Sejarah Berdirinya UNHCR Perkembangan UNHCR

Organisasi ini memiliki tugas untuk memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan internasional dalam melindungi pengungsi, pencari suaka maupun orang- orang tanpa kewarganegaraan dan menyelesaikan permasalahan pengungsi di dunia. UNHCR ini juga memastikan setiap pengungsi mendapatkan hak untuk memperoleh perlindungan. Dalam melaksanakan fungsinya, UNHCR berpedoman kepada Konvensi Jenewa tahun 1951 dan Protokol Tambahan 1967 sebagai pedoman acuhan.

2.2 Sejarah Berdirinya UNHCR

UNHCR atau Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa Uursan Pengungsi merupakan organisasi internsional yang berlandaskan asas kemanusiaan humanity. Sesuai dengan namanya organisasi ini didirikan untuk membantu para pengungsi-pengungsi yang menjadi korban akibat adanya perang, bencana alam, penganiayaan, kekerasan dan lainnya yang membuat seseorang harus mengalami penderitaan dan membutuhkan perlindungan. Sejak awal didirikan sebenarnya organisasi ini hanya difokuskan pada penanganan terhadap orang-orang yang menjadi korban pengungsi akibat konflik Perang Dunia II, dimana wilayah penanganannya hanya terkonsentrasi di kawasan Benua Eropa saja. Pada dasarnya organisasi ini hanya diberi mandat selama 3 tahun untuk menjalankan tugasnya dalam membantu korban-korban pengungsian pasca Perang Dunia II. Namun ternyata, kehadiran UNHCR dirasakan sangat Universitas Sumatera Utara membantu dalam melindungi umat manusia yang membutuhkan perlindungan dikarenakan konflik-konflik negara yang terjadi. Setelah lewat masa kerja UNHCR yang awalnya hanya dimandatkan 3 tahun, PBB merasa badan organisasi ini cukup penting mengingat semakin banyaknya konflik-konflik yang terjadi di dunia, semakin banyaknya perang, penganiayaan, pelanggaran terhadap hak asasi manusia yang menjadikan rakyat yang tidak bersalah menjadi korban, maka UNHCR tidak dibubarkan melainkan tetap menjalankan tugasnya dalam memberikan perlindungan kepada orang-orang yang menjadi korban pengungsian akibat adanya konflik maupun perang.

2.3 Perkembangan UNHCR

• 14 Desember 1950 Majelis Umum PBB mendirikan organisasi Komisaris Tinggi untuk Pengungsi UNHCR. Sesuai dengan kepengurusan nya, organisasi ini bersifat kemanusiaan dan sosial guna membantu orang- orang yang menjadi pengungsi. • Tahun 1951 Majelis Umum PBB mengadakan konferensi dengan Wakil- Wakil Negara Berkuasa Penuh untuk menyusun suatu dokumen tentang kepengurusan pengungsi dan menandatangani dokumen tersebut yang dirangkum dalam Konvensi Mengenai Status Pengungsi. Konvensi ini dilatarbelakangi banyaknya korban pengungsi pasca Perang Dunai II di Eropa. Universitas Sumatera Utara • Tahun 1954, UNHCR berhasil memenangkan penghargaan Nobel Peace atas peran dan kerja kerasnya ikut andil dalam membantu pengungsi di Eropa. • Tahun 1956, terjadi peristiwa runtuhnya Revolusi Hungaria yang disebabkan oleh penyerangan Soviet. Karena peristiwa tersebut jumlah korban-korban pengungsi mengalami penaikan drastis, hal ini membuat UNHCR kesulitan dalam menangani banyaknya jumlah pengungsi saat itu. Melalui peristiwa tersebut, peran UNHCR dalam menangani pengungsi semakin tidak dapat dipandang sebelah mata, karena organisasi ini sangatlah dibutuhkan. • Tahun 1960, peristiwa Dekolonisasi di Afrika menyebabkan krisis pengungsi dalam jumlah yang besar sehingga membutuhkan intervensi dan peran langsung dari UNHCR. • Tahun 1967, dilakukan revisi terhadap Konvensi 1951 yang dikenal dengan Protokol Tambahan 1967. Dalam isi Protokol 1967 memperluas penerapan Konvensi 1951. Protokol 1967 menghapuskan batasan-batasan letak geografis dimana yang awalnya Konvensi 1951 membatasi pengakuan Konvensi atas pengungsi hanya kepada orang-orang di Eropa yang menjadi korban pengungsi dikarenakan kejadian pasca Perang Dunia II. Hal ini berlandaskan atas semakin banyaknya terjadi peristiwa- peristiwa yang menyebabkan krisis pengungsi yang semakin banyak tidak Universitas Sumatera Utara hanya di Eropa namun juga di berbagai wilayah seperti kawasan Asia dan Afrika. • Tahun 1980 terjadi peperangan di wilayah Asia-Afrika yang menimbulkan banyak korban pengungsi Libanon, Somalia, Srilanka, Afghanistan, Urganda. UNHCR melalui Konvensi 1951 dan Protokol 1967 melaksanakan fungsinya dalam penanggulangan pengungsi di kawasan Asia-Afrika tersebut. • Tahun 1981 UNHCR kembali mendapatkan penghargaan atas kontribusinya berupa bantuan global dalam membantu para pengungsi. • Selama 2 dekade dari tahun 1980an sampai awal tahun 2000an UNHCR membantu mengatasi pergerakan manusia di Asia dan Latin Amerika. • Tahun 2000an UNHCR tetap terus menjalankan tugas untuk membantu para pengungsi di berbagai wilayah. Saat itu juga UNHCR dimintai bantuannya untuk membantu para pengungsi internal yang disebabkan oleh konflik. Peran UNHCR semakin meluas tidak hanya sebatas membantu pengungsi namun juga ditunjuk oleh Sidang Umum PBB agar UNHCR dapat menangani bantuan bagi orang-orang tanpa kewarganegaaran yaitu dengan memberikan bantuan hukum kepada orang- orang yang tidak berkewarganegaraan dan membantu menghindari serta menghapus adanya orang tanpa status kewarganegaraan di dunia. Dalam penanganan orang tanpa kewarganegaraan, bertolak dari Konvensi 1954 mengenai Status Warga Tanpa Negara, UNHCR akan memberikan Universitas Sumatera Utara bantuan kepada individu dengan membantu menyelesaikan masalah hukum mereka dan membantu memperoleh dokumen yang diperlukan, membantu negara untuk melaksanakan dan meperkuat hukumnya, menyebarkan informasi terkait serta menyusun dokumen pengawasan global. 34 • Sampai saat ini UNHCR tetap menjalankan fungsinya dalam membantu pengungsi maupun orang-orang tanpa kewarganegaraan. Akhir tahun 2014 tercatat sekitar 9330 orang yang tergabung sebagai karyawan UNHCR yang tersebar di 125 negara di dunia, baik di daerah pusat maupun daerah terpencil, termasuk 702 orang yang bekerja di kantor pusat UNHCR di Geneva,Swiss. Saat ini UNHCR mengurus 36,4 juta orang yang diantaranya terdiri dari: 15,6 juta pengungsi internal, 10,4 juta pengungsi, sekitar 2,5 juta orang yang kembali ke negara asalnya, 6,5 juta orang tanpa kewarganegaraan, lebih dari 980,000 orang yang mencari suaka perlindungan dan lebih dari 400,000 orang yang menjadi perhatian UNHCR lainnya. 35

2.4 Fungsi dan Wewenang UNHCR