Konvensi Pengungsi 1951 Instrumen Hukum Dalam Perlindungan Pengungsi

2.6.1 Konvensi Pengungsi 1951

Konvensi pengungsi 1951 merupakan sebuah dokumen mengikat secara global yang di dalamnya berisikan tentang urusan pengungsi. Konvensi ini disahkan di Jenewa, Swiss pada 28 Juli 1951 dan mulai diberlakukan pada 22 April 1954. Awalnya Konvensi Pengungsi 1951 dibuat secara khusus hanya sebagai penanganan terhadap orang-orang yang menjadi pengungsi pasca terjadinya Perang Dunia II. Tetapi seiring berjalannya waktu semakin disadari bawa jumlah pengungsi akibat konflik di berbagai belahan dunia semakin meningkat. Isu pengungsi tidak hanya menjadi permasalahan di kawasan Eropa namun juga telah menjadi masalah global di seluruh dunia Dalam isi Konvensi 1951 ini selain menerangkan hak-hak pengungsi, juga dijabarkan kebebasan beragama dan kebebasan untuk bekerja, memperoleh pendidikan dan dokumen-dokumen perjalanan. Konvensi juga menggaris bawahi kewajiban-kewajiban pengungsi terhadap pemerintah negara tuan rumah yang ditempatinya. Persyaratan penting yang menjadi kunci perjanjian ini adalah bahwa pengungsi tidak boleh dikembalikan atau diperlakukan salah dan dikirim ke suatu negara dimana ia takut diganggu keselamatannya. Konvensi juga menjelaskan tentang golongan orang atau kelompok yang tidak berhak memperoleh perlindungan Konvensi. 40 Isi Pasal 1 dari Konvensi mendefenisikan pengungsi sebagai; 40 UNHCR. September 2007. Konvensi Pengungsi 1951, Pertanyaan dan Jawaban. Hlm. 6 Universitas Sumatera Utara “orang yang berada di luar negara asalnya atau tempat tinggal aslinya; mempunyai dasar ketakutan yang beralasan akan diganggu keselamatannya sebagai akibat kesukuaan, agama, kewarganegaraan, keanggotaan dalam kelompok sosial tertentu atau pendapat politik yang dianutnya; serta tidak mampu atau tidak ingin memperoleh perlindungan bagi dirinya dari negara asal tersebut, ataupun kembali kesana, karena mengkhawatirkan dirinya.” Konvensi menjabarkan dengan rinci pokok-pokok dasar hak asasi manusia yang setidaknya harus sama dengan kebebasan yang dinikmati kaum ekspatriat yang hidup dengan sah di suatu negara dan juga dalam banyak hal harus sama dengan penduduk negara itu sendiri. Selain secara garis besar menerangkan arti istilah pengungsi dan menjabarkan hak-hak pengungsi termasuk kebebasan beragama dan kebebasan untuk bekerja, memperoleh pendidikan dan dokumen- dokumen perjalanan, konvensi juga menggaris bawahi kewajiban-kewajiban pengungsi terhadap pemerintah negara tuan rumah yang ditempatinya. 41 Adapun negara-negara pihak yang telah meratifikasi Konvensi 1951 ini antara lain 42 No : Negara Aksesi a Suksesi d, Ratifikasi No Negara Aksesi a, Suksesi d, Ratifikasi 1 Afganistan 30 Aug 2005 a 73 Kyrgistan 08 Okt 1966 a 2 Albania 18 Aug 1992 a 74 Latvia 31 Jul 1997 a 41 Ibid, Hlm.7 42 Direktorat HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri RI. Opcit. Hlm 14-19 Universitas Sumatera Utara 3 Algeria 21 Feb 1963 d 75 Lesotho 14 Mei 1981 a 4 Angola 23 Jun 1981 a 76 Liberia 15 Okt 1964 a 5 Antingua and Barbuda 07 Sept 1995 a 77 Liechteinsein 08-Mar-57 6 Argentina 15 Nov 1961 a 78 Lithunia 28 Apr 1997 a 7 Armenia 06 Jul 1993 a 79 Luxemburg 23-Jul-53 8 Australia 22 Jan 1954 a 80 Madagaskar 18 Des 1967 a 9 Austria 01 Nov 1954 81 Malawi 10 Des 1987 a 10 Azeirbaijan 12 Feb 1993 a 82 Mali 02 Feb 1973 d 11 Bahamas 15 Sept 993 a 83 Malta 17 Jun 1971 a 12 Belarus 23 Aug 2001 a 84 Mauritania 05 Mei 1987 a 13 Belgium 22 Jul1953 a 85 Mexico 07 Juni 2000 a 14 Belize 27 Jun 1953 a 86 Monaco 18 Mei 1954 a 15 Benin 4 Apr 1962 d 87 Montenegro 10 Okt 2006 d 16 Bolivia 9 Feb 1982 a 88 Morocco 07 Nov 1956 d 17 Bosnia and Herzegovina 1 Sept 1993 d 89 Mozambique 16 Des 1983 a 18 Botswana 06 Jan 1969 a 90 Nambia 17 Feb 1995 a 19 Brazil 16 Nov 1960 91 Nauru 28 Jun 2011 a 20 Bulgaria 12 Mei 1993 a 92 Netherlands 03-Mei-56 21 Burkina Faso 18 Juni 1980 a 93 New Zealand 30 Jun 1960 a Universitas Sumatera Utara 22 Burundi 19 Juli 1963 a 94 Nicaragua 28 Mar 1980 a 23 Cambodia 15 0kt 1992 a 95 Niger 25 Aug 1961 d 24 Cameroon 23 Okt 1961 d 96 Nigeria 23 Okt 1967 a 25 Canada 4 Juni 1969 a 97 Norway 23 Mar 1953 a 26 Cent African Replubic 4 Des 1962 d 98 Panama 02 Aug 1978 a 27 Chad 19 Aug 1981 a 99 Papua NeGuinea 17 Jul 1986 a 28 Chili 28 Jan 1972 a 100 Paraguay 01 Apr 1970 a 29 China 24 Sep 1982 a 101 Peru 21 Des 1964 a 30 Columbia 10 Okt 1961 a 102 Philiphines 22 Jul 1981 a 31 Congo 15 Okt 1962 d 103 Poland 27 Sept 1991 a 32 Costarica 28 Mar 1978 a 104 Portugal 22 Des 1960 a 33 Cote dIvore 8 Des 1961 d 105 Korea 03 Des 1992 a 34 Croatia 12 Okt 1992 d 106 Moldova 31 Jan 2002 a 35 Cyprus 16 Mei 1963 d 107 Romania 07 Aug 1991 a 36 Czech Republic 11 Mei 1993 d 108 Russian Federation 02 Feb 1993 a 37 Democratif Chongo 19 Jul 1965 a 109 Rwanda 03 Jan 1980 a 38 Denmark 04-Des-52 110 Samoa 21 Sept 1988 a 39 Djibouti 09 Aug 1977 d 111 Sao Tome Princ 01 Feb 1978 a Universitas Sumatera Utara 40 Dominica 17 Feb 1994 a 112 Senegal 02 Mei 1963 d 41 Dominican Republic 04 Jan 1978 a 113 Serbia 12 Mar 2001 d 42 Equador 17 Aug 1955 a 114 Seychelles 23 Apr 1980 a 43 Egypt 22 Mei 1981 a 115 Sierra Leone 22 Mei 1981 a 44 El Salvador 28 Apr 1983 a 116 Slovakia 04 Feb 1993 d 45 Equatorial Guinea 07 Feb 1986 a 117 Slovenia 06 Jul 1992 d 46 Estonia 10 Apr 1997 a 118 Solomon Island 10 Okt 1978 a 47 Ethiopia 10 Nov 1969 a 119 Somalia 12 Jan 1996 a 48 Fiji 12 Jun 1972 d 120 South Afrika 14 Aug 1978 a 49 Finland 10 Okt 1968 a 121 Spain 14 Aug 1978 a 50 France 23 Jun 1954 122 St. Kitts and Navis 01 Feb 2002 a 51 Gabon 27 Apr 1964 a 123 St. Vincent 03 Nov 1993 a 52 Gambia 07Sept 1966 d 124 Sudan 22 Feb 1974 a 53 Georgia 09 Aug 1999 a 125 Suriname 29 Nov 1978 d 54 Germany 01 Des 1953 126 Swaziland 14 Feb 2000 a 55 Ghana 18 Mar 1963 a 127 Sweden 26 Okt 1954 56 Greece 05 Apr 1960 128 Switzeland 21 Jan 1955 57 Guatemala 22 Sep 1983 a 129 Tajikistan 07 Des 1993 a Universitas Sumatera Utara 58 Guinea 28 Des 1965 d 130 The Yugoslav Macedonia 18 Jan 1994 d 59 Guinea Bissau 11 Feb 1976 a 131 Timor Leste 07 Mei 2003 a 60 Haiti 25 Sept 1984 a 132 Togo 27 Feb 1962 d 61 Holy See 15 Mar 1956 133 Trinidad Tobago 10 Nov 2000 a 62 Honduras 23 Mar 1992 a 134 Tunisia 24 Okt 1957 d 63 Hungary 14 Mar 1989 a 135 Turkey 30 Mar 1962 64 Iceland 30 Nov 1955 a 136 Turkmenistan 02 Mar 1998 a 65 Iran 28 Jul 1976 a 137 Tuvalu 07 Mar 1986 d 66 Ireland 29 Nov 1956 a 138 Urganda 27 Sept 1976 a 67 Israel 01 Okt 1954 139 Ukraine 10 Jun 2002 a 68 Italy 15 Nov 1954 140 UK of Great BritainNort Ireland 11 Mar 1954 a 69 Jamaica 30 Jul 1964 d 141 United Republic of Tanzania 12 Mei 1964 a 70 Japan 03 Okt 1981 a 142 Uruguay 22 Sept 1970 a 71 Kazakhstan 15 Jan 1999 a 143 Yemen 18 Jan 1980 a 72 Kenya 16May 1966 a 144 Zambia 24 Sept 1969 d 145 Zimbabwe 25 Aug 1981 a Tabel 2. Negara Pihak Konvensi Pengungsi 1951 Universitas Sumatera Utara Konvensi 1951 berisikan sejumlah hak-hak yang diperoleh pengungsi juga menekankan kapa saja yang menjadi kewajiban-kewajiban bagi para pengungsi terhadap negara penerimanya. Dasar utama dari Konvensi 1951 ini adalah prinsip non-rerefoulement yang tertuang dalam Pasal 33 Konvensi 1951. Pasal 33: Larangan Pengusiran atau Pengembalian “Refoulement” 1.Tidak ada negara Pihak yang akan mengusir atau mengembalikan refouler pengungsi dengan cara apapun ke perbatasan wilayah-wilayah dimana hidup atau kebebsannya akan terancam karena ras, agama, kebangsaan, keanggotaan pada kelompok sosial tertentu atau opini politiknya. 2. Namun, keuntungan ketentuan ini tidak boleh diklaim oleh pengungsi dimana terdapat alasan-alasan yang layak untuk menganggapnya sebagai bahaya terhadap keamanan negara dimana ia berada, atau karena telah dijatuhi hukuman oleh putusan hakim yang bersifat final atas tindak pidana sangat berat ia merupakan bahaya bagi masyarakat negara itu. Menurut prinsip ini jelas dikatakan bahwa seorang pengungsi sebaiknya tidak dikembalikan ke negara dimana ia akan menghadapi ancaman serius terhadap kelangsungan hidupnya, tetapi perlindungan seperti ini bisa tidak didapatkan oleh pengungsi yang dirinya terbukti dianggap sebagai ancaman, teroris, orang jahat yang merupakan suatu ancaman bahaya bagi keamanan negara, atau orang tersebut telah didakwatersangka melakukan kejahatan serius yang berbahaya bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara Beberapa pasal yang penting terkait keberadaan pengungsi yang dituliskan dalam Konvensi 1951 adalah 43 • Hak untuk tidak dihukum karena masuk secara ilegal ke negara tertentu. : Pasal 31: Pengungsi yang Berada Secara Tidak Sah di Negara Pengungsian 1. Negara-negara Pihak tidak akan mengenakan hukuman pada para pengungsi, karena masuk atau keberadaannya secara tidak sah, yang datang langsung dari wilayah dimana hidup atau kebebasannya terancam dalam arti Pasal I, masuk ke atau berada di wilayah negara-negara pihak tanpa izin, asalkan mereka segera melaporkan diri kepada instansi-instansi setempat dan menunjukkan alasan yang layak atas masuk atau keberadaan mereka secara tidak sah. 2. Negara-negara pihak tidak akan mengenakan pembatasan-pembatasan terhadap perpindahan para pengungsi termaksud kecuali pembatasan- pembatsan yang perlu dan pembatasan-pembatasan demikian hanya akan diberlakukan sampai status mereka di negara itu disahkan atau mereka mendapat izin masuk ke negara lain. Negara-negara Pihak akan memberikan waktu yang layak dan segala kemudahan yang perlu kepada para pengungsi tersebut untuk medapatkan izin masuk ke negara lain. 43 UNHCR. September 2011. Konvensi 1951 dan Protokol 1967 Tentang Status Pengungsi, Hlm4, dengan melihat Isi Konvensi dan Protokol Mengenai Status Pengungsi Universitas Sumatera Utara • Hak untuk bekerja Pasal 17: Pekerjaan yang Menghasilkan Upah 1. Negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi yang tinggal secara sah di wilayah negara tersebut, perlakuan yang paling baik yang diberikan kepada warga negara dari negara asing dalam keadaan yang sama mengenai hak untuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan upah. 2. Biar bagaimanapun, tindakan-tindakan pembatasan yang diterapkan pada orang-orang asing atau pada penggunaan tenaga kerja orang asing untuk melindungi pasar kerja nasional tidak akan diterapkan pada pengungsi yang sudah bebas dari tindakan-tindakan pembatasan tersebut pada tanggal mulai berlakunya Konvensi ini bagi Negara Pihak yang bersangkutan, dan atau yang memenuhi salah satu dari syarat berikut : a. Ia telah bertempat tinggal selama 3 tahun di Negara Pihak tersebut. b. Ia mempunyai suami atau istri yang bekewarganegaraan negara setempat tinggalnya. Seorang pengungsi tidak boleh memohon keuntungan-keuntungan dari keuntungan ini jika ia telah meninggalkan istri atau suaminya. c. Ia mempunyai seorang anak atau lebih yang memiliki kewarganegaraan negara tempat tinggalnya. 3. Negaranegara Pihak akan mempertimbangkan secara simpatik asimilasi hak-hak semua pengungsi mengenai pekerjaan yang menghasilkan upah Universitas Sumatera Utara dengan hak-hak warga negara mengenai hal tersebut, dan terutama pengungsi yang masuk ke dalam wilayah Negara-negara Pihak sesuai dengan program-program perekrutan pekerja atau berdasarkan rencana- rencana keimigrasian. Pasal 18: Swakarya Negara-negara Pihak akan memberikan kepada pengungsi yang berada secara sah di wilayahnya perlakuan yang sebaik mungkin dan biar bagaimanapun tidak kurang baiknya daripada perlakuan yang diberikan kepada orang-orang asing pada umumnya dalam keadaan yang sama, mengenai hak untuk melakukan usaha sendiri dalam pertanian, industri \, kerajinan dan perdagangan dan untuk mendirikan perusahaan dagang dan perusahaan industri. Pasal 19: Profesi Bebas 1. Tiap negara Pihak akan memberikan kepada pengungsi yang tinggal secara sah di wilayahnya yang mempunyai ijazah yang diakui oleh instansi yang berwewenang Negara tersebut, dan yang ingin menjalankan profesi bebas perlakuan yan sebaik mungkin dan biar bagaimana pun tidak kurang baiknya daripada perlakuan yang diberikan kepada orang-orang asing umumnya dalam keadaan yang sama. 2. Negara-negara Pihak akan berusaha sebaik-baiknya sesuai dengan Undang-undang dan Konstitusinya untuk memukimkan para pengungsi Universitas Sumatera Utara termaksud di wilayah-wilayah, selain wilayah metropolitan yang hubungan internasionalnya menjadi tanggung jawab Warga negara tersebut. • Hak atas rumah Pasal 21: Perumahan Mengenai perumahan, negara-negara Pihak sejauh masalah itu diatur oleh undang-undang atau peraturan-peraturan atau ditempatkan di bawah pengawasan instansi-instansi publik, akan memberikan kepada para pengungsi yang tinggal secara sah di wilayahnya perlakuan yang sebaik mungkin dan biar bagaimanapun tidak kurang baiknya daripada perlakuan yang diberikan kepada orang-orang asing umumnya dalam keadaan yang sama. • Hak atas pendidikan Pasal 22: Pendidikan Umum 1. Negara-negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi perlakuan yang sama dengan perlakuan yang diberikan kepada warga negara mengenai pendidikan dasar. 2. Negara-negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi perlakuan yang sebaik mungkin dan bagaimana pun tidak kurang baiknya daripada perlakuan yang diberikan kepada orang-orang asing umumnya dalam Universitas Sumatera Utara keadaan yang sama, mengenai pendidikan selain pendidikan dasar dan terutama mengenai akses ke studi, pengakuan sertifikat-setifikat sekolah asing, ijazah dan gelar, pembebasan baiaya-biaya dan pungutan-pungutan suara pemberian beasiswa-beasiswa. • Hak atas bantuan dan pertolongan publik Pasal 23; Pertolongan Publik Negara-negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi yang tinggal secara sah di wilayahnya, perlakuan yang sama mengenai pertolongan dan bantuan publik seperti yang diberikan kepada negara- negaranya. • Hak kebebasan beragama Pasal 4: Agama Negara-negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi yang berada di dalam wilayahnya, perlakuan yang setidak-tidaknya sama dengan perlakuan yang diberikan kepada warganegaranya mengenai kebebasan-kebebasan menjalankan agama dan kebebasan tentang pendidikan anak-anak mereka. Universitas Sumatera Utara • Hak untuk mengakses pengadilan. Pasal 16: Akses ke Pengadilan 1. Seorang pengungsi akan mempunyai akses bebas ke pengadilan- pengadilan di wilayah semua Negara Pihak. 2. Seorang pengungsi akan menikmati di Negara Pihak dimana ia biasanya bertempat tinggal perlakuan yang sama seperti warga negara dalam hal-hal yang berkaitan dengan akses ke Pengadilan-pengadikan termasuk bantuan hukum dan pembebasan dari cautio judicatum solvi. 3. Seorang pengungsi akan diberikan dalam hal-hal sebagaimana disebut dalam ayat 2 di negara-negara selain negara dimana ia biasanya bertempat tinggal perlakuan yang diberikan kepada warga dari negara dimana ia biasanya bertempat tinggal. • Hak atas kebebasan bergerak dalam suatu wilayah. Pasal 26; Kebebasan Berpindah Tempat Tiap Negara Pihak akan memberikan kepada para pengungsi yang berada secara sah di wilayahnya hak untuk memilih tempat tinggal mereka dan untuk berpindah tempat secara bebas dalam wilayahnya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku bagi orang-orang asing umumnya dalam keadaan yang lama. Universitas Sumatera Utara • Hak untuk diberikan dokumen identitas dan perjalanan. Pasal 27: Surat Identitas Negara-negara Pihak akan mengeluarkan surat-surat identitas untuk tiap pengungsi di wilayahnya yang tidak memiliki dokumen perjalanan yang berlaku. Pasal 28: Dokumen Perjalanan 1. Negara –negara Pihak akan mengeluarkan untuk para pengungsi yang tinggal secara sah di wilayahnya, dokumen-dokumen perjalanan untuk maksud bepergian keluar wilayahnya, kecuali apabila alasan-alasan keamanan nasional atau ketertiban umum yang memaksa mengharuskan lain, dan ketentuan-ketentuan skedul yang terlampir pada Konvensi ini akan berlaku bagi dokumen-dokumen termaksud. Negara-negara pihak dapat mengeluarkan dokumen perjalanan termaksud untuk tiap pengungsi lain yang berada di wilayahnya yang tidak dapat memperoleh dokumen perjalanan di negara tempat tinggal mereka yang sah. 2. Dokumen-dokumen perjalanan yang dikeluarkan untuk pengungsi berdasarkan persetujuan-persetujuan internasional sebelumnya oleh pihak- pihak pada persetujuan-persetujuan Internasional tersebut akan diakui dan diperlakukan oleh negara-negara Pihak secara seakan-akan perjalan itu dikeluarkan berdasarkan Pasal ini. Universitas Sumatera Utara

2.6.2 Protokol 1967