3.1 Etnis Rohingya Myanmar
Etnis yang paling teraniaya di dunia saat ini adalah Etnis Muslim Rohingya. Rohingya adalah etnis yang kebanyakan beragama Islam di Negara
Bagian Rakhine Utara di Myanmar Barat. Populasi Rohingya terkonsentrasi di dua kota utara Negara Bagian Rakhine sebelumnya disebut Arakan.
Etnis Rohingya adalah masyarakat muslim yang hidup tanpa kewarganegraan di Myanmar. Muslim Myanmar hanya berjumlah 4 dari total
populasi Myanmar dan menjadikan etnis Rohingya minoritas. Terjadi pembantaian dan penindasan besar-besaran yang dilakukan pemerintahan
Myanmar terhadap etnis Rohingya ini. Tidak hanya itu etnis Rohingya ini juga dipaksa untuk keluar dari negara Myanmar.
Selama ini secara turun temurun telah terjadi perseteruan antara kelompok etnis Rohingya yang Muslim dan etnis lokal yang beragama Buddha.
Rohingya tidak mendapat pengakuan oleh pemerintah setempat. Ditambah lagi agama yang berbeda. Beberapa laporan menyebutkan hingga saat ini sudah terjadi
tragedi pembantaian lebih dari 6000 warga etnis Rohingya yang mayoritas beragama Islam.
Lebih menyedihkan lagi pemerintah Myanmar mengusir Muslim Rohingya sebagai penyelesaian konflik bernuasa etnis dan agama di negara itu.
Bahkan dia menawarkan kepada PBB jika ada negara yang bersedia menampung mereka.
Universitas Sumatera Utara
Nasib Muslim Rohingnya semakin mengkhawatirkan. Di negaranya sendiri dianggap sebagai warga negara illegal dan di luar negara tidak diterima. Ribuan
orang Muslim Rohingya menjadi korban pembantaian. Terjadinya pembantaian, penindasan dan kekerasan terhadap orang
Rohingya tersebut mengakibatkan banyak orang Rohingya yang meninggal dunia. Dan bagi orang Rohinngya yang masih hidup harus berupaya keras untuk
bertahan hidup dengan mencari perlindungan. Karena itu, banyak etnis Rohingya yang harus meninggalkan negara Myanmar agar terhindar dari ancaman yang
membahayakan dirinya.
3.2 Calo Biro Perjalanan People Smuggler Bagi Para Pengungsi Rohingya
Selama di Myanmar, etnis Rohingya berusaha sekuat tenaga untuk melakukan berbagai cara agar dapat melangsungkan hidupnya. Banyaknya
kejadian penganiayaan, pembunuhan dan pemerkosaan, pembersihan etnis tindakan genosida serta tindakan pelanggaran HAM lainnya membuat etnis ini
tidak tahan untuk melangsungkan hidupnya di Myanmar. Etnis Rohingya tersebut pun pergi melarikan diri keluar dari negaranya. Mereka berharap dapat keluar dari
Myanmar untuk pergi ke negara lain guna mencari perlindungan atas kehidupan mereka.
Dalam upaya keluar dari Myanmar, etnis Rohingya harus mencari pihak atau orang yang dapat membantu mereka untuk keluar dari negara tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pihakorang yang membantu proses tersebut disebut people smuggler atau calo biro perjalanan. Namun calo biro perjalanan di Myanmar tersebut juga bukanlah
suatu jasa yang gratis dan tidak memungut biaya. Biro perjalanan tersebut bahkan memungut biaya yang melampaui batas kewajaran terkhusus untuk etnis
Rohingya yang ingin keluar dari Myanmar. Dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, etnis Rohingya terpaksa
meninggalkan rumahnya di Myanmar untuk pergi ke negara lain. Mereka membawa semua harta benda nya yang dapat dibawa. Biasanya orang-orang
Rohingya ini membawa seluruh uang tabungannya, bekal makanan dan pakaian seadanya, koin-koin emas maupun emas batangan yang dimilikinya. Dengan
berbekal seperti itu calo biro perjalanan pun mengambil kesempatan untuk mengambil apa yang dipunya orang-orang Rohingya tersebut. Apalagi didukung
dengan keadaan orang Rohingya yang tidak memiliki dokumen-dokumen perjalanan yang lengkap paspor, visa, dll membuat calo biro perjalanan tersebut
memiliki alasan untuk menguras semua harta yang dimiliki oleh orang-orang Rohingya untuk ditukarkan dengan tiket perjalanan keluar dari Myanmar ke
negara lain. Karena tidak adanya pilihan lain orang-orang Rohingya tersebut pun
terpaksa harus mau memenuhi permintaan para calo biro perjalanan tersebut. Mereka menganggap lebih baik memberikan seluruh harta mereka kepada calo
biro perjalanan tersebut agar bisa dibantu keluar dari negara Myanmar daripada harus tetap tinggal di Myanmar yang nantinya mereka akan disiksa, dipaksa
Universitas Sumatera Utara
untuk bekerja tanpa diberikan upah dan berbagai tindakan yang melanggar hak asasi mereka dan mengancam hidup mereka.
Jika sudah terjadi kesepakatan antara orang Rohingya dan calo biro perjalanan tersebut dengan pemberian harta orang Rohingya berupa uang, koin
emas, emas batangan kepada calo biro perjalanan maka calo tersebut akan memberangkatkan mereka untuk keluar dari negara Myanmar. Dengan bekal
seadanya etnis Rohingya dapat berangkat meninggalkan negara Myanmar. Mengenaskan bagi orang-orang Rohingya yang tidak memiliki cukup uang
maupun harta untuk membayar perjalanannya maka orang tersebut tidak akan diberangkatkan dan akan tetap di Myanmar.
3.3. Jalur Perjalanan yang Ditempuh Etnis Rohingya Hingga Sampai di Medan