• Mencari tau identitas kapalperahu yang membawa orang-orang
Rohingya masuk ke wilayah Indonesia. •
Mendata identitas orang-orang Rohingya yang diselamatkan •
Mencari tau tindakan yang dilakukan oleh nahkoda kapal •
Memberi bantuan kepada orang-orang Rohingya tersebut •
Memberitahu kepada PKP Pusat Koordinasi Penyelamatan yang terdekat
• Jangan menawarkan untuk menurunkan mereka di negara asal atau
negara darimana individu itu melarikan diri •
Jangan berbagai informasi pribadi para pencari suaka dengan aparat negara mereka atau kepada orang yang dapat
menyampaikan informasi ke pihak negara Myanmar. •
Hubungi UNHCR, IOM dan Kantor Imigrasi untuk menindak lanjuti keberadaan status orang-orang Rohingya yang datang ke
Medan.
3.4 Peran Politik UNHCR dalam Penanganan Etnis Rohingya di Medan
Sebagai aktor politik yang menjunjung tinggi hak asasi dan kemanusiaan, UNHCR yang notabane nya adalah organisasi internasional yang
dibentuk khusus oleh PBB guna menangani permasalahan pengungsi di seluruh dunia, memiliki berbagai mandat yang harus dilaksanakan dalam proses
Universitas Sumatera Utara
perlindungan terhadap orang-orang yang terancam hak asasinya dan mencari perlindungan guna keberlangsungan hidupnya. Tidak terkecuali kepada etnis
Rohingya yang datang ke Indonesia khususnya ke Medan untuk mengungsi sejak beberapa tahun silam.
Secara umum, peran politik yang dilakukan organisasi ini adalah: •
Melakukan perlindungan dengan tidak memulangkan etnis Rohingya ke negara asalnya
• Memberikan bantuan berupa pakaian, makanan dan tempat tinggal untuk
dihuni sementara di Indonesia •
Memberikan rasa keamanan bagi para pengungsi Rohingya •
Menjalin kerjasama yang baik dengan pemerintah Indonesia sebagai negara transit bagi para pengungsi
• Menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga lain seperti IOM,
Keimigrasian dan Kepolisian •
Menjalankan tugas untuk mencarikan negara ketiga negara tujuan bagi para pengungsi Rohingya tersebut.
Saat ini UNHCR di Medan menangani kurang lebih 2000 orang pencari suaka dan pengungsi dari berbagai negara yang di dalamnya termasuk etnis
Rohingya yang berjumlah sekitar 200-an orang yang tersebar di berbagai lokasi penampungan yang ada di Medan. Perlu diketahui bahwa selama
menjalankan tugasnya UNHCR tidak memungut biaya apapun free of charge
Universitas Sumatera Utara
terhadap para pengungsi, serta pihak UNHCR juga tidak menerima dana dari pemerintah Indonesia guna menjalankan tugasnya. Semua pendanaan berasal
dari pihak UNHCR dan IOM yang dinaungi oleh PBB. Proses yang dilakukan oleh UNHCR dalam menangani pengungsi
Rohingya di Medan adalah: A.
Pemberian status kepada pengungsi Sejak awal orang-orang Rohingya datang ke Medan mereka belum
dapat dikategorikan sebagai pengungsi. Orang-orang Rohingya tersebut masih disebut sebagai pencari suakaasylum seeker orang-orang yang
meninggalkan negara asalnya menuju negara lain guna mendapatkan perlindungan dan keamanan karena di negaranya terjadi berbagai
tindakan yang mengancam keberlangsungan hidupnya. Namun walaupun belum memperoleh status pengungsi refugee orang-orang
Rohingya tersebut sudah diberikan bantuan berupa makanan, pakaian dan juga sudah diberikan tempat tinggal sementara. Biasanya dalam
menunggu proses status sebagai pengungsi, orang-orang Rohingya ini ditempatkan di Rumah Detensi Imigrasi kurang lebih 30 hari sampai
proses selanjutnya. Dalam memperoleh status pengungsi dibutuhkan waktu yang
cukup lama dikarenakan adanya proses-proses yang dilakukan dan banyaknya jumlah orang-orang Rohingya yang harus diidentifikasi.
Proses-proses tersebut meliputi dilakukannya beberapa tahap wawancara
Universitas Sumatera Utara
guna mengetahui keadaan orang Rohingya tersebut. Biasanya wawancara meliputi pertanyaan seperti:
• Apa alasan datang ke Indonesia?
• Apa yang terjadi di negara asal?
• Apakah memiliki keluarga dan bagaimana keadaan keluarga?
• Melakukan pemeriksaan kondisi kesehatan pada orang Rohingya,
dll. Jika proses wawancara telah selesai, maka pihak UNHCR
mengeluarkan surat pernyataan statement letter yang menyatakan orang Rohingya tersebut resmi sebagai pengungsi dan diberikan izin untuk
menetap di negara Indonesia di tempat pengungsian yang ada di Medan selama menunggu adanya proses pemindahan menuju ke negara ketiga.
B. Penanganan oleh UNHCR pada Pengungsi Rohingya selama di Medan
Orang-orang Rohingya yang sudah melewati tahap penentuan status pengungsi sudah dapat dikatakan pengungsi secara resmi dan
memperoleh ID Card Refugee Kartu Tanda Pengenal Pengungsi yang berlaku untuk 1 tahun dan akan dilakukan masa perpanjangan kartu
bilamana pengungsi Rohingya belum ditempatkan ke negara ketiga. Di Medan, UNHCR yang bekerjasama dengan IOM dan Imigrasi
menenpatkan pengungsi Rohingya ini di beberapa tempat, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
Di Hotel Beraspati, Jalan Djamin Ginting Medan di bawah
pengawasan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan
Di Hotel Pelangi, Jalan Djamin Ginting Medan di bawah pengawasan Kantor Imigrasi Polonia Medan
Selama di tempat pengungsian, orang-orang Rohingya ini tetap diawasi dengan ketat walaupun mereka sudah diperbolehkan untuk
beraktivitas secara normal. Menurut informasi yang diberikan oleh salah seorang pengungsi Rohingya di Hotel Pelangi yaitu Bapak Mhd.Yunus,
pengungsi Rohingya yang sudah memiliki ID Card Refugee sudah mendapatkan bantuan dana sebesar Rp.1.250.000 bagi orang dewasa dan
Rp.500.000 bagi anak-anak yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
C. Proses Penempatan ke Negara Ketiga resettlement
Penempatan di negara ketiga atau “Resettlement” memiliki arti bahwa pengungsi meninggalkan negara suaka tempat mereka menetap
sementara dan secara sah berpindah ke negara lain. Di Indonesia, UNHCR membantu pengungsi, atas dasar kasus per kasus, untuk mencari negara
tujuan akhir dimana mereka dapat tinggal dan memperoleh suaka secara tetap
50
Ruang atau tempat untuk resettlement sangatlah terbatas dan jumlah pengungsi yang dapat diterima setiap tahunnya ditentukan oleh
.
50
Dokumen Resettlement, diakses dari www.unhcr .or.id diakses pada tgl 09 April 2016 pkl 18.47
Universitas Sumatera Utara
masing – masing negara penerima negara ketiga, bukan oleh UNHCR. Pada tahun 2011, dari 10,5 juta orang pengungsi di dunia, 805.000 orang
diantaranya dikategorikan sebagai orang-orang yang membutuhkan penempatan di negara ketiga. Meskipun demikian, hanya ada 80,000
tempat resettlement yang ditawarkan oleh negara penerima. Di tahun yang sama, UNHCR mengirimkan 92.000 permohonan resettlement pengungsi
untuk dijadikan pertimbangan oleh 22 negara penerima. Dari jumlah tersebut, hanya 62,000 pengungsi diterima dan diberangkatkan ke 22
negara penerima dengan bantuan UNHCR.
51
Dalam proses resettlement UNHCR tidak memiliki otoritas ataupun wewenang untuk menetukan negara mana yang akan menjadi
negara penampung bagi pengungsi Rohingya. Peran UNHCR disini adalah Perlu diketahui bahwa orang-orang yang dipertimbangkan untuk
boleh datang ke negara ketiga resettlement adalah orang-orang yang dirinya teridentifikasi sebagai pengungsi refugee, jika masih berstatus
pencari suaka asylum seeker maka orang tersebut belum bisa untuk dilakukan proses resettlement pada dirinya. Untuk dapat izin ditempatkan
ke negara ketiga pun harus dilalui berbagai tahap pemeriksaan dan wawancara. Diberikan wewenang penuh bagi negara ketiga untuk
menentukan kriteria-kriteria pemilihan mereka dalam proses menetukan pengungsi mana yang akan dipertimbangkan untuk proses resettlement.
51
Ibid. Hlm.3
Universitas Sumatera Utara
membantu segala urusan proses baik dari mempersiapkan dokumen, melakukan wawancara, melakukan pemeriksaan kepada pengungsi
Rohingya, serta menyampaikan hasil laporan dan pemeriksaan terhadap pengungsi Rohingya kepada negara ketiga. Keputusan untuk menerima
pengungsi Rohingya di negara ketiga semuanya bergantung kepada Pemerintah Negara tersebut.
Proses resettlement meliputi:
Selama proses resettlement pengungsi Rohingya akan
diwawancarai oleh UNHCR yang bekerjasama dengan IOM dan Bagian Pengungsi Dirjen HAM dan Kemanusiaan serta perwakilan
dari negara penerima negara ketiga. Kepada pengungsi Rohingya akan diinformasikan mengenai jadwal wawancara, tempat dan
waktu, dokumen-dokumen yang harus dibawa foto, ID Card, surat permohonan dll untuk kepentingan proses wawancara.
Negara penerima yang mengikuti proses wawancara bagi pengungsi Rohingya biasanya tidak hanya satu negara saja.
Contohnya dalam suatu kesempatan wawancara, akan dihadiri oleh negara Amerika, Australia dan Jerman. Nantinya ketiga negara itu
dengan kriteria yang berbeda satu sama lain akan menyeleksi pengungsi Rohingya yang diwawancari tersebut.
Setelah diadakan wawancara pada pengungsi Rohingya, maka
pihak negara ketiga akan meminta kepada UNHCR hasil
Universitas Sumatera Utara
rekapitulasi wawancara pengungsi Rohingya tersebut. Negara penerima akan meminta data berupa kondisi pemeriksaan
kesehatan si pengungsi tersebut, keahlian yang dimiliki, hasil pemeriksaan karakter termasuk catatan kriminalitas yang mungkin
pernah dilakukan pengungsi Rohingya tersebut. Nantinya semua hal itu akan menjadi pertimbangan bagi negara ketiga untuk
menentukan keputusannya.
Setelah proses wawancara, pengungsi Rohingya diminta untuk menunggu beberapa waktu guna diproses hasil dari wawancara
tersebut. Tidak selamanya pengungsi Rohingya bisa langsung lulus dalam tahap wawancara tersebut. Ada juga beberapa yang gagal
dan harus menunggu kembali giliran wawancara pada dirinya. Dalam tahap ini UNHCR berperan untuk menyampaikan kepada
pengungsi Rohingya apakah pengungsi Rohingya tersebut diterima atau ditolak sesuai dengan pemenuhan kriteria yang ada. Namun
penentuan keputusan diterima atau tidaknya pengungsi tersebut menjadi wewenang penuh bagi pihak negara ketiga.
Jika pengungsi Rohingya dinyatakan diterima untuk
diberangkatkan ke negara ketiga maka nantinya pengungsi tersebut akan diurus keberangkatannya. Dalam suatu kesempatan, ada
pengungsi Rohingya yang diterima lebih dari satu negara penerima. Misalnya ia diterima di negara Australia dan Jerman,
Universitas Sumatera Utara
jika seperti itu maka pengungsi Rohingya diberikan hak untuk memilih kemana ia akan ditempatkan. Oleh UNHCR yang
bekerjasama dengan IOM nantinya akan mengurus segala perlengkapan yang dibutuhkan oleh si pengungsi seperti dokumen
berupa paspor, visa serta tiket pesawat menuju negara ketiga, semuanya itu tidak dipungut biaya dan disediakan oleh IOM dan
UNHCR. Perlu diketahui bahwa selama diadakannya proses
resettlement pengungsi Rohingya bertanggung jawab untuk melaporkan kepada UNHCR jika ada terjadi perubahan waktu dan
tempat wawancara dengan alasan yang masuk akal seperti misalnya karena sakit, keadaan darurat, serta komposisi dari
keadaan keluarga si pengungsi Rohingya tersebut misalnya jika ia memiliki anak dan istri kepada pihak UNHCR agar pihak
UNHCR dapat menginformasikan kepada negara ketiga. Hal yang paling penting yang harus diingat dan
dilaksanakan oleh pengungsi Rohingya dalam proses resettlement adalah untuk memberitahukan informasi yang sejujur-jujurnya
mengenai keadaan dirinya. Jika setelah dibuktikan ternyata pengungsi Rohingya tersebut melakukan pemalsuan atau penipuan
dalam proses resettlement maka tindakan itu termasuk ke dalam golongan tindakan yang melanggar hukum dan dapat berakibat
Universitas Sumatera Utara
tidak hanya penutupan kasusfile resettlement namum juga berakibat hukuman kriminalitas bagi pengungsi Rohingya yang
sedang melakukan proses resettlement. Ada beberapa pertanyaan yang sering diajukan oleh pengungsi terkait
proses resettlement yang dilakukan pada dirinya, yaitu
52
1. Kapankah saya dapat melakukan interview resettlement saya dengan
UNHCR? :
Interview untuk resettlement akan dijadwalkan sesuai dengan tanggal diberikannya pengakuan status pengungsi oleh UNHCR.
2. Kapankah saya dapat diwawancara oleh negara penerima?
Interview resettlement oleh negara penerima akan dilakukan sesuai dengan tanggal pengakuan status pengungsi oleh UNHCR, kebutuhan khusus kasus
tersebut, dan kriteria pemenuhan syarat lainnya yang ditentukan oleh negara penerima.
3. Apabila kasus saya diterima, berapa lama saya harus menunggu hingga
keberangkatan kenegara penerima? Tanggal keberangkatan Anda akan bergantung pada hasil pemeriksaan
kesehatan dan pemeriksaan latar belakang keamanan oleh negara penerima.
52
Informasi Seputar Proses Resettlement, Pertanyaan dan Jawaban diakses dari www.unhcr.or.id tgl 08 April 2016 pkl 20.40
Universitas Sumatera Utara
Negara penerima juga perlu mempersiapkan kedatangan Anda, terutama dalam hal sponsors, akomodasi, kursus bahasa dan orientasi kebudayaan.
Pada umumnya, keberangkatan dilakukan enam bulan setelah penerimaan, namun hal ini dapat bergantung pada kondisi kasus yang berbeda – beda.
4. Anak dan isteri saya baru saja sampai di Indonesia. Apa yang selanjutnya
harus saya lakukan? Mohon melapor kepada kantor UNHCR untuk mendaftarkan keluarga Anda.
Bagian registrasi akan membuatkan jadwal dengan bagian Penentuan Status Pengungsi sebagai langkah berikutnya.
5. Saya sakit dan tidak memiliki tempat tinggal, membutuhkan bantuan
financial dan merasa tidak aman. Apa yang dapat UNHCR lakukan untuk saya?
Mohon menyampaikan permasalahan Anda kepada bagian Pelayanan Komunitas Community Services UNHCR.
6. Mengapa kasus saya memakan waktu yang lama sementara kasus teman
saya yang datang setelah saya sudah selesai dan dapat diberangkatkan ke negara ketiga?
Waktu pemrosesan bergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk berbagai pemeriksaan yang berbeda - beda antara satu kasus dengan yang lainnya serta
bergantung pada kesiapan negara penerima untuk menginterview kasus Anda.
Universitas Sumatera Utara
7. Bagaimana caranya saya bergabung dengan anggota keluarga saya yang
sudah mendapatkan resettlement? Apabila Anda baru datang, harap melapor pada bagian registrasi UNHCR.
Bagian registrasi akan membuatkan jadwal dengan bagian Penentuan Status Pengungsi sebagai langkah berikutnya. Apabila Anda sudah memegang status
pengungsi, mohon memberikan informasi detil mengenai keluarga Anda yang berada di negara penerima tersebut kepada UNHCR. Namun, hal ini bukan
berarti Anda akan secara otomatis diajukan atau dipertimbangkan untuk diterima oleh negara penerima.
8. Saya sebelumnya ditolak oleh negara penerima, apa yang selanjutnya
perlu saya lakukan? UNHCR akan mencoba mengirimkan kasus Anda ke negara penerima lainnya,
tapi mohon diingat bahwa proses tersebut akan memakan waktu. 9.
Saya mendapatkan sponsor pribadi dari negara penerima. Apa yang UNHCR dapat lakukan untuk saya?
Program tersebut berada diluar mandat UNHCR dan kami tidak dapat menangani permintaan resettlement semacam itu. Penyedia sponsor harus
menindak lanjuti proses tersebut dengan pemegang wewenang di negara penerima.
Universitas Sumatera Utara
10. Saya meminta untuk ditempatkan di suatu negara secara spesifik, namun
UNHCR mengirimkan kasus saya ke negara lain yang tidak saya inginkan. Mohon diingat bahwa meskipun Anda dapat menolak tawaran untuk
penempatan di suatu negara, Anda tidak dapat memilih negara penerimanya. Negara yang mau menerima pengungsi belum tentu merupakan negara pilihan
pengungsi yang bersangkutan. Meskipun demikian, UNHCR akan mencoba untuk memperhitungkan faktor hubungan keluarga pada saat negosiasi dengan
negara penerima.
3.5 Penampungan Sementara Pengungsi Etnis Rohingya di Medan