
Dimasak kecuali buah tertentu, spt alpukat, semangka dan pisang
Frekuensi:
-
Makan besar: 2 kali per hari
-
Cemilan: 1 kali per hari
-
ASI: kapan saja bila diminta atau formula umumnya setiap 3-4 jam
Porsi:
-
3 sampai 9 sendok makan cereal, untuk 2 sampai 3 kali pemberian makan
-
1 sendok teh buah, bertahap tingkatkan menjadi ¼ sampai ½ cangkir untuk 2 sampai
3 kali pemberian makan
-
1 sendok teh sayuran, perlahan ditingkatkan menjadi ¼ sampai ½ cangkir untuk 2 sampai
3 kali pemberian makan.
-
1 sendok teh makanan sumber protein, perlahan tingkatkan menjadi 2 sm untuk 2
kali pemberian makan
Sumber : Safitri, 2007
Renata Pardosi : Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi Usia Kurang dari Enam Bulan di Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan, 2009.
2.3.3 Makanan Tambahan Bayi Usia 9-12 Bulan