Jalur Udara Jalur Laut

3.3.1 Jalur Udara

Orang-orang Rohingya yang terpaksa harus keluar dari Negara Myanmar yang menempuh jalur laut biasanya akan masuk ke negara-negara seperti Thailand dan Malaysia. Pada dasarnya orang-orang Rohingya tersebut tidak dapat memilih negara mana yang hendak mereka tuju. Mereka cenderung pasrah kepada calo biro perjalanan yang akan memberangkatkan mereka keluar dari Myanmar, asalkan mereka dapat keluar dari Myanmar negara manapun yang akan mereka datangi bukanlah menjadi masalah.

3.3.2 Jalur Laut

Kebanyakan orang-orang Rohingya yang pergi dari Myanmar dengan melalui jalur laut. Mereka menumpang kapal-kapal kargo ataupun menaiki perahu seadanya. Mereka berada di laut beberapa hari bahkan beberapa minggu atau bulan dengan keadaan yang mengenaskan dimana mereka hanya mempunyai bekal makanan yang sedikit. Tidak sedikit dari mereka yang jatuh sakit bahkan meninggal dunia di laut karena tidak tahan akan panas dan dinginnya cuaca serta ancaman kelaparan. Julukan manusia perahu boat people sudah melekat di dalam diri mereka atas apa yang menimpa mereka. Selama berada di laut, kapal ataupun perahu yang mereka tumpangi bahkan sampai ada yang kelebihan muatan overload sehingga ada kapal atau perahu mereka yang tenggelam di tengah laut. Adapun orang-orang Rohingya yang meninggal selama berada di kapalperahu maka bangkainya akan dimakan Universitas Sumatera Utara oleh saudara-saudaranya yang masih hidup guna untuk dimakan demi keberlangsungan hidup mereka. 48 Namun lewat jalur laut ini ada juga orang-orang Rohingya yang dapat selamat sampai ke negara lain. Untuk orang-orang Rohingya yang masuk ke dalam zona Indonesia sering ditemukan di daerah perairan Aceh, Pangkalan Susu, Langkat maupun Pelabuhan Belawan di Medan. Berlandaskan dengan apa yang tertulis dalam Konvensi Internasional 1979 tentang Upaya Pencarian dan Penyelamatan di Laut Konvensi SAR yaitu: Pantaslah jika etnis Rohingya ini dikatakan sebagai etnis yang paling menyedihkan di seluruh dunia. 49 48 Informasi diperoleh langsung lewat wawancara dengan Orang Rohingya yaitu Bpk.Mhmd Yunus 49 Dikutip dari Buku Penyelamatan di Laut oleh IMO dan UNHCR. Diterbitkan oleh UNHCR “...memastikan agar bantuan dapat diberikan kepada setiap orang yang mengalami keadaan bahaya di laut...tanpa mempedulikan kebangsaan atau status orang tersebut, atau keadaan dimana orang tersebut ditemukan Bab 2.1.10 dan ...memberikan perawatan medis atau kebutuhan lainnya, serta mengirim mereka ke tempat yang aman” Bab 1.3.2 Dengan adanya ketentuan di atas maka jika ditemukan seorang imigran ilegal pencari suaka di pelabuhan maka orang tersebut haruslah mendapatkan perlindungan, termasuk etnis Rohingya yang datang ke Indonesia untuk mencari perlindungan. Sesuai dengan prosedur, tindakan yang perlu dilakukan oleh pihak pimpinan kapal atau bagian pelabuhan adalah Universitas Sumatera Utara • Mencari tau identitas kapalperahu yang membawa orang-orang Rohingya masuk ke wilayah Indonesia. • Mendata identitas orang-orang Rohingya yang diselamatkan • Mencari tau tindakan yang dilakukan oleh nahkoda kapal • Memberi bantuan kepada orang-orang Rohingya tersebut • Memberitahu kepada PKP Pusat Koordinasi Penyelamatan yang terdekat • Jangan menawarkan untuk menurunkan mereka di negara asal atau negara darimana individu itu melarikan diri • Jangan berbagai informasi pribadi para pencari suaka dengan aparat negara mereka atau kepada orang yang dapat menyampaikan informasi ke pihak negara Myanmar. • Hubungi UNHCR, IOM dan Kantor Imigrasi untuk menindak lanjuti keberadaan status orang-orang Rohingya yang datang ke Medan.

3.4 Peran Politik UNHCR dalam Penanganan Etnis Rohingya di Medan