Protokol 1967 Instrumen Hukum Dalam Perlindungan Pengungsi

2.6.2 Protokol 1967

Protokol Tambahan 1967 merupakan penyempurnaan dari Konvensi 1951 yang telah ada. Pada Konvensi mengenai Status Pengungsi yang ditandatangani di Jenewa tanggal 28 Juli 1951 tersebut hanya mencakup orang- orang yang menjadi pengungsi sebagaiakibat dari dampak peristiwa-peristiwa yang terjadi di tahun 1950-an tepatnya di wilayah Eropa, dimana saat itu telah terjadi Perang Dunia II yang menimbulkan banyak para pengungsi yang membutuhkan perlindungan. Dalam isi dokumen Protokol Tambahan 1967 menghilangkan faktor keterbatasan lokasi secara geografis dimana awalnya hanya mencakup kawasan Eropa saja yang khususnya terlibat dalam peristiwa di Eropa saat itu. Sehingga dalam dokumen Protokol 1967 ini tidak lagi membatasi perlindungan wilayah keberadaan para pengungsi. Semua orang yang dikategorikan sebagai pengungsi dan membutuhkan perlindungan atas adanya ancaman terhadap hidupnya di wilayah negara manapun, maka orang tersebut harus dilindungi sesuai dengan ketentuan Konvensi 1951 dan Protokol 1967 sebagai penyempurnaan konvensi tersebut. Universitas Sumatera Utara Adapun negara yang telah meratifikasi Protokol 1967 ini antara lain 44 N o : Negara Aksesia, Suksesi d No Negara Aksesia, Suksesi 1 Afganistan 30 Aug 2005 a 74 Kyrgistan 8 Okt 1996 a 2 Albania 18 Aug 1992 a 75 Latvia 31 Jul 1997 a 3 Algeria 08 Nov 1967 a 76 Lesotho 14 Mei 1981 a 4 Angola 23 jun 1981 a 77 Liberia 27 Feb 1980 a 5 Antingua and Barbuda 07 Sept 1995 a 78 Liechteinsein 20 Mei 1986 a 6 Argentina 06 Des 1967 a 79 Lithunia 28 Apr 1997 a 7 Armenia 06 Jul 1993 a 80 Luxemburg 22 Ap 1971 a 8 Australia 13 Des 1973 a 81 Malawi 10 Des 1987 a 9 Austria 05 Sept 1973 a 82 Mali 02 Feb 1973 a 10 Azeirbaijan 12 Feb 1993 a 83 Malta 15 Sept 1971 a 44 Direktorat HAM dan Kemanusiaan Kementerian Luar Negeri RI. Op.cit. Hlm 20-26 Universitas Sumatera Utara 11 Bahamas 15 Sept 1993 a 84 Mauritania 05 Mei 1987 a 12 Belarus 23 Aug 2001 a 85 Mexico 07 Jun 2000 a 13 Belgium 08 Apr 1969 a 86 Monaco 16 Jun 2010 a 14 Belize 27 Jun 1990 a 87 Montenegro 10 Okt 2006 d 15 Benin 06 Jul 1970 a 88 Morocco 20 Apr 1971 a 16 Bolivia 9 Feb 1982 a 89 Mozambique 01 Mei 1989 a 17 Bosnia and Herzegovina 1 Sept 1993 d 90 Nambia 17 Feb 1995 a 18 Botswana 06 Jan 1969 a 91 Nauru 28 Jun 2011 a 19 Brazil 07 Apr 1972 a 92 Netherlands 29 Nov 1968 a 20 Bulgaria 12 Mei 1993 a 93 New Zealand 06 Aug 1973 a 21 Burkina Faso 18 Jun 1980 a 94 Nicaragua 28 Mar 1980 a 22 Burundi 15 Mar 1971 a 95 Niger 02 Feb 1970 a 23 Cabo Verde 09 Jul 1987 a 96 Nigeria 02 Mei 1968 a Universitas Sumatera Utara 24 Cambodia 15 Okt 1992 a 97 Norway 28 Nov 1967 a 25 Cameroon 19 Sept 1967 a 98 Panama 02 Aug 1978 a 26 Canada 04 Jun 1969 a 99 Papua New Guinea 17 Jul 1986 a 27 Central African Replubic 30 Aug 1969 a 100 Paraguay 01 Apr 1970 a 28 Chad 19 Aug 1981 a 101 Peru 21-Des-64 29 Chili 27 Apr 1972 a 102 Philiphines 22 Jul 1981 a 30 China 24 Sept 1982 a 103 Poland 27 Sept 1991 a 31 Columbia 04 Mar 1980 a 104 Portugal 22 Des 1960 a 32 Congo 10 Jul 1970 a 105 Korea 03 Des 1992 a 33 Costarica 28 Mar 1978 a 106 Moldova 31 Jan 2002 a 34 Cote dIvore 16 Feb 1970 a 107 Romania 07 Aug 1991 a Universitas Sumatera Utara 35 Croatia 12 Okt 1992 d 108 Russian Federation 02 Feb 1993 a 36 Cyprus 09 Jul 1968 a 109 Rwanda 03 Jan 1980 a 37 Czech Republic 11 Mei 1993 d 110 Samoa 21 Sept 1988 a 38 Democratic Rep of Chongo 13 Jan 1975 a 111 Sao Tome and Principe 01 Feb 1978 a 39 Denmark 29 Jan 1968 a 112 Senegal 02 Mei 1963 d 40 Djibouti 09 Aug 1977 d 113 Serbia 12 Mar 2001 d 41 Dominica 17 Feb 1994 a 114 Seychelles 23 Apr 1980 a 42 Dominican Republic 04 Jan 1978 a 115 Sierra Leone 22 Mei 1981 a 43 Equador 06 Mar 1969 a 116 Slovakia 04 Feb 1993 d 44 Egypt 22 Mei 1981 a 117 Slovenia 06 Jul 1992 d 45 El Salvador 28 Apr 1983 a 118 Solomon Island 12 Apr 1995 a Universitas Sumatera Utara 46 Equatorial Guinea 07 Feb 1986 a 119 Somalia 10 Okt 1978 a 47 Estonia 10 Apr 1969 a 120 South Afrika 12 Jan 1996 a 48 Ethiopia 10 Nov 1969 a 121 Spain 14 Aug 1978 a 49 Fiji 12 Jun 1972 d 122 St. Vincent 03 Nov 2003 a 50 Finland 10 Okt 1968 a 123 Sudan 23 Mei 2003 a 51 France 03 Feb 1971 a 124 Suriname 29 Nov 1978 d 52 Gabon 28 Aug 1973 a 125 Swaziland 28 Jan 1969 a 53 Gambia 29 Sept 1967 a 126 Sweden 04 Okt 1976 a 54 Georgia 09 Aug 1999 a 127 Switzeland 20 Mei 1986 a 55 Germany 05 Nov 1969 a 128 Tajikistan 07 Des 1993 a 56 Ghana 30 Okt 1968 a 129 The Yugoslav Macedonia 18 Jan 1994 d 57 Greece 07 Aug 1968 a 130 Timor Leste 07 Mei 2003 a 58 Guatemala 22 Sept1983 a 131 Togo 01 Des 1969 a Universitas Sumatera Utara 59 Guinea 16 Mei 1968 a 132 Trinidad and Tobago 10 Nov 2000 a 60 Guinea Bissau 11 Feb 1976 a 133 Tunisia 16 Okt 1968 a 61 Haiti 25 Sept 1984 a 134 Turkey 31 Jul 1968 a 62 Holy See 08 Jun 1967 a 135 Turkmenistan 02 Mar 1998 a 63 Honduras 23 Mar 1992 a 136 Tuvalu 07 Mar 1968 d 64 Hungary 14 Mar 1989 a 137 Urganda 27 Sept 1976 a 65 Iceland 26 Apr 1968 a 138 Ukraine 04 Apr 2002 a 66 Iran 28 Jul 1976 a 139 UK of Great BritainNort Ireland 04 Sept 1968 a 67 Ireland 06 Nov 1968 a 140 United Republic of Tanzania 04 Sept 1968 a 68 Israel 14 Jun 1968 a 141 United State of America 01 Nov 1968 a 69 Italy 26 Jan 1972 a 142 Uruguay 22 Sept 1970 a Universitas Sumatera Utara 70 Jamaica 30 Okt 1980 a 143 Venezuela 19 Sept 1968 a 71 Japan 01 Jan 1982 a 144 Yemen 18 Jan 1980 a 72 Kazakhstan 15 Jan 1999 a 145 Zambia 24 Sept 1969 a 73 Kenya 13 Nov 1981 a 146 Zimbabwe 25 Aug 1981 a Tabel 3. Negara Pihak Protokol Tambahan 1967 Ada beberapa pasal yang terdapat di Protokol 1967 sebagai bentuk penyempurnaan terhadap Konvensi 1951, yaitu : • Pasal I Ketentuan Umum 1. Negara-negara Pihak pada Protokol ini berjanji untuk menerapkan Pasal 2 sampai dengan Pasal 34 Konvensi pada para pengungsi sebagaimana didefenisikan berikut ini. 2. Untuk maksud Protokol ini, istilah “pengungsi” kecuali mengenai pelaksanaan ayat 3 Pasal ini akan berarti tiap orang yang termasuk dalam definisi Pasal 1 Konvensi seakan-akan kata-kata”Sebagai akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum 1 Januari 1951dan...” dan kata-kata “... sebagai akibat peristiwa-perisstiwa termaksud”, dalam pasal 1A 2 ditiadakan. 3. Protokol ini akan dilaksanakan oleh Negara-negara Pihak pada Protokol ini tanpa suatu pembatasan geografis, kecuali apabila deklarasi-deklarasi yang ada yang dibuat oleh Negara-negara yang Universitas Sumatera Utara telah menjadi pihak pada Konvensi sesuai dengan Pasal 1B Konvensi, kecuali apabila; diperluas berdasarkan Pasal 13 Konvensi, akan berlaku juga berdasarkan Protokol ini. • Pasal V Aksesi Protokol ini akan terbuka untuk aksesi bagi semua negara Pihak pada Konvensi dan tiap Negara Anggota Perserikatan Bangsa-bangsa lainnya atau tiap anggota badan khusus atau tiap negara yang mungkin diundang oleh Majelis Umum PBB untuk beraksesi. Aksesi akan diakukan dengan penyimpanan piagam aksesi pada Sekretari Jenderal PBB. • Pasal VI Klausul Federal Dalam hal Negara Federal atau Negara yang bukan negara kesatuan akan berlaku ketentuan-ketentuan berikut: a. Mengenai pasal-pasal Konvensi yang akan diterapkan sesuai dengan Pasal 1 , ayat 1 Protokol ini yang termasuk dalam yuridiski legislatif kekuasaan legislatif federal, kewajiban- kewajiban Pemerintah Federal pada Tingkat ini sama dengan kewajiban-kewajiban Negara-negara Pihak yang bukan negara- negara Federal. b. Mengenai pasal-pasal Konvensi yang akan diterapkan sesuai dengan Pasal I ayat 1 Protokol ini yang termasuk dalam Universitas Sumatera Utara yuridiksi legislatif negara-negara bagian, provinsi-provinsi atau kantor, yang menurut sistem konstitusional federasi, Pemerintah Federal akan menyampaikan pasal-pasal termaksud dengan rekomendasi yang baik kepada instansi-instansi yang cocok dari Negara-negara bagian, provinsi-provinsi atau kanton secepat mungkin untuk diperhatikan; c. Negara Federal Pihak pada Protokol ini atas permintaan Negara pihak lain pada Protokol ini yang disampaikan melalui Sekretaris Jenderal PBB akan memberikan keterangan tentang undang-undang dan praktik Federasi dan unit-unit bagiannya mengenai ketentuan tertentu Konvensi yang akan dilaksanakan sesuai dengan Pasal I ayat 1 Protokol ini yang menunjukkan jangkauan berlakunya ketentuan itu yang ditentukan oleh tindakan legislatif atau tindakan lain.

2.6.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab Negara Pihak